Infotainment Adalah: Fenomena Hiburan Informasi di Era Digital

Infotainment adalah perpaduan informasi dan hiburan yang populer di media. Pelajari definisi, sejarah, dampak, dan kontroversi seputar infotainment di Indonesia.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Nov 2024, 11:45 WIB
infotainment adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Infotainment telah menjadi fenomena yang tak terpisahkan dari lanskap media di Indonesia. Perpaduan antara informasi dan hiburan ini telah mengubah cara masyarakat mengonsumsi berita, terutama yang berkaitan dengan kehidupan selebriti. Namun, di balik popularitasnya, infotainment juga menuai berbagai kritik dan kontroversi. Mari kita telusuri lebih dalam tentang apa itu infotainment, sejarahnya, dampaknya, serta pro dan kontra yang melingkupinya.


Definisi Infotainment

Infotainment adalah istilah yang berasal dari penggabungan kata "information" (informasi) dan "entertainment" (hiburan). Secara harfiah, infotainment dapat diartikan sebagai penyajian informasi yang dikemas dalam bentuk hiburan. Di Indonesia, infotainment umumnya merujuk pada program televisi yang menyajikan berita seputar kehidupan selebriti, mulai dari karir, kehidupan pribadi, hingga gosip dan rumor yang beredar.

Definisi infotainment sebenarnya lebih luas dari sekadar berita selebriti. Dalam konteks global, infotainment mencakup berbagai format program yang memadukan unsur informasi dan hiburan, seperti talk show, reality show, atau bahkan berita ringan yang disajikan dengan gaya santai dan menghibur. Namun di Indonesia, istilah ini telah mengalami penyempitan makna dan lebih identik dengan berita selebriti.

Karakteristik utama infotainment adalah:

  • Fokus pada kehidupan pribadi tokoh publik, terutama selebriti
  • Penyajian informasi dengan gaya ringan dan menghibur
  • Penggunaan bahasa yang informal dan mudah dicerna
  • Durasi yang relatif singkat untuk setiap segmen berita
  • Penekanan pada aspek sensasional atau kontroversial

Infotainment berbeda dengan jurnalisme konvensional dalam hal pendekatan dan fokus pemberitaan. Sementara jurnalisme tradisional menekankan pada peristiwa-peristiwa penting yang memiliki dampak luas pada masyarakat, infotainment lebih berfokus pada aspek-aspek yang dianggap menarik atau menghibur, meskipun tidak selalu memiliki nilai berita yang tinggi dalam konteks kepentingan publik.


Sejarah dan Perkembangan Infotainment

Fenomena infotainment tidak muncul begitu saja, melainkan hasil dari evolusi panjang dalam dunia penyiaran dan jurnalisme. Akar dari infotainment dapat ditelusuri hingga ke era 1950-an dan 1960-an di Amerika Serikat, ketika program-program berita mulai mengadopsi elemen-elemen hiburan untuk menarik lebih banyak pemirsa.

Di Indonesia, infotainment mulai populer pada awal tahun 2000-an, seiring dengan maraknya stasiun televisi swasta. Beberapa faktor yang mendorong perkembangan infotainment di tanah air antara lain:

  • Meningkatnya jumlah stasiun televisi swasta yang membutuhkan konten murah dan populer
  • Berkembangnya industri hiburan dan selebriti lokal
  • Perubahan pola konsumsi media masyarakat yang lebih menyukai konten ringan dan menghibur
  • Kemajuan teknologi yang memudahkan produksi dan penyebaran informasi

Pada awalnya, infotainment hanya mengisi slot waktu singkat di antara program-program utama. Namun seiring waktu, popularitasnya meningkat pesat hingga menjadi program mandiri dengan durasi yang lebih panjang. Bahkan, muncul stasiun televisi yang khusus menyiarkan program infotainment 24 jam sehari.

Perkembangan infotainment juga ditandai dengan munculnya berbagai format dan gaya penyajian. Dari yang awalnya hanya berupa pembacaan berita oleh presenter, infotainment berkembang menjadi lebih variatif dengan adanya wawancara langsung, liputan khusus, hingga rekonstruksi peristiwa. Penggunaan teknologi juga semakin canggih, mulai dari kamera tersembunyi hingga drone untuk mendapatkan gambar eksklusif.

Meski sempat mengalami masa keemasan, infotainment juga menghadapi berbagai tantangan. Kritik dari berbagai pihak, termasuk tokoh agama dan pemerhati media, serta munculnya platform media sosial yang menjadi sumber informasi alternatif, membuat industri infotainment harus terus beradaptasi untuk mempertahankan eksistensinya.


Karakteristik Utama Infotainment

Infotainment memiliki beberapa karakteristik khas yang membedakannya dari program berita konvensional atau program hiburan murni. Pemahaman tentang karakteristik ini penting untuk mengenali dan mengkritisi konten infotainment secara lebih baik. Berikut adalah beberapa ciri utama infotainment:

  1. Fokus pada Kehidupan Pribadi Selebriti

    Infotainment umumnya menitikberatkan pada aspek-aspek kehidupan pribadi tokoh publik, terutama selebriti. Hal ini mencakup hubungan asmara, pernikahan, perceraian, kehamilan, hingga konflik keluarga. Fokus ini sering dikritik karena dianggap melanggar privasi, namun juga menjadi daya tarik utama bagi sebagian besar pemirsa.

  2. Penyajian Informasi yang Ringan dan Menghibur

    Berbeda dengan berita serius, infotainment menyajikan informasi dengan gaya yang ringan dan menghibur. Penggunaan bahasa informal, musik latar yang dramatis, dan efek suara yang mencolok adalah beberapa elemen yang sering digunakan untuk menciptakan suasana yang lebih menarik dan mudah dicerna.

  3. Durasi Segmen yang Singkat

    Infotainment biasanya terdiri dari segmen-segmen berita pendek, masing-masing berdurasi sekitar 2-5 menit. Format ini dirancang untuk menjaga perhatian pemirsa dan memungkinkan penyajian berbagai topik dalam satu episode.

  4. Penekanan pada Aspek Sensasional

    Untuk menarik perhatian pemirsa, infotainment sering menekankan aspek-aspek yang sensasional atau kontroversial dari sebuah berita. Hal ini bisa terlihat dari pemilihan judul yang provokatif, penggunaan musik yang dramatis, atau penekanan berlebihan pada detail-detail tertentu.

  5. Penggunaan Narasumber yang Beragam

    Selain wawancara langsung dengan selebriti yang menjadi subjek berita, infotainment juga sering menggunakan narasumber lain seperti teman dekat, keluarga, atau bahkan tetangga. Praktik ini sering dikritik karena berpotensi menyebarkan informasi yang tidak akurat atau melanggar privasi.

  6. Penggunaan Teknologi Canggih

    Untuk mendapatkan berita eksklusif, infotainment sering menggunakan teknologi canggih seperti kamera tersembunyi atau drone. Meski efektif, praktik ini juga menuai kritik karena dianggap melanggar etika jurnalistik dan hak privasi.

  7. Siklus Berita yang Cepat

    Infotainment memiliki siklus berita yang sangat cepat. Sebuah isu bisa dibahas secara intensif selama beberapa hari atau minggu, kemudian dengan cepat digantikan oleh isu baru. Hal ini menciptakan tekanan untuk terus menghasilkan konten baru, yang kadang berujung pada pemberitaan yang kurang mendalam atau bahkan tidak akurat.

  8. Interaktivitas dengan Pemirsa

    Banyak program infotainment melibatkan interaksi dengan pemirsa, baik melalui polling, kuis, atau segmen tanya jawab. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan pemirsa dan menciptakan rasa kedekatan antara program dengan audiensnya.

Karakteristik-karakteristik ini membentuk identitas unik infotainment sebagai genre program televisi. Meski banyak dikritik, format ini tetap populer karena kemampuannya memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat akan informasi ringan dan hiburan. Namun, penting bagi pemirsa untuk memahami karakteristik ini agar dapat mengonsumsi konten infotainment secara lebih kritis dan bijaksana.


Jenis-Jenis Program Infotainment

Meskipun infotainment di Indonesia umumnya identik dengan berita selebriti, sebenarnya terdapat beragam jenis program yang dapat dikategorikan sebagai infotainment. Pemahaman tentang variasi ini penting untuk mengenali bentuk-bentuk infotainment yang mungkin tidak selalu disadari oleh pemirsa. Berikut adalah beberapa jenis program infotainment yang umum ditemui:

  1. Berita Selebriti Klasik

    Ini adalah format yang paling umum di Indonesia, fokus pada pemberitaan seputar kehidupan pribadi dan karir selebriti. Program jenis ini biasanya tayang setiap hari dengan durasi 30 menit hingga 1 jam. Contohnya termasuk "Insert" di Trans TV atau "Silet" di RCTI.

  2. Talk Show Selebriti

    Format ini menggabungkan elemen wawancara dengan hiburan. Selebriti diundang untuk berbicara tentang kehidupan pribadi atau proyek terbaru mereka, seringkali diselingi dengan permainan atau segmen hiburan lainnya. "Rumpi" di Trans TV adalah contoh populer dari format ini.

  3. Reality Show Selebriti

    Program ini mengikuti kehidupan sehari-hari selebriti, memberikan pemirsa akses ke balik layar kehidupan mereka. Meskipun sering diklaim sebagai "realitas", banyak elemen dalam show ini yang diatur atau diarahkan untuk kepentingan dramatisasi.

  4. Infotainment Investigatif

    Jenis program ini mencoba menggali lebih dalam tentang isu atau kontroversi tertentu seputar selebriti. Meskipun mengklaim melakukan investigasi mendalam, kualitas jurnalistiknya sering dipertanyakan. "Silet" terkadang mengadopsi format ini untuk topik-topik tertentu.

  5. Infotainment Gosip

    Berfokus pada rumor dan spekulasi seputar kehidupan selebriti. Format ini sering dikritik karena berpotensi menyebarkan informasi yang tidak akurat atau bahkan fitnah. Namun, popularitasnya tetap tinggi di kalangan pemirsa tertentu.

  6. Infotainment Gaya Hidup

    Menggabungkan elemen berita selebriti dengan informasi tentang gaya hidup, fashion, dan tren terkini. Program jenis ini sering menampilkan liputan event, peluncuran produk, atau tren fashion yang melibatkan selebriti.

  7. Infotainment Musik

    Berfokus pada berita seputar industri musik, termasuk peluncuran album baru, konser, atau kehidupan pribadi musisi. MTV News adalah contoh klasik dari format ini di tingkat internasional.

  8. Infotainment Olahraga

    Menggabungkan berita olahraga dengan elemen hiburan, sering berfokus pada kehidupan pribadi atlet atau aspek-aspek di luar lapangan dari dunia olahraga.

  9. Infotainment Politik

    Meskipun jarang di Indonesia, di beberapa negara terdapat program yang memadukan berita politik dengan elemen hiburan. Talkshow politik yang diselingi humor atau satir bisa masuk dalam kategori ini.

  10. Infotainment Digital

    Dengan perkembangan media sosial, muncul bentuk-bentuk baru infotainment yang disebarkan melalui platform digital. Ini bisa berupa video pendek, podcast, atau bahkan postingan media sosial yang menggabungkan informasi dan hiburan.

Setiap jenis program infotainment ini memiliki karakteristik dan target audiens yang berbeda. Meskipun beberapa format mungkin tampak lebih "serius" atau "informatif" dibanding yang lain, penting untuk tetap kritis dalam mengonsumsi konten-konten ini. Pemahaman tentang berbagai jenis infotainment dapat membantu pemirsa untuk lebih bijak dalam memilih dan menginterpretasi informasi yang mereka terima dari program-program tersebut.


Dampak Infotainment pada Masyarakat

Infotainment, sebagai fenomena media yang telah menjadi bagian integral dari konsumsi informasi masyarakat, memiliki dampak yang signifikan dan beragam. Dampak ini mencakup aspek sosial, psikologis, dan bahkan ekonomi. Berikut adalah analisis mendalam tentang berbagai dampak infotainment pada masyarakat:

  1. Perubahan Persepsi tentang Privasi

    Infotainment telah mengubah batas-batas antara ruang publik dan privat. Kehidupan pribadi selebriti yang seharusnya bersifat privat menjadi konsumsi publik. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang privasi secara umum, menciptakan budaya di mana mengekspos kehidupan pribadi dianggap normal atau bahkan diinginkan.

  2. Pengaruh pada Nilai-nilai Sosial

    Infotainment sering menyoroti aspek-aspek sensasional dari kehidupan selebriti, seperti skandal, perceraian, atau konflik. Paparan terus-menerus terhadap konten semacam ini dapat mempengaruhi nilai-nilai sosial masyarakat, misalnya dalam hal pandangan terhadap pernikahan, kesetiaan, atau resolusi konflik.

  3. Pembentukan Opini Publik

    Infotainment memiliki kekuatan untuk membentuk opini publik tentang individu atau isu tertentu. Pemberitaan yang intensif dan berulang dapat mempengaruhi bagaimana masyarakat memandang seorang selebriti atau peristiwa tertentu, terkadang tanpa mempertimbangkan keakuratan atau konteks yang lebih luas.

  4. Dampak Psikologis pada Pemirsa

    Konsumsi berlebihan terhadap infotainment dapat memiliki dampak psikologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terus-menerus terhadap kehidupan "sempurna" selebriti dapat menyebabkan perasaan tidak puas dengan kehidupan sendiri, kecemasan, atau bahkan depresi pada beberapa individu.

  5. Pengaruh pada Industri Hiburan

    Infotainment memiliki peran besar dalam membentuk dan mempertahankan popularitas selebriti. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika industri hiburan, di mana nilai seorang artis tidak hanya ditentukan oleh bakat, tetapi juga oleh seberapa sering mereka muncul di infotainment.

  6. Dampak Ekonomi

    Infotainment telah menciptakan industri tersendiri yang melibatkan banyak pihak, dari jurnalis, kru produksi, hingga pengiklan. Hal ini memiliki dampak ekonomi yang signifikan, menciptakan lapangan kerja dan aliran pendapatan baru.

  7. Pergeseran Fokus Jurnalisme

    Popularitas infotainment telah mempengaruhi lanskap jurnalisme secara keseluruhan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa hal ini telah mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang mempengaruhi masyarakat luas, seperti politik, ekonomi, atau lingkungan.

  8. Pengaruh pada Literasi Media

    Di satu sisi, infotainment dapat dianggap menurunkan kualitas literasi media karena fokusnya pada konten ringan. Namun, di sisi lain, kontroversi seputar infotainment juga telah mendorong diskusi tentang pentingnya literasi media dan pemikiran kritis dalam mengonsumsi informasi.

  9. Dampak pada Anak-anak dan Remaja

    Paparan terhadap infotainment dapat mempengaruhi perkembangan anak-anak dan remaja, terutama dalam hal pembentukan nilai-nilai dan aspirasi. Selebriti yang sering muncul di infotainment dapat menjadi role model, baik positif maupun negatif.

  10. Pengaruh pada Budaya Populer

    Infotainment memiliki peran besar dalam membentuk dan menyebarkan tren budaya populer, mulai dari fashion, gaya hidup, hingga cara berbicara. Hal ini dapat mempengaruhi identitas budaya masyarakat secara lebih luas.

Dampak infotainment pada masyarakat bersifat kompleks dan multifaset. Sementara beberapa dampak mungkin dianggap negatif, seperti potensi penurunan kualitas jurnalisme atau pergeseran nilai-nilai sosial, infotainment juga memiliki peran dalam membentuk diskusi publik dan menciptakan peluang ekonomi. Penting bagi masyarakat, pembuat kebijakan, dan pelaku industri media untuk terus mengevaluasi dan menyeimbangkan dampak-dampak ini demi terciptanya lanskap media yang sehat dan bermanfaat bagi masyarakat luas.


Kontroversi Seputar Infotainment

Infotainment, meskipun populer, telah menjadi subjek berbagai kontroversi dan kritik. Beberapa isu utama yang sering menjadi perdebatan seputar infotainment meliputi:

  1. Pelanggaran Privasi

    Salah satu kritik utama terhadap infotainment adalah kecenderungannya untuk melanggar privasi selebriti. Penggunaan kamera tersembunyi, pengintaian, dan penyebaran informasi pribadi sering dianggap melampaui batas etika jurnalistik.

  2. Akurasi Informasi

    Infotainment sering dikritik karena menyebarkan rumor atau informasi yang belum terverifikasi. Tekanan untuk selalu menghasilkan berita baru dapat mengarah pada praktik jurnalisme yang ceroboh atau bahkan manipulatif.

  3. Eksploitasi Selebriti

    Banyak pihak menganggap infotainment mengeksploitasi selebriti, terutama saat mereka berada dalam situasi sulit atau kontroversial. Pemberitaan yang berlebihan tentang skandal atau masalah pribadi selebriti dianggap tidak etis.

  4. Dampak Psikologis pada Selebriti

    Tekanan konstan dari pemberitaan infotainment dapat berdampak serius pada kesehatan mental selebriti. Beberapa kasus menunjukkan bagaimana perhatian media yang intens dapat berkontribusi pada stres, kecemasan, atau bahkan depresi pada figur publik.

  5. Pengaruh Negatif pada Masyarakat

    Kritikus berpendapat bahwa infotainment mempromosikan nilai-nilai yang dangkal dan materialistis. Fokus pada gaya hidup mewah dan skandal selebriti dianggap dapat mempengaruhi persepsi dan aspirasi masyarakat secara negatif.

  6. Kualitas Jurnalisme

    Banyak pengamat media menganggap infotainment sebagai bentuk jurnalisme berkualitas rendah yang mengalihkan perhatian dari isu-isu penting. Hal ini dianggap menurunkan standar jurnalisme secara keseluruhan.

  7. Isu Hukum

    Infotainment sering berhadapan dengan masalah hukum, terutama terkait pencemaran nama baik atau pelanggaran hak privasi. Beberapa selebriti telah mengambil tindakan hukum terhadap program infotainment yang dianggap merugikan mereka.

  8. Kontroversi Agama

    Di Indonesia, infotainment pernah menuai kontroversi dari sudut pandang agama. Beberapa ulama dan organisasi keagamaan mengeluarkan fatwa yang mengharamkan infotainment karena dianggap mempromosikan ghibah (gosip) yang dilarang dalam ajaran Islam.

  9. Objektifikasi

    Infotainment sering dikritik karena cenderung mengobjektifikasi selebriti, terutama perempuan. Fokus berlebihan pada penampilan fisik dan kehidupan asmara dianggap memperkuat stereotip gender yang negatif.

  10. Pengaruh pada Anak-anak

    Banyak orang tua dan pendidik khawatir tentang dampak infotainment pada anak-anak dan remaja. Paparan terhadap konten dewasa dan nilai-nilai yang dipertanyakan dianggap dapat mempengaruhi perkembangan moral dan sosial anak.

Kontroversi-kontroversi ini telah memicu debat publik yang lebih luas tentang peran media dalam masyarakat, batas antara kebebasan pers dan hak privasi, serta tanggung jawab sosial industri hiburan. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengatasi isu-isu ini, termasuk pengetatan regulasi penyiaran, peningkatan literasi media, dan dorongan untuk praktik jurnalisme yang lebih etis dalam industri infotainment.

Namun, meskipun menghadapi berbagai kritik, infotainment tetap menjadi bagian signifikan dari lanskap media di Indonesia. Hal ini menunjukkan adanya permintaan yang konsisten dari sebagian masyarakat terhadap jenis konten ini, sekaligus menggambarkan kompleksitas hubungan antara media, selebriti, dan audiens di era informasi modern.


Etika dan Regulasi Infotainment

Mengingat kontroversi dan dampak yang ditimbulkan oleh infotainment, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatur dan mengarahkan praktik ini agar lebih etis dan bertanggung jawab. Berikut adalah pembahasan mendalam tentang etika dan regulasi yang berkaitan dengan infotainment di Indonesia:

  1. Kode Etik Jurnalistik

    Meskipun banyak yang mempertanyakan apakah infotainment termasuk dalam kategori jurnalisme, program-program ini tetap harus mematuhi Kode Etik Jurnalistik yang ditetapkan oleh Dewan Pers. Beberapa poin penting dalam kode etik ini yang relevan dengan infotainment meliputi:

    • Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis, dan cabul.
    • Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
    • Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
  2. Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS)

    Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) telah menetapkan P3SPS yang juga berlaku untuk program infotainment. Beberapa aturan yang relevan meliputi:

    • Larangan menayangkan materi yang melecehkan suku, agama, ras, dan antargolongan.
    • Pembatasan konten kekerasan dan seksualitas.
    • Kewajiban untuk menghormati nilai-nilai kesopanan dan kesusilaan.
    • Larangan menayangkan adegan yang dapat ditiru oleh anak-anak dan remaja.
  3. Undang-Undang Penyiaran

    UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran menjadi landasan hukum utama yang mengatur siaran televisi, termasuk infotainment. Undang-undang ini menekankan pentingnya siaran yang berkualitas dan bertanggung jawab sosial.

  4. Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)

    Dengan perkembangan infotainment ke platform digital, UU ITE juga menjadi relevan, terutama dalam hal pencemaran nama baik dan penyebaran informasi palsu.

  5. Regulasi Internal Stasiun Televisi

    Banyak stasiun televisi memiliki pedoman internal mereka sendiri yang mengatur produksi dan penyiaran program infotainment. Ini termasuk kebijakan tentang verifikasi sumber, penanganan materi sensitif, dan prosedur untuk meralat informasi yang tidak akurat.

  6. Etika Profesional Jurnalis

    Meskipun banyak yang mempertanyakan status jurnalistik infotainment, para pekerja di industri ini tetap diharapkan untuk mematuhi etika profesional jurnalis. Ini meliputi kejujuran, objektivitas, dan penghormatan terhadap privasi narasumber.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya