Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 12 November 2024 melakukan grand launching produk derivatif stock single future (SSF). Pada hari pertama SSF launching, nilai transaksi yang berhasil dicatatkan mencapai Rp 84,8 juta.
Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik berharap dengan diluncurkannya SSF, investor dapat memanfaatkannya sebagai alternatif produk investasi.
Advertisement
Dia pun berharap dengan kehadiran SSF dapat meningkatkan minat masyarakat untuk investasi di pasar modal Indonesia sehingga dapat mendukung peningkatan likuiditas, jumlah investor, dan resiliensi pasar modal terhadap fluktuasi pasar global di masa depan.
"Di hari pertama launching terdapat transaksi 149 kontrak dengan nilai Rp 84,8 juta. Sedangkan untuk transaksi YTD sejak pre launching terdapat transaksi 1.107 kontrak dengan nilai Rp 749,9 juta," kata Jeffrey kepada wartawan, ditulis Selasa (13/11/2024).
Indeks LQ45
SSF yang diluncurkan menggunakan anggota Indeks LQ45 sebagai konstituen underlying. Underlying SSF tersebut merupakan 5 (lima) saham yang likuid dan memiliki fundamental baik, yaitu BBRI, BBCA, MDKA, TLKM, dan ASII.
Investor yang ingin bertransaksi SSF dapat membuka rekening derivatif di Perusahaan Sekuritas Anggota Bursa (AB) yang telah memperoleh izin sebagai AB derivatif.
Target BEI
Saat peluncuran, terdapat 3 AB derivatif, yaitu PT Binaartha Sekuritas, PT Ajaib Sekuritas Asia, dan PT Phintraco Sekuritas.
Adapun PT Binaartha Sekuritas juga bertindak sebagai Liquidity Provider atas perdagangan SSF di pasar sekunder. Secara keseluruhan, Bursa menyebutkan ada 16 AB yang berminat menjadi fasilitator perdagangan SSF.
"Dari total awal 16 AB, hari ini sudah ada 3 berarti ada kira-kira 12-13 yang di pipeline kita... Kesiapannya bervariasi," kata Jeffrey.
Ke depannya, Bursa berencana menambah underlying untuk produk SSF. Termasuk, bursa sedang mempertimbangkan underlying saham dari indeks bursa asing. "Kita juga sedang menjelajahi untuk underlying index asing," imbuh Jeffrey.
Advertisement