Menilik Kontribusi Industri Fintech di Perekonomian Indonesia

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menjelaskan industri Financial Technology (Fintech) dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 12 Nov 2024, 14:30 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Ja​sa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (9/5/2023). (Dok OJK)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menjelaskan industri Financial Technology (Fintech) dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Menurut Mahendra, hal ini perlu dilihat dari bagian untuk yang menunjang pertumbuhan perekonomian misalnya dalam aspek peningkatan inklusi dan literasi keuangan

“Itu jelas semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia utamanya lagi yang sampai saat ini harus ditingkatkan maupun juga dalam konteks meningkatkan kontribusi dari masing-masing industri di sektor jasa keuangan dibanding dengan besaran ekonomi kita,” kata Mahendra kepada wartawan di acara The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE), Selasa (12/11/2024). 

Mahendra menambahkan PDB Indonesia masih besar potensinya, maka dari itu industri Fintech bisa memberikan kontribusi yang signifikan karena terkait inklusi yang awalnya tidak terjangkau atau yang terjangkau tetapi tidak mudah bisa dibantu dengan Fintech.

Selain itu menurut Mahendra, Fintech masuk dengan konvergensi yang baik dengan industri keuangan lainnya yang ada dan dapat memfasilitasi meningkatkan besaran dari inklusi literasi maupun juga kontribusi dari masing-masing industri terhadap PDB. 

“Kami mendorong dengan fasilitasi kebijakan pengaturan dan juga upaya pengemabgan penguatan yang tepat untuk meningkatkan target-target tersebut,” jelas Mahendra. 

Berdasarkan laporan e-conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Co., Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai USD 90 miliar pada tahun 2024, tumbuh 13 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperkirakan akan mencapai USD 200 hingga USD 360 miliar pada 2030 mendatang.   


OJK Instruksikan Industri Fintech Bantu Prabowo Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%

Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar meminta industri fintech untuk membantu Presiden Prabowo Subianto mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen.

Dia menilai, industri fintech memiliki kontribusi besar terhadap ekonomi nasional.

"Yang pasti kami mendorong dengan fasilitasi kebijakan, pengaturan dan juga upaya pengembangan penguatan yang tepat untuk meningkatkan target-target tadi," kata Mahendra dalam acara Bulan Fintech Nasional 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa (12/11).

Mahendra mencatat, total nilai pinjaman yang disalurkan oleh industri fintech sudah menembus Rp700 triliun hingga saat ini. Dana tersebut banyak dinikmati oleh pelaku UMKM yang belum tersentuh akses layanan perbankan.

 


Kontribusi ke Literasi dan Inklusi Masyarakat

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar di acara The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE), Selasa (12/11/2024).  (Gagas/Liputan6.com)

Selain itu, keberadaan industri fintech telah berkontribusi terhadap peningkatan literasi dan inklusi masyarakat. Dalam hal ini fintech membantu UMKM maupun masyarakat yang kesulitan dalam mengakses permodalan melalui perbankan.

"Nah dengan fintech ini yang masuk dengan konvergensi yang semakin baik juga dengan industri-industri jasa keuangan yang ada, akan benar-benar memfasilitasi meningkatkan besaran dari inklusi literasi tadi, maupun juga kontribusi dari masing-masing industri terhadap produk domestik bruto," beber dia.

Ke depan, OJK meminta industri fintech untuk terus meningkatkan kontribusinya terhadap pelaku UMKM maupun masyarakat yang kesulitan memperoleh akses layanan perbankan. Tentunya dengan prinsip tata kelola yang baik sesuai aturan regulator.

"Misalnya, dalam aspek peningkatan literasi dan inklusi, jelas bahwa semakin tinggi tingkat literasi dan kemudian inklusi keuangan dari masyarakat Indonesia, utamanya lagi yang sampai saat ini masih harus ditingkatkan, maupun juga dalam konteks meningkatkan kontribusi dari masing-masing industri di sektor jasa keuangan," tandasnya.

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya