Untung-Rugi Spin Off Adaro Andalan Indonesia Lewat IPO

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). IPO AADI ini setali dengan upaya spin off bisnis batu bara termal oleh perusahaan induk, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

oleh Septian Deny diperbarui 13 Nov 2024, 16:18 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). IPO AADI ini setali dengan upaya spin off bisnis batu bara termal oleh perusahaan induk, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO).

ADRO berencana melakukan transaksi penjualan atas sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada AAI sejumlah 7.008.202.240 saham melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan POJK 76/2017 (PUPS). PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) AAI.

Jelang RUPSLB Adaro Energy Indonesia pada 18 November 2024, Tim Riset Stockbit Sekuritas mencoba menganalisis opsi yang optimal bagi investor ADRO terkait aksi korporasi spin–off Adaro Andalan Indonesia. Investment Analyst Stockbit, Hendriko Gani menyebutkan ada dua opsi bagi investor ADRO.

Pertama, berpartisipasi pada penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) AADI. Opsi ini kemudian dipecah pecah lagi ke dalam 3 skenario. Pada Base–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 6,6x PE untuk ADRO. Lalu pada bull–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 8,9x PE untuk ADRO.

"Sementara pada bear–case scenario, mengimplikasikan 5x PE untuk AADI dan 3,8x PE untuk ADRO," ulas Hendriko dalam risetnya, Rabu (13/11/2024).

Pembagian Dividen

IPO AADI dilakukan bersamaan dengan rencana pembagian dividen tambahan oleh Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). ADRO berencana melakukan pembagian dividen tambahan dividen tunai final dalam jumlah sebesar-besarnya sampai dengan USD 2,63 miliar. Dividen tambahan itu mengacu pada saldo laba perseroan per 31 Desember 2023.

"Berdasarkan perhitungan kami, investor ADRO yang menggunakan dividennya untuk berpartisipasi dalam PUPS AADI berpotensi lebih diuntungkan," kata Hendriko.

 


Harga Saham ADRO

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Harga saham ADRO kemungkinan besar akan turun setelah spin–off AADI dan pembagian dividen seiring berkurangnya potensi laba bersih setelah spin–off. Jika harga saham ADRO tidak mengalami penurunan setelah spin–off, maka ADRO berpotensi diperdagangkan pada valuasi 13,3x PE.

Sementara, harga saham AADI berpotensi mengalami re–rating ke level 5x PE, yang kami anggap sebagai level yang lebih wajar dan konservatif. Level 5x PE tersebut masih berada di bawah mean historis 5 tahun ADRO di level 6,9x PE, serta valuasi emiten batu bara lainnya seperti PTBA (7,7x PE FY24F annualized) dan ITMG (6,87x PE FY24F annualized).

Menggunakan skenario terburuk dalam bear–case scenario, di mana saham ADRO divaluasi hanya menggunakan 50% cash + 50% holding discount (setara 3,8x PE), investor berpotensi hanya membukukan kerugian -5,7%. "Angka ini masih lebih kecil dibandingkan potensi kerugian jika investor tidak mengeksekusi PUPS AAI, yakni sekitar -14,9%," jelas Hendriko.

Dalam jangka panjang, valuasi ADRO akan dipengaruhi sentimen market dan laba bersih dari pengembangan proyek smelter aluminium dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang masing–masing diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2025 dan tahun 2030.

 

 


Opsi Tidak Berpartisipasi dalam IPO AADI

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sementara itu, Tim Riset Stockbit melihat bahwa investor yang hanya mengambil dividen dan tidak berpartisipasi pada PUPS AADI berpotensi mendapatkan return yang lebih rendah atau bahkan berisiko mengalami kerugian ketimbang investor yang berpartisipasi dalam PUPS AADI. Hal ini karena investor yang tidak berpartisipasi dalam PUPS AADI akan menghadapi potensi penurunan harga saham ADRO tanpa mendapatkan potensi upside dari kenaikan harga saham AADI.

"Hak penebusan PUPS AADI juga tidak dapat dijual. Investor yang mengambil opsi ini berpotensi kehilangan bisnis batu bara termal ADRO pada valuasi 2,7x PE 1H24 annualized, lebih rendah dari mean historis 5 tahun ADRO dan peers–nya," kata Hendriko.

Hendriko menjelaskan, beberapa asumsi dasar yang digunakan dalam perhitungannya, antara lain harga pembelian ADRO menggunakan harga penutupan bursa hari Selasa (12/11) di level Rp 3.820 per saham. Kemudian, dividen yang dibayarkan ADRO mencapai level maksimum, yakni Rp 1.352 per saham.

Adapun pembayaran dividen dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan PUPS. Harga PUPS AADI setara dengan batas atas kisaran harga IPO di level Rp 5.900 per saham, yang juga merupakan batas maksimum dari kisaran harga PUPS.

"Selain itu, kami juga memperhitungkan rasio pemesanan sebesar 100:23 (setiap kepemilikan 100 saham ADRO akan mendapatkan hak untuk memesan 23 saham AADI pada PUPS) dan kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar 15.811," ujar Hendriko.

 

Infografis AS Desak Pemilik TikTok Lepas Saham dan Ancam Larangan Total. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya