Lansoprazole Adalah Obat Apa: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping

Lansoprazole adalah obat untuk mengatasi masalah asam lambung berlebih seperti GERD, tukak lambung, dan esofagitis erosif. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Nov 2024, 13:49 WIB
lansoprazole adalah obat apa ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Lansoprazole adalah obat yang termasuk dalam golongan penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI). Obat ini bekerja dengan cara mengurangi produksi asam lambung. Lansoprazole biasanya diresepkan untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan kelebihan asam lambung seperti penyakit refluks gastroesofageal (GERD), tukak lambung, tukak usus dua belas jari, dan esofagitis erosif.

Berikut adalah seputar pembahasan secara komprehensif mengenai lansoprazole. Simak ulasan selengkapnya. 


Definisi dan Fungsi Lansoprazole

Lansoprazole merupakan obat yang tergolong dalam kelompok penghambat pompa proton (PPI). Obat ini bekerja dengan cara menghambat enzim H+/K+ ATPase yang terdapat pada sel parietal lambung. Enzim ini berperan dalam tahap akhir sekresi asam lambung. Dengan menghambat enzim tersebut, lansoprazole dapat menurunkan produksi asam lambung secara efektif.

Fungsi utama lansoprazole adalah:

  • Mengobati penyakit refluks gastroesofageal (GERD)
  • Mengatasi tukak lambung dan tukak usus dua belas jari
  • Mengobati esofagitis erosif
  • Mengatasi sindrom Zollinger-Ellison
  • Membantu eradikasi bakteri Helicobacter pylori penyebab tukak lambung
  • Mencegah dan mengobati tukak lambung akibat penggunaan obat NSAID jangka panjang

Lansoprazole tersedia dalam bentuk kapsul, tablet, dan serbuk untuk suntikan. Dosis yang umum digunakan adalah 15 mg dan 30 mg. Obat ini termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.


Cara Kerja Lansoprazole

Lansoprazole bekerja dengan cara menghambat enzim H+/K+ ATPase yang terdapat pada sel parietal lambung. Enzim ini berperan penting dalam tahap akhir sekresi asam lambung. Berikut adalah mekanisme kerja lansoprazole secara lebih rinci:

  1. Lansoprazole masuk ke dalam sel parietal lambung dalam bentuk tidak aktif (prodrug).
  2. Di dalam sel parietal yang bersifat asam, lansoprazole diubah menjadi bentuk aktifnya.
  3. Bentuk aktif lansoprazole kemudian berikatan secara kovalen dengan enzim H+/K+ ATPase.
  4. Ikatan ini menyebabkan enzim H+/K+ ATPase menjadi tidak aktif secara permanen.
  5. Inaktivasi enzim H+/K+ ATPase menghambat tahap akhir sekresi asam lambung.
  6. Akibatnya, produksi asam lambung menurun secara signifikan.

Efek penghambatan lansoprazole terhadap sekresi asam lambung dapat bertahan hingga 24 jam. Hal ini membuat lansoprazole efektif diberikan cukup sekali sehari. Onset kerja lansoprazole relatif cepat, yaitu sekitar 30 menit setelah pemberian oral. Efek maksimal biasanya tercapai setelah 2-3 hari penggunaan rutin.

Dibandingkan dengan obat antasida atau antagonis reseptor H2, lansoprazole memiliki efek penghambatan asam lambung yang lebih kuat dan lebih lama. Hal ini membuat lansoprazole menjadi pilihan utama untuk mengatasi kondisi-kondisi yang membutuhkan penekanan asam lambung dalam jangka waktu lama seperti GERD dan tukak lambung.


Indikasi Penggunaan Lansoprazole

Lansoprazole diindikasikan untuk mengatasi berbagai kondisi yang berkaitan dengan kelebihan asam lambung. Berikut adalah beberapa indikasi utama penggunaan lansoprazole:

1. Penyakit Refluks Gastroesofageal (GERD)

GERD adalah kondisi di mana asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti rasa terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi asam. Lansoprazole efektif mengurangi produksi asam lambung sehingga dapat meredakan gejala GERD dan membantu penyembuhan kerusakan pada kerongkongan akibat paparan asam lambung.

2. Tukak Lambung dan Tukak Usus Dua Belas Jari

Lansoprazole digunakan untuk mengobati tukak (luka) pada lambung atau usus dua belas jari. Dengan mengurangi produksi asam lambung, lansoprazole membantu proses penyembuhan tukak dan mencegah terbentuknya tukak baru. Obat ini juga efektif untuk mengatasi tukak yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori atau penggunaan obat NSAID jangka panjang.

3. Esofagitis Erosif

Esofagitis erosif adalah peradangan pada kerongkongan yang disertai dengan kerusakan jaringan akibat paparan asam lambung. Lansoprazole membantu menyembuhkan esofagitis erosif dengan cara mengurangi produksi asam lambung sehingga mengurangi iritasi pada kerongkongan.

4. Sindrom Zollinger-Ellison

Sindrom Zollinger-Ellison adalah kondisi langka di mana terjadi produksi asam lambung yang berlebihan akibat tumor pada pankreas atau usus dua belas jari. Lansoprazole efektif mengatasi hiperskresi asam pada kondisi ini.

5. Eradikasi Helicobacter pylori

Lansoprazole sering digunakan sebagai bagian dari terapi kombinasi untuk membasmi bakteri Helicobacter pylori penyebab tukak lambung. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan dua jenis antibiotik seperti amoxicillin dan clarithromycin.

6. Pencegahan Tukak akibat NSAID

Bagi pasien yang harus menggunakan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) jangka panjang, lansoprazole dapat diberikan untuk mencegah terbentuknya tukak lambung.

Dengan berbagai indikasi tersebut, lansoprazole menjadi salah satu obat pilihan utama untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan kelebihan asam lambung. Namun penggunaannya harus sesuai dengan anjuran dokter karena obat ini termasuk golongan obat keras.


Dosis dan Cara Penggunaan Lansoprazole

Dosis dan cara penggunaan lansoprazole harus sesuai dengan anjuran dokter. Secara umum, berikut adalah panduan dosis lansoprazole untuk berbagai kondisi:

Dosis untuk Orang Dewasa:

  • GERD: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
  • Tukak lambung: 30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
  • Tukak usus dua belas jari: 15-30 mg, 1 kali sehari selama 2-4 minggu
  • Esofagitis erosif: 30 mg, 1 kali sehari selama 4-8 minggu
  • Sindrom Zollinger-Ellison: Dosis awal 60 mg, 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 90 mg, 2 kali sehari jika diperlukan
  • Eradikasi H. pylori: 30 mg, 2 kali sehari dikombinasikan dengan antibiotik selama 10-14 hari

Dosis untuk Anak-anak (usia 1-17 tahun):

  • GERD:
    • Berat badan < 30 kg: 15 mg, 1 kali sehari selama 8-12 minggu
    • Berat badan > 30 kg: 30 mg, 1 kali sehari selama 8-12 minggu
  • Esofagitis erosif:
    • Berat badan < 30 kg: 15 mg, 1 kali sehari selama 8-12 minggu
    • Berat badan > 30 kg: 30 mg, 1 kali sehari selama 8-12 minggu

Cara Penggunaan:

  • Lansoprazole sebaiknya diminum 30 menit sebelum makan
  • Telan kapsul atau tablet secara utuh dengan segelas air, jangan dikunyah atau dihancurkan
  • Jika kesulitan menelan kapsul, isi kapsul dapat ditaburkan pada sedikit makanan lunak (seperti yogurt atau jus apel) dan langsung ditelan tanpa dikunyah
  • Untuk sediaan injeksi, hanya boleh diberikan oleh tenaga medis
  • Jangan menghentikan penggunaan lansoprazole tanpa konsultasi dengan dokter meskipun gejala sudah membaik

Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang diberikan oleh dokter atau apoteker. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa konsultasi terlebih dahulu. Jika lupa minum satu dosis, segera minum begitu ingat. Namun jika sudah mendekati waktu dosis berikutnya, lewati dosis yang terlupa dan lanjutkan dengan jadwal normal. Jangan menggandakan dosis untuk mengganti yang terlupa.


Efek Samping Lansoprazole

Seperti obat-obatan lainnya, lansoprazole juga dapat menimbulkan efek samping pada beberapa orang. Efek samping yang umum terjadi biasanya ringan dan dapat hilang seiring berjalannya waktu. Namun, ada juga efek samping yang lebih serius meskipun jarang terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin timbul akibat penggunaan lansoprazole:

Efek Samping Umum:

  • Sakit kepala
  • Mual
  • Diare
  • Nyeri perut
  • Konstipasi
  • Pusing
  • Kembung
  • Mulut kering

Efek Samping Serius (Jarang):

  • Reaksi alergi berat (anafilaksis)
  • Gangguan hati (hepatitis)
  • Gangguan darah (anemia, trombositopenia)
  • Gangguan ginjal
  • Osteoporosis dan peningkatan risiko patah tulang (pada penggunaan jangka panjang)
  • Defisiensi vitamin B12
  • Hipomagnesemia (kadar magnesium rendah dalam darah)
  • Infeksi Clostridium difficile
  • Lupus eritematosus kutaneus subakut

Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu atau berkelanjutan, segera konsultasikan dengan dokter. Hentikan penggunaan lansoprazole dan segera cari pertolongan medis jika terjadi tanda-tanda reaksi alergi berat seperti ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan wajah/lidah/tenggorokan, atau kesulitan bernapas.

Perlu diingat bahwa efek samping yang disebutkan di atas tidak mencakup semua kemungkinan efek samping. Beberapa orang mungkin mengalami efek samping lain yang tidak tercantum di sini. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker mengenai kemungkinan efek samping sebelum mulai menggunakan lansoprazole.


Interaksi Obat

Lansoprazole dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain, yang dapat memengaruhi efektivitas obat atau meningkatkan risiko efek samping. Berikut adalah beberapa interaksi obat yang perlu diperhatikan:

1. Obat-obatan yang Membutuhkan Keasaman Lambung untuk Penyerapan

Lansoprazole dapat mengurangi penyerapan obat-obatan yang membutuhkan keasaman lambung untuk diserap dengan baik. Contohnya:

  • Ketoconazole dan Itraconazole (obat antijamur)
  • Atazanavir (obat HIV)
  • Erlotinib (obat kanker)
  • Mycophenolate mofetil (obat imunosupresan)

2. Obat-obatan yang Dimetabolisme oleh Enzim CYP2C19

Lansoprazole dapat memengaruhi metabolisme obat-obatan yang dimetabolisme oleh enzim CYP2C19. Ini dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan kadar obat dalam darah. Contohnya:

  • Clopidogrel (obat pengencer darah)
  • Diazepam (obat penenang)
  • Phenytoin (obat epilepsi)

3. Warfarin

Penggunaan lansoprazole bersamaan dengan warfarin (obat pengencer darah) dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pemantauan INR (International Normalized Ratio) yang lebih ketat mungkin diperlukan.

4. Methotrexate

Lansoprazole dapat meningkatkan kadar methotrexate dalam darah, yang dapat meningkatkan risiko toksisitas.

5. Tacrolimus

Lansoprazole dapat meningkatkan kadar tacrolimus (obat imunosupresan) dalam darah.

6. Digoxin

Penggunaan jangka panjang lansoprazole dapat meningkatkan penyerapan digoxin, yang dapat menyebabkan toksisitas digoxin.

7. Sucralfate

Sucralfate dapat mengurangi penyerapan lansoprazole. Jika kedua obat ini harus digunakan bersamaan, lansoprazole harus diminum setidaknya 30 menit sebelum sucralfate.

Penting untuk memberitahu dokter atau apoteker tentang semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen herbal, dan vitamin. Dokter mungkin perlu menyesuaikan dosis atau memantau Anda secara lebih ketat untuk efek samping jika Anda menggunakan lansoprazole bersamaan dengan obat-obatan tertentu.


Peringatan dan Perhatian Khusus

Meskipun lansoprazole umumnya aman dan efektif, ada beberapa peringatan dan perhatian khusus yang perlu diperhatikan saat menggunakan obat ini:

1. Kehamilan dan Menyusui

Lansoprazole termasuk dalam kategori B untuk kehamilan, yang berarti studi pada hewan tidak menunjukkan risiko pada janin, namun belum ada studi yang memadai pada wanita hamil. Jika Anda hamil atau berencana hamil, konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan lansoprazole. Untuk ibu menyusui, lansoprazole dapat masuk ke dalam ASI, jadi diskusikan dengan dokter mengenai risiko dan manfaatnya.

2. Gangguan Fungsi Hati

Pasien dengan gangguan fungsi hati mungkin memerlukan penyesuaian dosis. Pemantauan fungsi hati mungkin diperlukan selama penggunaan lansoprazole.

3. Osteoporosis

Penggunaan lansoprazole jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dapat meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada pasien lanjut usia atau yang memiliki faktor risiko osteoporosis lainnya.

4. Defisiensi Vitamin B12

Penggunaan lansoprazole jangka panjang dapat menyebabkan defisiensi vitamin B12. Pemantauan kadar vitamin B12 mungkin diperlukan, terutama pada pasien yang menggunakan lansoprazole lebih dari 3 tahun.

5. Hipomagnesemia

Penggunaan lansoprazole jangka panjang dapat menyebabkan hipomagnesemia (kadar magnesium rendah dalam darah). Gejala dapat termasuk kelelahan, kejang otot, dan detak jantung tidak teratur.

6. Infeksi Clostridium difficile

Penggunaan lansoprazole dapat meningkatkan risiko infeksi Clostridium difficile, yang dapat menyebabkan diare berat. Jika Anda mengalami diare yang persisten selama penggunaan lansoprazole, segera hubungi dokter.

7. Lupus Eritematosus Kutaneus Subakut (SCLE)

Penggunaan lansoprazole telah dikaitkan dengan kasus lupus eritematosus kutaneus subakut. Jika Anda mengalami lesi kulit, terutama di area yang terpapar sinar matahari, segera hubungi dokter.

8. Pemeriksaan Laboratorium

Lansoprazole dapat memengaruhi hasil beberapa tes laboratorium, termasuk tes untuk neuroendokrin tumor. Informasikan dokter bahwa Anda menggunakan lansoprazole sebelum menjalani tes laboratorium.

9. Penggunaan pada Anak-anak

Keamanan dan efektivitas lansoprazole pada anak-anak di bawah usia 1 tahun belum ditetapkan. Konsultasikan dengan dokter sebelum memberikan lansoprazole pada anak-anak.

10. Interaksi dengan Obat Lain

Lansoprazole dapat berinteraksi dengan berbagai obat lain. Selalu informasikan dokter atau apoteker tentang semua obat yang Anda gunakan, termasuk obat resep, obat bebas, suplemen herbal, dan vitamin.

Penting untuk mendiskusikan semua risiko dan manfaat penggunaan lansoprazole dengan dokter Anda. Jangan menghentikan atau mengubah dosis lansoprazole tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.


Penyimpanan dan Penanganan Lansoprazole

Penyimpanan dan penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga efektivitas dan keamanan lansoprazole. Berikut adalah beberapa panduan untuk menyimpan dan menangani lansoprazole dengan benar:

1. Suhu Penyimpanan

  • Simpan lansoprazole pada suhu ruangan, idealnya antara 15-30°C (59-86°F).
  • Hindari menyimpan obat di tempat yang terlalu panas atau terlalu dingin.
  • Jangan menyimpan lansoprazole di dalam kulkas atau freezer kecuali diarahkan secara khusus oleh apoteker atau dokter.

2. Kelembaban

  • Simpan lansoprazole di tempat yang kering.
  • Hindari menyimpan obat di kamar mandi atau dekat dengan wastafel karena kelembaban dapat merusak obat.
  • Jika lansoprazole dalam bentuk kapsul, jangan mengeluarkannya dari blister pack sampai saat akan digunakan untuk melindungi dari kelembaban.

3. Cahaya

  • Lindungi lansoprazole dari paparan cahaya langsung.
  • Simpan obat dalam kemasan aslinya atau dalam wadah yang tidak tembus cahaya.

4. Kemasan

  • Simpan lansoprazole dalam kemasan aslinya.
  • Jika menggunakan wadah lain, pastikan wadah tersebut tertutup rapat dan terlindung dari cahaya.

5. Jangkauan Anak-anak

  • Simpan lansoprazole di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak.
  • Gunakan wadah dengan tutup pengaman anak jika memungkinkan.

6. Tanggal Kedaluwarsa

  • Periksa tanggal kedaluwarsa sebelum menggunakan lansoprazole.
  • Jangan menggunakan obat yang sudah kedaluwarsa.
  • Buang obat yang sudah kedaluwarsa sesuai dengan petunjuk pembuangan yang aman.

7. Pembuangan

  • Jangan membuang lansoprazole ke dalam toilet atau saluran pembuangan.
  • Tanyakan kepada apoteker tentang cara yang tepat untuk membuang obat yang tidak terpakai atau kedaluwarsa.

8. Penanganan

  • Cuci tangan sebelum dan sesudah menangani lansoprazole.
  • Jangan membuka kapsul atau menghancurkan tablet kecuali diarahkan secara khusus oleh dokter atau apoteker.

Dengan mematuhi panduan penyimpanan dan penanganan ini, Anda dapat memastikan bahwa lansoprazole tetap aman dan efektif untuk digunakan. Jika Anda memiliki pertanyaan tentang penyimpanan atau penanganan lansoprazole, jangan ragu untuk bertanya kepada apoteker atau dokter Anda.


Kesimpulan

Lansoprazole adalah obat yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah yang berkaitan dengan kelebihan asam lambung. Sebagai penghambat pompa proton, lansoprazole bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung, membantu meredakan gejala dan mempercepat penyembuhan pada kondisi seperti GERD, tukak lambung, dan esofagitis erosif.

Meskipun umumnya aman dan ditoleransi dengan baik, lansoprazole dapat menimbulkan efek samping pada beberapa orang dan memiliki beberapa interaksi obat yang perlu diperhatikan. Penggunaan jangka panjang juga memerlukan pemantauan untuk mencegah komplikasi seperti defisiensi vitamin B12 atau peningkatan risiko patah tulang.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dokter dalam menggunakan lansoprazole. Jangan menambah, mengurangi, atau menghentikan penggunaan obat tanpa konsultasi terlebih dahulu. Jika Anda mengalami efek samping yang mengganggu atau gejala yang tidak membaik, segera hubungi dokter.

Dengan penggunaan yang tepat dan pemantauan yang baik, lansoprazole dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah asam lambung dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita gangguan terkait asam lambung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya