Laba Bersih Bank Sampoerna Melonjak 40%

Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 52,3 miliar di September 2024, meningkat 40,2% dibandingkan Rp 37,3 miliar, laba sepanjang periode yang sama tahun 2023.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Nov 2024, 11:45 WIB
Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) adalah Bank swasta yang berfokus pada pengembangan usaha mikro dan UKM melalui pemanfaatan teknologi digital. (Dok Bank Sampoerna)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) mampu membukukan kenaikan penyaluran kredit 9,2% menjadi Rp 12,4 triliun pada akhir kuartal III 2024. Hingga akhir September 2024, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Sampoerna tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,0% atau mencapai Rp14,6 triliun.

Dari kinerja tersebut sepanjang periode sembilan bulan pertama 2024, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 52,3 miliar, meningkat 40,2% dibandingkan Rp 37,3 miliar, laba sepanjang periode yang sama tahun 2023. 

Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, Henky Suryaputra merincikan, sektor UMKM merupakan bagian terpenting dan pendorong pertumbuhan kredit dalam periode 1 tahun terakhir. Per akhir September 2024, sebesar 63,2% pinjaman atau senilai Rp 7,8 triliun secara langsung maupun tidak langsung diberikan kepada pelaku UMKM dan 36,8% sisanya atau sekitar Rp 4,5 triliun kredit disalurkan kepada nasabah non-UMKM.

"Penyaluran pinjaman ke UMKM ini meningkat 14,6% dibandingkan penyaluran pinjaman ke UMKM pada satu tahun sebelumnya, jauh melampaui peningkatan pertumbuhan pinjaman UMKM di industri perbankan secara keseluruhan pada periode sama yang meningkat 5,0%," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (13/11/2024).

Pencapaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi dan pemanfaatan teknologi yang dilakukan Bank Sampoerna. Dari Rp7,8 triliun kredit ke UMKM sendiri, hampir 2/3 di antaranya atau sebesar Rp5,0 triliun disalurkan secara langsung oleh Bank Sahabat Sampoerna, sementara sisanya disalurkan ke UMKM lewat beberapa mitra strategis, baik koperasi, perusahaan financial technology, maupun peer- to-peer lending.

“Digitalisasi dan kolaborasi dengan pihak ketiga merupakan langkah strategis kami dalam merealisasikan komitmen Bank Sampoerna untuk membantu para pelaku UMKM. Dengan kedua strategi tersebut, kami terus mampu memperluas cakupan penyaluran kredit untuk UMKM hingga ke pelosok dan membantu perekonomian nasional,” ujar Henky.

 


DPK

PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) konsisten memberikan dukungan bagi pelaku UMKM di Tanah Air.

Pemberdayaan UMKM yang dilakukan Bank Sampoerna juga tak lepas dari kepercayaan nasabah dan masyarakat. Hingga akhir September 2024, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Sampoerna tercatat mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,0% atau mencapai Rp14,6 triliun, dibandingkan dengan jumlah yang dihimpun satu tahun sebelumnya sekitar Rp 12,4 triliun.

Pertumbuhan DPK ini juga tercatat melampaui pertumbuhan DPK industri perbankan yang pada periode sama bertumbuh 6,7%.

Henky menambahkan, pertumbuhan DPK tersebut didukung program Sampoerna Fest, yang melalui festival musik memberikan edukasi literasi keuangan serta mengajak masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas Sampoerna Mobile Banking. Beragam fitur Sampoerna Mobile Banking

memungkinkan masyarakat untuk membuka tabungan, melakukan berbagai transaksi keuangan, dan mengelola keuangan secara bijak.

 


Profitabilitas

Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) adalah Bank swasta yang berfokus pada pengembangan usaha mikro dan UKM melalui pemanfaatan teknologi digital. (Dok Bank Sampoerna)

CEO Bank Sampoerna Ali Rukmijah menyampaikan bahwa di luar fungsi intermediasi penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat, Bank Sampoerna juga menjalankan misi memberdayakan UMKM lewat peran pemberian jasa perbankan atau yang dikenal sebagai Bank as a Service (BaaS).

Peningkatan peran ini terefleksikan dengan semakin banyak digunakannya jasa virtual account dan transfer dana melalui kerja sama mitra (host-to-host fund transfer) yang di 9 bulan pertama tahun 2024 berlangsung sebanyak lebih dari 20 juta transaksi dengan total nominal transaksi sebesar lebih dari Rp100 triliun.

"Jumlah transaksi ini meningkat dua digit dibandingkan jumlah transaksi yang terjadi pada periode yang sama tahun 2023," kata dia. 

Kinerja baik Bank Sampoerna juga tergambar pada profitabilitas. Sepanjang periode sembilan bulan pertama tahun 2024, Bank Sampoerna membukukan laba bersih sebesar Rp 52,3 miliar, meningkat 40,2% dibandingkan Rp 37,3 miliar, laba sepanjang periode yang sama tahun 2023.

Peningkatan laba bersih juga berkorelasi langsung dengan peningkatan Return-On-Asset (ROA) dan Return-On-Equity (ROE) yang pada 9 bulan pertama tahun 2024 tercatat di angka 0,51% dan 2,21%.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya