Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahaudin Nursalim alias Gus Baha dikenal sebagai ulama kharismatik dari Rembang, Jawa Tengah. Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha mengisahkan kewalian KH Abdul Hamid Pasuruan, yang juga populer dengan panggilan Mbah Hamid Pasuruan.
Kisah kewalian Mbah Hamid Pasuruan ini berdasarkan dari cerita ayahanda Gus Baha, KH Nursalim al-Hafizh. Ayah Gus Baha akrab dengan Mbah Hamid, terlebih memang memiliki hubungan keluarga. Simak kisahnya.
Suatu ketika, ada seorang kiai di masanya yang hasud terhadap Mbah Hamid. Kiai tersebut menganggap jadi wali seperti Mbah Hamid enak, banyak orang yang menghormati juga banyak yang memberinya uang.
Baca Juga
Advertisement
Kiai hasud tersebut mendatangi Mbah Hamid. Dengan mukasyafahnya, Mbah Hamid sudah tahu lebih dahulu -atas izin Allah- tentang tujuan kiai yang datang menghampirinya.
"Enak ya jadi wali, duitnya akeh (banyak)," gojlok Mbah Hamid kepada kiai tersebut.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Orientasi Utama kepada Allah
Mbah Hamid juga memamerkan mobil mewah miliknya. Meskipun direndahkan oleh Mbah Hamid, tetap saja tidak mengubah tekad kiai hasud tersebut.
Kemudian kiai itu diperintahkan Mbah Hamid untuk membawakan air segelas penuh. Lalu Mbah Hamid mengajaknya berkeliling dengan mobil mewah miliknya.
"Silakan berjalan-jalan bersamaku, syaratnya gelas ini Anda bawa, tapi gak boleh ada yang tumpah," ucap Mbah Hamid. Kiai hasud itu sangat berhati-hati menjaga air yang dibawanya, takut tumpah.
Setelah berkeliling dengan mobil mewah, Mbah Hamid bertanya ke kiai hasud. "Enak naik Mercy?"
"Tidak enak, lah wong sambil membawa gelas dan gak boleh tumpah," ujar kiai hasud.
"Sama, aku itu orang yang dekat dengan Allah. Maka orientasi saya itu menjaga kedekatanku kepada Allah, bukan menjaga uang (harta)," kata Mbah Hamid.
Advertisement
Hikmah
Gus Baha menegaskan bahwa orang yang sudah dekat dengan Allah akan selalu sibuk mendekatkan diri kepada Allah, tidak ingin terhalang oleh selain Allah.
"Semua wali dekat dengan Allah, hanya ingat kepada Allah," tutur Gus Baha, dikutip dari YouTube Santri Gayeng, Selasa (12/11/2024).
Demikian salah satu kisah Mbah Hamid yang dituturkan oleh Gus Baha. Dari kisah ini dapat dipetik bahwa harta hanyalah titipan semata dan barang-barang mewah sejatinya tidak menghalangi kedekatan kita kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.