Cerita Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia Alami Penurunan Capai 35 Persen

Data APPBI mencatat total pengusaha dan pengrajin Batik Cirebon berkurang yakni sekitar 30-35 persen

oleh Panji Prayitno diperbarui 13 Nov 2024, 02:00 WIB
Aktivitas membatik perajin batik Cirebon bersama manajemenAffairs Mondelez Indonesia. (Ist)

Liputan6.com, Cirebon Popularitas batik yang semakin mendunia belum sebanding dengan kondisi dan tantangan yang kerap dihadapi para perajin batik maupun pengusaha yang ada di Cirebon. 

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka melestarikan batik Cirebon. Salah satunya memberi penghargaan kepada perajin hingga pengusaha yang dianggap layak. 

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI) Komarudin Kudiya menjelaskan, Cirebon merupakan salah satu kota budaya pelestari batik yang dikenal dengan keindahan corak batik Mega Mendung. 

“Di Cirebon, tercatat total pengusaha dan pengrajin Batik Cirebon berkurang yakni sekitar 30-35 persen. Hal ini tentunya sebanding dengan terjadinya penurunan omset yang signifikan dari tahun 2019-2024 sebesar kurang lebih 40 persen dari kondisi sebelumnya," katanya, Selasa (12/11/2024).

Oleh karena itu, ia berharap inisiatif program CSR yang diberikan Oreo ini bisa menjadi angin segar bagi pengrajin Batik Cirebon. Sehingga turut menjangkau pengrajin kain tradisional lainnya sehingga bisa kembali bangkit menjadi industri yang berdaya.

Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari mengatakan, pada perjalanannya, produk Oreo Batik menjadi salah satu edisi spesial untuk melestarikan warisan budaya.

"Spesial kemasan bercotak wastra pada September lalu. Ini bagian dari memberi dampak nyata kepada perajin maupun pengusaha batik di Cirebon," katanya.


Alat Membatik

Ia menyebutkan, ada 1.400 pengrajin dan pengusaha batik di wilayah Cirebon yang salah satu coraknya digunakan dalam oreo batik. 

Head of Corporate Communications and Government Affairs Mondelez Indonesia Khrisma Fitriasari menjelaskan, kegiatan OREO Berbagi ini merupakan salah satu wujud komitmen berkelanjutan Mondelez Indonesia untuk turut berkontribusi terhadap masyarakat. 

“Sebagai salah satu produk unggulan persembahan dari Indonesia, yang dibuat oleh orang Indonesia dan untuk dinikmati orang Indonesia dan dunia, kami pun merasa terpanggil untuk turut berpartisipasi aktif dalam mendukung kemajuan pengrajin dan pengusaha batik yang merupakan salah satu ujung tombak dalam upaya pelestarian batik, sehingga batik nusantara dapat tetap lestari dan secara industri pun dapat terus berkembang," katanya.

Direktur Industri Aneka dan Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Alexandra Arri Cahyan imengatakan kelestarian batik memiliki hubungan erat dengan perkembangan industri batik yang turut menopang perekonomian bangsa. 

“Industri batik merupakan salah satu sektor prioritas pengembangan karena kontribusinya yang signifikan dari penyerapan tenaga kerja yang didominasi oleh industri kecil dan menengah (IKM) hingga semakin kuatnya pertumbuhan industri yang kian maju dan berdaya," ujarnya.

Senior Marketing Manager Biscuits Mondelez Indonesia Dian Ramadianti menjelaskan kegiatan Oreo Berbagi ini merupakan bagian penting dari agenda peluncuran edisi spesial OREO Batik.

Dengan kemasan bercorak empat wastra, bagian dari upaya merayakan keindahan dan keberagaman budaya Indonesia, sambil menciptakan momen-momen penuh keseruan bersama OREO. 

“Kami berharap hadirnya inisiatif OREO Berbagi ini bisa menciptakan momen penuh keseruan yang menumbuhkan motivasi para pengrajin dan pengusaha batik, khususnya di wilayah Cirebon dalam melestarikan batik nusantara, dan juga menumbuhkan dukungan dari berbagai pihak lainnya untuk turut mendukung langkah pengrajin dan pengusaha batik di seluruh wilayah Indonesia,” jelas Dian.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan OREO Berbagi kali ini pun turut menggandeng Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Indonesia (APPBI). 

Tercatat, kegiatan ini berhasil menjangkau seluruh populasi usaha Batik Cirebon skala kecil dan menengah yang berada di bawah naungan APPBI, hingga lebih dari 1.400 pengusaha dan pengrajin batik yang tersebar di 8 desa. 

Adapun bentuk donasi yang diserahkan dalam Oreo Berbagi kali ini meliputi set alat-alat membatik untuk para pengrajin dan paket instrumen membatik untuk peningkatan produktivitas dan pengelolaan limbah dengan total donasi hingga lebih dari Rp 1 milyar rupiah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya