Mengenal Lebih Dekat Juara MHQ Tingkat ASEAN yang Pernah Didiskualifikasi Sepihak

Tahun 2019 membawa cerita tersendiri dalam perjalanan seorang penghafal Al-Qur’an. Setelah berhasil meraih prestasi di berbagai kompetisi sebelumnya, ia kembali menunjukkan kemampuannya dengan meraih juara pertama dalam cabang Tahfidz 20 Juz pada Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Provinsi Jawa Barat.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 13 Nov 2024, 04:00 WIB
Himma Aliyah

Liputan6.com, Yogyakarta - Mengukir prestasi di bidang tahfidz Al-Qur’an bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, seorang hafizah muda Indonesia telah membuktikan dedikasinya melalui berbagai pencapaian di tingkat provinsi, nasional, hingga internasional.

Himma Aliyah namanya, lahir di Cirebon tepatnya 15 Januari 1998. Ia memulai kegiatan MTQ sejak masih duduk di bangku kelas 3 aliyah pada 2017 silam.

Perjalanan prestasinya dimulai pada tahun 2018, ketika ia berhasil meraih juara 2 cabang Tahfidz 20 Juz dalam MTQ tingkat Provinsi Jawa Barat. Prestasi ini mengantarkannya ke MTQ Nasional 2018 yang diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara.

Di penghujung tahun yang sama, pencapaian internasional pertamanya terukir dengan menjadi juara 1 cabang 20 Juz pada MHQ Tingkat ASEAN yang diselenggarakan oleh Qatar dan Pesantren Darunnajah Jakarta. Tidak berhenti di situ, awal tahun 2019 ia kembali berprestasi dengan meraih juara 2 cabang 20 Juz pada MHQ Nasional yang diselenggarakan Kedutaan Saudi Arabia.

Pernah Didiskualifikasi di Tingkat Nasional

Tahun 2019 membawa cerita tersendiri dalam perjalanan seorang penghafal Al-Qur’an. Setelah berhasil meraih prestasi di berbagai kompetisi sebelumnya, ia kembali menunjukkan kemampuannya dengan meraih juara pertama dalam cabang Tahfidz 20 Juz pada Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Provinsi Jawa Barat.

Prestasi ini seharusnya membuka jalan baginya untuk melangkah ke kompetisi tingkat nasional. Namun, perjalanan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Di tingkat nasional, ia menghadapi situasi yang tidak terduga ketika dirinya terkena diskualifikasi yang mengakibatkan tidak bisa melanjutkan partisipasi dalam kompetisi tersebut.

Meski menghadapi situasi yang tidak mudah, pengalaman ini justru menjadi titik pembelajaran berharga. Bukannya menyerah, ia justru bangkit dan membuktikan ketangguhannya dengan terus mengasah kemampuan. Hal ini terbukti dari prestasi-prestasi yang ia raih di tahun-tahun berikutnya.

Tahun 2022 menjadi tahun yang istimewa, dimana Ia mengambil tantangan lebih besar dengan beralih ke cabang Tahfidz 30 Juz dan Tafsir Bahasa Indonesia. Keberaniannya berbuah manis dengan meraih juara 1 di tingkat provinsi dan berlanjut ke MTQ Nasional di Kalimantan Selatan.

Puncaknya, pada pertengahan 2024, ia berkesempatan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional melalui "The American International Holy Qur'an" untuk cabang Tahfidz 30 Juz. Dalam kompetisi bergengsi ini, Ia berhasil meraih peringkat ke-6 atau Juara Harapan 3.

Prestasi-prestasi ini menunjukkan bagaimana dedikasi, ketekunan, dan konsistensi dalam menghafal Al-Qur’an dapat mengantarkan seseorang ke berbagai tingkat kompetisi. Lebih dari sekadar prestasi, pencapaian ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus mendalami dan mencintai Al-Qur’an.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya