BNI Dapat Fasilitas Pinjaman dari Bank Asing, Nilainya Capai USD 600 Juta

Dana hasil pinjaman dari bank asing ini akan digunakan antara lain untuk pembiayaan kembali utang yang ada (debt refinancing) serta akan digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum BNI.

oleh Arthur Gideon diperbarui 11 Nov 2024, 18:32 WIB
Gedung PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. (Dok BNI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memperoleh fasiltas pinjaman dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS) dari sejumlah bank asing pada 8 November 2024. Fasilitas pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai kembali utang perusahaan (refinancing. 

Corporate Secretary PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Okki Rushartomo menjelaskan BNI telah menandatangani Facility Agreement atas fasilitas pinjaman sebesar USD 600 juta dengan Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd (OCBC), Bank of America, National Association-Singapore Branch, CIMB Bank Berhad Singapore Branch, CTBC Bank co, Ltd, DBS Bank Ltd, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Singapore Branch sebagai Mandated Lead Arrangers & Bookrunners (MLAB).

PT Bank DBS Indonesia akan bertindak sebagai Agen untuk fasilitas pinjaman ini.

"Apabila telah memenuhi syarat dan ketentuan, dana (pinjaman) akan masuk pada tanggal 20 November 2024," jelas dia dalam keterbukaan informasi ke BEI, Senin (11/11/2024).

Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu empat tahun dan bersifat clean basis atau tanpa jaminan. Dana hasil pinjaman dari bank asing ini akan digunakan antara lain untuk pembiayaan kembali utang yang ada (debt refinancing) serta akan digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum Perseroan.

"Fasilitas loan ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan Perseroan,"jelas dia. 


Laba Solid

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) kini mencapai usianya yang ke-73 tahun. Sebuah ikon baru diresmikan sabagai salah satu kado istimewa pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) BNI tersebut, yaitu Gedung Menara BNI di kawasan Pejompongan, Jakarta, pada Jumat (5 Juli 2019).

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mencatat kinerja keuangan yang solid pada kuartal III-2024, didorong oleh perbaikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan non bunga.

Laba bersih BNI untuk periode sembilan bulan yang berakhir September 2024 mencapai Rp 16,3 triliun didorong oleh pulihnya pendapatan operasional dan kualitas aset yang terjaga dengan baik.

Berbeda dengan tahun–tahun sebelumnya, pada tahun ini pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI terutama berasal dari pertumbuhan tabungan ritel, sejalan dengan program transformasi struktur pendanaan. Hal ini berdampak pada perbaikan Cost of Fund (CoF) BNI yang tercermin pada rasio Net Interest Margin (NIM) kuartal III-2024.

"Pertumbuhan ini didukung oleh program terstruktur perusahaan, termasuk digitalisasi aplikasi mobile terbaru, wondr by BNI serta transformasi jaringan cabang yang berfokus pada sales culture," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam paparan kinerja BNI, Jumat (25/10/2024).

 


Dukung Pertumbuhan Ekonomi

BNI terus menunjukkan konsistensinya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan mengoptimalkan peluang ekspansi yang tersedia.

BNI melihat peluang pertumbuhan bisnis yang signifikan dan berkelanjutan sejalan dengan visi pemerintah terkait peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan serta berbagai program sektoral meliputi infrastruktur, ketahanan energi dan pangan, pemberdayaan UKM, hilirisasi industri termasuk pertanian dan perikanan, serta program perumahan.

Optimisme terhadap kebijakan prioritas ekonomi pemerintahan baru, yang diiringi dengan proses transisi yang berjalan lancar, diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kredit di sektor perbankan di masa mendatang. Royke menyatakan, kinerja solid BNI pada kuartal III-2024 mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi baik domestik maupun global.

"Transformasi bisnis yang kami lakukan secara konsisten telah memperkuat fundamental BNI, sehingga memungkinkan kami untuk menangkap peluang dalam mempercepat pertumbuhan," ujar Royke.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya