Harga Emas Dunia Terjun Bebas ke Level Terendah, Ada Apa?

Harga emas di pasar spot turun 0,8% ke level USD 2.600,49 per ons setelah turun 1% dan mencapai level terendah sejak 20 September 2024 di level USD 2.589,59 pada awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi USD 2.606,4.

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini. Harga emas di pasar spot turun 0,8% ke level USD 2.600,49 per ons setelah turun 1% dan mencapai level terendah sejak 20 September 2024 di level USD 2.589,59 pada awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi USD 2.606,4. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun ke level terendah dalam hampir 2 bulan pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) dalam menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat. Optimisme tentang pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada periode kedua, dan perubahan pasar yang lebih luas setelah pemilihan presiden AS tanggal 5 November 2024 lalu.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/11/2024), harga emas dunia di pasar spot turun 0,8% ke level USD 2.600,49 per ons setelah turun 1% dan mencapai level terendah sejak 20 September 2024 di level USD 2.589,59 pada awal sesi perdagangan. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,4% menjadi USD 2.606,4.

Kenaikan kurs dolar AS ke level tertinggi dalam lebih dari 4 bulan meningkatkan biaya emas batangan bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara bitcoin melonjak karena permintaan berkelanjutan dari investor yang melihatnya sebagai taktik ketika Presiden AS terpilih Donald Trump berkuasa pada bulan Januari. Imbal hasil obligasi pemerintah AS juga naik tipis.

 

“Saya pikir ini hanya langkah korektif dalam pasar bullish jangka panjang. Kebijakan saat ini dianggap cukup inflasioner. Jadi jika kita melihat gelombang inflasi lain datang, maka itu akan mendorong harga emas lebih tinggi,” kata Ahli Strategi Pasar Senior RJO Futures Daniel Pavilonis.

Secara teknis, pasar tampaknya siap untuk bergerak naik, dengan support sekitar USD 2.600, tambahnya. Pasar sedang mengamati serangkaian data ekonomi AS yang banyak minggu ini, termasuk rilis indeks harga konsumen untuk bulan Oktober pada hari Rabu, bersama dengan pernyataan dari Ketua Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) Powell dan pejabat bank sentral AS lainnya.

Suku Bunga The Fed

Menyusul keputusan Fed baru-baru ini untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar seperempat poin persentase ke kisaran 4,50%–4,75%, para pedagang saat ini melihat peluang 65% untuk pemangkasan suku bunga lagi pada bulan Desember, dibandingkan sekitar 80% sebelum kemenangan pemilihan Donald Trump minggu lalu.

Analis Julius Baer, Carsten Menke mengatakan harga emas, yang didukung oleh euforia pra-pemilu sebagai Trump Trade, sekarang merosot karena optimisme pertumbuhan.

Namun, dunia yang multipolar dan keinginan bank sentral negara berkembang untuk tidak terlalu bergantung pada dolar AS dan – dalam kasus ekstrem – tidak terlalu rentan terhadap sanksi AS masih menunjukkan kenaikan harga emas dalam jangka panjang, tambah Menke.

Senada dengan harga emas hari ini, harga perak spot naik 0,4% menjadi USD 30,79. Di sisi lain, harga platinum turun 1,9% menjadi USD 946,85 dan harga paladium turun 3,6% menjadi USD 945,96. 


Donald Trump Bikin Harga Emas Keok

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, harga emas dunia anjlok lebih dari 2% pada perdagangan hari Senin. Penurunan harga emas ini terbebani oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang utama dunia.

Selain itu, penurunan harga emas dunia juga dipengaruhi oleh implikasi yang lebih luas dari kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS terhadap kebijakan fiskal dan pemotongan suku bunga.

Mengutip CNBC, Selasa (12/11/2024), harga emas di pasar spot turun 2,5% menjadi USD 2.617,96 per ons. Harga emas berjangka AS ditutup 2,9% lebih rendah pada USD 2.617,70 per ons.

Dengan indeks dolar AS naik 0,5% ke level tertinggi sejak awal Juli, emas menjadi kurang menarik bagi pembeli yang menggunakan mata uang di luar dolar AS.

Minggu lalu, indeks dolar AS melonjak lebih dari 1,5% menjadi 105,44 setelah pengumuman kemenangan Donald Trump.

"Perhatian pasar telah terfokus pada efek orde kedua sejak gelombang merah," kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.

"Kemungkinan tarif diberlakukan relatif awal pada masa jabatan Trump dan permintaan dolar AS yang kuat yang ditimbulkannya. Dolar yang lebih kuat membebani harga emas untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan karena hal itu juga terkait dengan meningkatnya kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menunda siklus pelonggarannya." jelas dia.

 


Kinerja Terburuk

Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Emas batangan mencatat minggu terburuknya dalam lebih dari lima bulan setelah pemilihan Trump Selasa lalu untuk masa jabatan empat tahun kedua.

Kemenangan Donald Trump menimbulkan ketidakpastian baru bagi bank sentral AS karena terus mempertimbangkan pemotongan suku bunga sekarang karena inflasi mendekati target Fed sebesar 2%.

Fed memangkas suku bunga acuan seperempat poin persentase minggu lalu ke kisaran antara 4,5% dan 4,75%.

Pelaku pasar sekarang melihat peluang 65% dari pemotongan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada Desember, dibandingkan dengan peluang sekitar 80% sebelum kemenangan Trump.

Sementara itu, pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, dijadwalkan untuk berbicara minggu ini, sementara data indeks harga konsumen dan produsen AS, klaim pengangguran mingguan, dan angka penjualan ritel juga akan dirilis minggu ini.

 

 


Harga Perak

(Ilustrasi perak by AI)

Harga perak spot turun 2,2% menjadi USD 30,60 per ons.

Analis Heraeus dalam sebuah catatan menulis, meskipun ada upaya untuk mengurangi penggunaan perak dan menggantinya dengan logam yang lebih murah, peningkatan pesat dalam pemasangan dan meningkatnya penggunaan sel tipe-N kemungkinan akan membuat permintaan perak tetap kuat pada 2024.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya