Pramono Anung Bakal Buat Giant Mangrove Wall, Atasi Banjir Rob di Jakarta

Calon gubernur (Cagub) nomor urut 3 Pramono Anung mengatakan, dirinya menaruh perhatian untuk mengatasi banjir jika dirinya terpilih di Pilkada Jakarta 2024.

oleh Arviola Marchsyalina Syurgandari diperbarui 12 Nov 2024, 17:15 WIB
Calon gubernur (Cagub) nomor urut 3 Pramono Anung dalam Kegiatan “Ngopi” Ngobrol Pintar di Auditorium Gedung Dakwah, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2024). (Foto: Liputan6.com/Arviola Marchsyalina).

Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur (Cagub) nomor urut 3 Pramono Anung mengatakan, dirinya menaruh perhatian untuk mengatasi banjir jika dirinya terpilih di Pilkada Jakarta 2024.

Hal ini disampaikannya dalam Kegiatan “Ngopi” Ngobrol Pintar di Auditorium Gedung Dakwah, Jakarta Pusat, Selasa (12/11/2024).

Salah satu yang akan dilakukan adalah dengan cara menanam mangrove atau tanaman bakau. Hal ini sudah ia uji coba saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) di Bali.

Menurut Pramono Anung, cara ini bisa mencegah terjadinya banjir rob yang sering terjadi di Jakarta.

“Kalau saya dalam jangka panjang dan kami akan usulkan kepada pemerintah pusat tidak lagi Giant Sea Wall tapi Giant Mangrove Wall,” ucapnya.

“Ekosistemnya menjadi lebih baik, ekologinya menjadi lebih baik, dan biaya yang tidak semahal ketika dibangun Giant Sea Wall. Tetapi yang tidak kalah penting, masyarakat Jakarta sudah waktunya diedukasi untuk itu,” jelas Pramono Anung.

Dia pun menjelaskan, ada tiga prinsip terjadinya banjir. Yang pertama, banjir kiriman dari atas, kedua adalah banjir lokal, dan yang ketiga banjir rob.

 

 

Banjir di Jakarta yang disebabkan oleh banjir kiriman dari atas sudah mengalami penurunan. Dampak baik nyata ini terjadi oleh pembangunan dua waduk.

“Karena dua waduk di atas (sudah) dibangun yaitu di Ciami dan Sukamahi,” kata Pramono.

 


Banjir Lokal Karena Ini

Selanjutnya, Pramono menjelaskan penyebab banjir lokal yang sering terjadi di Jakarta yaitu banyaknya sampah yang menumpuk dan aliran air yang tidak dirawat dengan baik.

Sementara itu, dia juga menjelaskan penyurutan air akibat banjir lokal tidak membutuhkan waktu yang lama, biasanya hanya satu hari. Namun, hal ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

“Beberapa titik sudah dilakukan perbaikan dengan membuat turap dan memasang pompa di ujung di Jakarta Utara, ada 12 pompa. Sekarang ini problemnya hanya 6 pompa yang berjalan,” jelas Pramono.


Jakarta Masuk Musim Hujan, BPBD DKI Siapkan Langkah Strategis Antisipasi Banjir

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengantisipasi banjir. Hal ini dilakukan, mengingat Jakarta mulai dilanda musim hujan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta juga berkoordinasi intensif dengan sejumlah pihak terkait untuk memperkuat infrastruktur pengendalian banjir.

"Memperkuat infrastruktur pengendalian banjir dengan melakukan normalisasi sungai, pembangunan tanggul, dan pembangunan infrastruktur tambahan," kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan dalam keterangan tertulis, diterima Selasa (12/11/2024).

Yohan menyampaikan, pemeliharaan infrastruktur pengendalian banjir juga dioptimalkan. Semisal, kata dia dengan melakukan pengerukan sedimen.

Selain itu, kata dia BPBD bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) telah melakukan pemetaan wilayah titik banjir di Jakarta dan sekitarnya. Dia berujar, hal tersebut sebagai langkah strategis untuk mengantisipasi dan menangani banjir yang kerap terjadi di musim hujan.

"Pemprov Jakarta juga telah menjalin komunikasi yang erat dengan daerah penyangga seperti Bogor dan Depok dalam upaya mitigasi banjir, khususnya terkait pengelolaan sungai Ciliwung," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya