Pengertian Biaya Overhead Variabel, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Pelajari tentang biaya overhead variabel, jenis-jenisnya, dan cara menghitungnya. Pahami pentingnya biaya ini untuk pengelolaan keuangan bisnis yang efektif.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Nov 2024, 14:07 WIB
biaya overhead variabel adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Dalam menjalankan suatu usaha, pemahaman mendalam tentang berbagai komponen biaya sangatlah penting. Salah satu jenis biaya yang perlu dipahami dengan baik adalah biaya overhead variabel. Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang biaya overhead variabel, mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara perhitungan, hingga strategi pengelolaannya.


Pengertian Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead variabel adalah komponen biaya tidak langsung yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan tingkat aktivitas atau volume produksi suatu perusahaan. Berbeda dengan biaya overhead tetap yang nilainya cenderung konstan, biaya overhead variabel akan meningkat ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun saat aktivitas bisnis berkurang.

Karakteristik utama dari biaya overhead variabel adalah:

  • Berfluktuasi sesuai dengan tingkat produksi atau aktivitas bisnis
  • Dapat ditelusuri ke produk atau layanan tertentu, namun tidak secara langsung
  • Meningkat secara proporsional dengan peningkatan output
  • Dapat mencapai nol jika tidak ada aktivitas produksi

Pemahaman yang baik tentang biaya overhead variabel sangat penting bagi manajemen perusahaan dalam melakukan perencanaan, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan strategis. Dengan mengetahui komponen biaya ini, perusahaan dapat lebih akurat dalam menghitung harga pokok produksi, menentukan harga jual, dan menganalisis profitabilitas.


Jenis-Jenis Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead variabel dapat dibagi menjadi beberapa kategori utama. Berikut adalah jenis-jenis biaya overhead variabel yang umum ditemui dalam operasional bisnis:

1. Biaya Bahan Tidak Langsung

Biaya ini mencakup bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi namun tidak dapat secara langsung ditelusuri ke produk akhir. Contohnya termasuk pelumas mesin, bahan pembersih, dan bahan kemasan.

2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Meliputi upah atau gaji karyawan yang terlibat dalam proses produksi namun tidak secara langsung menghasilkan produk. Contohnya adalah upah pengawas produksi, petugas kebersihan pabrik, dan teknisi pemeliharaan mesin.

3. Biaya Utilitas

Termasuk biaya listrik, air, dan gas yang digunakan dalam proses produksi. Biaya ini umumnya bervariasi sesuai dengan tingkat aktivitas produksi.

4. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan

Mencakup biaya untuk menjaga peralatan dan fasilitas produksi tetap berfungsi dengan baik. Semakin tinggi aktivitas produksi, semakin besar pula biaya pemeliharaan yang diperlukan.

5. Biaya Pengiriman dan Transportasi

Meliputi biaya untuk mengirimkan bahan baku ke pabrik atau produk jadi ke pelanggan. Biaya ini biasanya meningkat seiring dengan peningkatan volume produksi dan penjualan.

6. Biaya Komisi Penjualan

Jika perusahaan menggunakan sistem komisi untuk tim penjualan, maka biaya ini akan bervariasi sesuai dengan tingkat penjualan yang dicapai.

7. Biaya Perlengkapan

Termasuk biaya untuk perlengkapan kantor, alat tulis, dan bahan habis pakai lainnya yang penggunaannya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis.

Memahami berbagai jenis biaya overhead variabel ini penting bagi manajemen untuk dapat mengidentifikasi area-area di mana efisiensi dapat ditingkatkan. Dengan mengelola setiap komponen biaya ini secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan profitabilitasnya secara keseluruhan.


Perbedaan dengan Biaya Overhead Tetap

Untuk memahami biaya overhead variabel dengan lebih baik, penting untuk membandingkannya dengan biaya overhead tetap. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara kedua jenis biaya overhead ini:

1. Fluktuasi Biaya

Biaya overhead variabel berubah sesuai dengan tingkat aktivitas atau volume produksi. Semakin tinggi aktivitas, semakin besar biayanya. Sebaliknya, biaya overhead tetap cenderung konstan tanpa memperhatikan tingkat aktivitas bisnis.

2. Hubungan dengan Output

Biaya overhead variabel memiliki hubungan langsung dengan output produksi. Ketika produksi meningkat, biaya ini juga meningkat secara proporsional. Biaya overhead tetap tidak memiliki hubungan langsung dengan output dan tetap sama terlepas dari jumlah produksi.

3. Prediktabilitas

Biaya overhead tetap lebih mudah diprediksi dan dianggarkan karena nilainya relatif stabil dari waktu ke waktu. Biaya overhead variabel lebih sulit diprediksi karena bergantung pada fluktuasi aktivitas bisnis.

4. Pengaruh terhadap Laba per Unit

Biaya overhead variabel mempengaruhi laba per unit secara langsung. Setiap peningkatan dalam biaya variabel akan mengurangi laba per unit. Biaya overhead tetap, ketika dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi, akan menurun per unitnya saat volume produksi meningkat.

5. Kontrol Manajemen

Manajemen memiliki kontrol yang lebih besar atas biaya overhead variabel dalam jangka pendek. Biaya ini dapat disesuaikan dengan cepat sesuai dengan perubahan tingkat produksi. Biaya overhead tetap sulit diubah dalam jangka pendek dan memerlukan keputusan strategis jangka panjang untuk dimodifikasi.

6. Risiko Bisnis

Perusahaan dengan proporsi biaya overhead variabel yang lebih tinggi cenderung memiliki risiko bisnis yang lebih rendah karena biaya-biaya ini akan menurun saat penjualan menurun. Sebaliknya, perusahaan dengan biaya overhead tetap yang tinggi menghadapi risiko lebih besar karena biaya-biaya ini tetap ada bahkan saat penjualan menurun.

7. Analisis Break-even

Dalam analisis titik impas (break-even), biaya overhead variabel mempengaruhi kemiringan garis biaya total, sementara biaya overhead tetap mempengaruhi titik potong garis biaya dengan sumbu y.

Memahami perbedaan-perbedaan ini sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan strategi bisnis, mengelola biaya, dan membuat keputusan pricing yang tepat. Kombinasi yang optimal antara biaya overhead tetap dan variabel dapat membantu perusahaan mencapai fleksibilitas operasional sambil mempertahankan efisiensi biaya jangka panjang.


Contoh Biaya Overhead Variabel

Untuk memberikan pemahaman yang lebih konkret tentang biaya overhead variabel, berikut adalah beberapa contoh spesifik yang sering ditemui dalam berbagai jenis bisnis:

1. Industri Manufaktur

  • Biaya listrik untuk menjalankan mesin produksi
  • Biaya bahan bakar untuk forklift dan kendaraan pabrik
  • Biaya pelumas dan cairan pendingin mesin
  • Upah lembur pekerja pabrik
  • Biaya pengepakan dan pengemasan produk

2. Industri Jasa

  • Biaya perlengkapan untuk layanan pelanggan (misalnya, di salon atau spa)
  • Biaya bahan bakar untuk kendaraan pengiriman (misalnya, dalam bisnis kurir)
  • Biaya makanan dan minuman di industri perhotelan
  • Biaya komisi untuk agen penjualan atau broker

3. Industri Ritel

  • Biaya kantong belanja dan material pengepakan
  • Biaya listrik untuk pendingin ruangan dan pencahayaan toko
  • Biaya pengiriman untuk pesanan online
  • Biaya pemrosesan kartu kredit

4. Industri Teknologi

  • Biaya hosting dan bandwidth untuk layanan berbasis cloud
  • Biaya lisensi perangkat lunak per pengguna
  • Biaya dukungan pelanggan yang meningkat seiring pertumbuhan basis pengguna

5. Industri Pertanian

  • Biaya pupuk dan pestisida
  • Biaya air untuk irigasi
  • Biaya bahan bakar untuk mesin pertanian
  • Biaya tenaga kerja musiman untuk panen

6. Industri Konstruksi

  • Biaya bahan habis pakai seperti paku, sekrup, dan lem
  • Biaya sewa peralatan khusus untuk proyek tertentu
  • Biaya listrik dan air di lokasi konstruksi

7. Industri Kesehatan

  • Biaya perlengkapan medis sekali pakai
  • Biaya obat-obatan dan bahan kimia laboratorium
  • Biaya linen dan layanan laundry

Penting untuk dicatat bahwa klasifikasi biaya sebagai overhead variabel dapat berbeda-beda tergantung pada sifat bisnis dan bagaimana biaya tersebut berperilaku dalam konteks operasional spesifik perusahaan. Beberapa biaya mungkin memiliki komponen tetap dan variabel, yang dikenal sebagai biaya semi-variabel.

Dengan memahami contoh-contoh ini, manajemen dapat lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengelola biaya overhead variabel dalam bisnis mereka. Hal ini memungkinkan untuk pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam hal penentuan harga, perencanaan produksi, dan strategi pengendalian biaya.


Cara Menghitung Biaya Overhead Variabel

Perhitungan biaya overhead variabel merupakan aspek penting dalam manajemen biaya dan akuntansi manajerial. Berikut adalah langkah-langkah dan metode untuk menghitung biaya overhead variabel:

1. Identifikasi Biaya Overhead Variabel

Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua biaya yang termasuk dalam kategori overhead variabel. Ini melibatkan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua biaya operasional dan memisahkan yang bersifat variabel dari yang tetap.

2. Tentukan Periode Waktu

Pilih periode waktu yang akan digunakan untuk perhitungan, misalnya bulanan atau tahunan. Konsistensi dalam periode waktu penting untuk analisis yang akurat.

3. Pilih Dasar Alokasi (Cost Driver)

Identifikasi faktor yang paling mempengaruhi perubahan biaya overhead variabel, seperti jam kerja langsung, jam mesin, atau unit produksi.

4. Kumpulkan Data Historis

Kumpulkan data historis tentang biaya overhead variabel dan tingkat aktivitas terkait untuk beberapa periode.

5. Hitung Tarif Biaya Overhead Variabel

Gunakan rumus berikut:

Tarif Biaya Overhead Variabel = Total Biaya Overhead Variabel / Total Unit Cost Driver

Contoh: Jika total biaya overhead variabel adalah Rp100.000.000 dan total jam kerja langsung adalah 50.000 jam, maka:

Tarif Biaya Overhead Variabel = Rp100.000.000 / 50.000 jam = Rp2.000 per jam kerja langsung

6. Terapkan Tarif ke Tingkat Aktivitas Aktual

Untuk menghitung biaya overhead variabel untuk periode tertentu, kalikan tarif dengan tingkat aktivitas aktual:

Biaya Overhead Variabel = Tarif Biaya Overhead Variabel × Tingkat Aktivitas Aktual

Contoh: Jika dalam satu bulan terdapat 5.000 jam kerja langsung, maka:

Biaya Overhead Variabel = Rp2.000 × 5.000 = Rp10.000.000

7. Analisis Varians

Bandingkan biaya overhead variabel aktual dengan yang dianggarkan untuk mengidentifikasi varians dan alasannya.

Metode Alternatif: Analisis Regresi

Untuk perhitungan yang lebih akurat, terutama jika hubungan antara biaya dan tingkat aktivitas tidak sepenuhnya linear, analisis regresi dapat digunakan:

  1. Kumpulkan data historis tentang biaya overhead dan tingkat aktivitas.
  2. Gunakan software statistik atau spreadsheet untuk melakukan analisis regresi.
  3. Hasilnya akan memberikan persamaan Y = a + bX, di mana Y adalah total biaya overhead, a adalah komponen biaya tetap, b adalah tarif variabel per unit aktivitas, dan X adalah tingkat aktivitas.

Pertimbangan Penting

  • Pastikan untuk memperbarui perhitungan secara berkala karena tarif biaya overhead variabel dapat berubah seiring waktu.
  • Pertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi, perubahan teknologi, atau efisiensi operasional yang dapat mempengaruhi biaya overhead variabel.
  • Gunakan metode yang konsisten untuk perbandingan yang akurat antar periode.

Dengan menguasai cara menghitung biaya overhead variabel, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih informasi tentang penentuan harga, perencanaan produksi, dan pengendalian biaya. Hal ini juga membantu dalam menyusun anggaran yang lebih akurat dan melakukan analisis profitabilitas yang lebih mendalam.


Manfaat Memahami Biaya Overhead Variabel

Pemahaman yang mendalam tentang biaya overhead variabel memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan dalam mengelola keuangan dan operasional bisnisnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari memahami biaya overhead variabel:

1. Penentuan Harga yang Lebih Akurat

Dengan memahami biaya overhead variabel, perusahaan dapat menentukan harga produk atau layanan dengan lebih tepat. Ini memungkinkan penetapan margin keuntungan yang lebih akurat dan kompetitif di pasar.

2. Perencanaan dan Penganggaran yang Lebih Baik

Pengetahuan tentang bagaimana biaya overhead variabel berperilaku membantu dalam menyusun anggaran yang lebih realistis dan fleksibel. Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih siap menghadapi fluktuasi dalam aktivitas bisnis.

3. Pengambilan Keputusan Strategis

Pemahaman tentang biaya overhead variabel membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis seperti apakah akan memproduksi sendiri atau membeli dari luar (make or buy decisions), atau apakah akan menerima pesanan khusus.

4. Pengendalian Biaya yang Lebih Efektif

Dengan mengetahui komponen biaya overhead variabel, perusahaan dapat mengidentifikasi area-area di mana penghematan biaya dapat dilakukan tanpa mengorbankan kualitas atau efisiensi operasional.

5. Analisis Profitabilitas yang Lebih Mendalam

Pemahaman yang baik tentang biaya overhead variabel memungkinkan analisis profitabilitas yang lebih akurat untuk setiap lini produk atau segmen pelanggan.

6. Peningkatan Efisiensi Operasional

Dengan memahami bagaimana biaya overhead variabel berubah seiring dengan tingkat aktivitas, perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi dan operasional untuk mencapai efisiensi maksimum.

7. Manajemen Risiko yang Lebih Baik

Pemahaman tentang biaya overhead variabel membantu perusahaan dalam mengelola risiko finansial dengan lebih baik, terutama dalam menghadapi fluktuasi permintaan pasar.

8. Evaluasi Kinerja yang Lebih Akurat

Dengan memisahkan biaya overhead variabel dari biaya tetap, perusahaan dapat mengevaluasi kinerja departemen atau manajer dengan lebih adil dan akurat.

9. Fleksibilitas dalam Merespon Perubahan Pasar

Pemahaman yang baik tentang struktur biaya overhead variabel memungkinkan perusahaan untuk lebih cepat dan fleksibel dalam merespon perubahan kondisi pasar.

10. Peningkatan Daya Saing

Dengan mengelola biaya overhead variabel secara efektif, perusahaan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar melalui struktur biaya yang lebih efisien.

Manfaat-manfaat ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman yang mendalam tentang biaya overhead variabel dalam konteks manajemen keuangan dan operasional perusahaan. Dengan memanfaatkan pemahaman ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, profitabilitas, dan daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif.


Tips Pengelolaan Biaya Overhead Variabel

Pengelolaan biaya overhead variabel yang efektif dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas perusahaan. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk mengelola biaya overhead variabel dengan lebih baik:

1. Implementasi Sistem Pelacakan Biaya yang Akurat

Gunakan sistem akuntansi yang canggih untuk melacak dan mengkategorikan biaya overhead variabel secara akurat. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi tren dan anomali dalam pengeluaran.

2. Lakukan Analisis Reguler

Secara berkala analisis biaya overhead variabel untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perhatian atau perbaikan. Bandingkan biaya aktual dengan anggaran dan periode sebelumnya untuk mendeteksi penyimpangan.

3. Optimalkan Penggunaan Sumber Daya

Cari cara untuk menggunakan sumber daya yang ada secara lebih efisien. Misalnya, optimalkan jadwal produksi untuk mengurangi biaya listrik atau bahan bakar.

4. Negosiasikan dengan Pemasok

Coba negosiasikan harga yang lebih baik dengan pemasok, terutama untuk bahan-bahan yang digunakan dalam jumlah besar. Pertimbangkan kontrak jangka panjang atau pembelian dalam jumlah besar untuk mendapatkan diskon.

5. Implementasikan Teknologi Hemat Energi

Investasikan dalam teknologi dan peralatan yang lebih hemat energi untuk mengurangi biaya utilitas jangka panjang.

6. Terapkan Lean Management

Adopsi prinsip-prinsip lean management untuk mengurangi pemborosan dalam proses produksi dan operasional, yang pada gilirannya akan mengurangi biaya overhead variabel.

7. Outsourcing Strategis

Pertimbangkan untuk mengalihdayakan beberapa fungsi non-inti yang dapat menghasilkan biaya overhead variabel yang tinggi jika dilakukan secara internal.

8. Fleksibilitas Tenaga Kerja

Gunakan tenaga kerja paruh waktu atau kontrak untuk menangani fluktuasi dalam permintaan, daripada mengandalkan sepenuhnya pada staf tetap.

9. Pelatihan Karyawan

Latih karyawan tentang pentingnya efisiensi biaya dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam mengurangi biaya overhead variabel.

10. Gunakan Analisis Prediktif

Manfaatkan analisis data dan teknik prediktif untuk meramalkan tren biaya overhead variabel di masa depan dan merencanakan sesuai dengan itu.

11. Evaluasi Struktur Insentif

Pastikan bahwa struktur insentif untuk karyawan sejalan dengan tujuan pengendalian biaya overhead variabel.

12. Pertimbangkan Automasi

Investasikan dalam automasi untuk tugas-tugas yang berulang dan memakan banyak tenaga kerja, yang dapat mengurangi biaya tenaga kerja variabel dalam jangka panjang.

13. Lakukan Benchmarking

Bandingkan biaya overhead variabel perusahaan Anda dengan standar industri untuk mengidentifikasi area-area yang memerlukan perbaikan.

14. Tinjau dan Sesuaikan Secara Berkala

Secara rutin tinjau dan sesuaikan strategi pengelolaan biaya overhead variabel Anda untuk memastikan efektivitasnya dalam menghadapi perubahan kondisi bisnis.

Dengan menerapkan tips-tips ini, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan biaya overhead variabel mereka. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan profitabilitas, tetapi juga meningkatkan daya saing perusahaan di pasar yang semakin menantang.


Pengaruh Biaya Overhead Variabel terhadap Keuangan Perusahaan

Biaya overhead variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek keuangan perusahaan. Memahami pengaruh ini sangat penting untuk manajemen keuangan yang efektif dan pengambilan keputusan strategis. Berikut adalah beberapa cara utama di mana biaya overhead variabel mempengaruhi keuangan perusahaan:

1. Dampak pada Profitabilitas

Biaya overhead variabel secara langsung mempengaruhi margin keuntungan perusahaan. Ketika biaya ini meningkat, margin keuntungan cenderung menurun kecuali perusahaan dapat menaikkan harga jual atau meningkatkan efisiensi operasional.

2. Pengaruh pada Arus Kas

Fluktuasi dalam biaya overhead variabel dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Peningkatan yang tidak terduga dalam biaya ini dapat menyebabkan tekanan pada likuiditas jangka pendek.

3. Implikasi pada Penentuan Harga

Perubahan dalam biaya overhead variabel sering kali memerlukan penyesuaian dalam strategi penentuan harga. Perusahaan mungkin perlu mempertimbangkan kenaikan harga atau penyesuaian margin untuk mengimbangi peningkatan biaya.

4. Efek pada Analisis Break-even

Biaya overhead variabel mempengaruhi titik impas (break-even point) perusahaan. Peningkatan dalam biaya ini akan menggeser titik impas ke atas, yang berarti perusahaan perlu menjual lebih banyak unit untuk mencapai profitabilitas.

5. Dampak pada Perencanaan Anggaran

Sifat variabel dari biaya ini dapat membuat perencanaan anggaran menjadi lebih menantang. Perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai skenario tingkat aktivitas untuk merencanakan anggaran yang akurat.

6. Pengaruh pada Keputusan Investasi

Tingkat biaya overhead variabel dapat mempengaruhi keputusan investasi perusahaan. Misalnya, perusahaan mungkin mempertimbangkan investasi dalam teknologi yang dapat mengurangi biaya variabel jangka panjang.

7. Implikasi pada Struktur Modal

Perusahaan dengan proporsi biaya overhead variabel yang tinggi mungkin memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam struktur modalnya, karena risiko operasional mereka lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki biaya tetap yang tinggi.

8. Efek pada Valuasi Perusahaan

Kemampuan perusahaan untuk mengelola biaya overhead variabel secara efektif dapat mempengaruhi persepsi investor dan, pada gilirannya, valuasi perusahaan.

9. Dampak pada Strategi Pertumbuhan

Perusahaan dengan pemahaman yang baik tentang biaya overhead variabel mereka dapat membuat keputusan yang lebih informasi tentang strategi pertumbuhan, seperti ekspansi ke pasar baru atau pengenalan produk baru.

10. Pengaruh pada Manajemen Risiko

Biaya overhead variabel yang tinggi dapat meningkatkan risiko operasional perusahaan, terutama dalam menghadapi fluktuasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya