Kalimat Transitif Adalah: Pengertian, Ciri, dan Contoh Lengkap

Pelajari pengertian, ciri-ciri, dan contoh kalimat transitif secara lengkap. Pahami perbedaannya dengan kalimat intransitif serta cara membuat kalimat transitif yang benar.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Nov 2024, 07:30 WIB
kalimat transitif adalah ©Ilustrasi dibuat oleh AI

Liputan6.com, Jakarta Dalam tata bahasa Indonesia, kalimat transitif merupakan salah satu jenis kalimat yang penting untuk dipahami. Kalimat transitif memiliki struktur dan karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis kalimat lainnya. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, ciri-ciri, contoh, serta hal-hal penting lainnya terkait kalimat transitif.


Pengertian Kalimat Transitif

Kalimat transitif adalah kalimat yang predikatnya membutuhkan objek untuk melengkapi maknanya. Dalam kalimat transitif, tindakan yang dilakukan oleh subjek langsung mengenai objeknya. Tanpa kehadiran objek, kalimat transitif akan terasa tidak lengkap dan maknanya menjadi kurang jelas.

Struktur dasar kalimat transitif terdiri dari Subjek (S) - Predikat (P) - Objek (O), dan dapat dilengkapi dengan Keterangan (K). Predikat dalam kalimat transitif biasanya berupa kata kerja transitif, yaitu kata kerja yang memerlukan objek langsung.

Beberapa karakteristik utama kalimat transitif antara lain:

  • Memiliki objek langsung yang menerima tindakan dari subjek
  • Predikatnya berupa kata kerja transitif
  • Dapat diubah menjadi kalimat pasif
  • Objeknya dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif

Pemahaman tentang kalimat transitif sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam konteks formal seperti penulisan ilmiah, jurnalistik, dan komunikasi resmi lainnya.


Ciri-ciri Kalimat Transitif

Untuk dapat mengidentifikasi kalimat transitif dengan mudah, perlu memahami ciri-ciri utamanya. Berikut adalah beberapa ciri khas kalimat transitif:

1. Memiliki Objek Langsung

Ciri paling mendasar dari kalimat transitif adalah keberadaan objek langsung. Objek ini menerima tindakan yang dilakukan oleh subjek melalui predikat. Tanpa objek, kalimat transitif akan kehilangan kelengkapan maknanya.

Contoh:

- Adik membaca buku. (buku = objek)

- Ibu memasak nasi goreng. (nasi goreng = objek)

2. Predikat Berupa Kata Kerja Transitif

Predikat dalam kalimat transitif selalu berupa kata kerja transitif. Kata kerja ini membutuhkan objek untuk melengkapi artinya. Umumnya, kata kerja transitif dalam bahasa Indonesia ditandai dengan awalan me- atau memper-.

Contoh kata kerja transitif:

- Membaca, menulis, melihat, mendengar

- Mempersiapkan, mempelajari, mempertimbangkan

3. Dapat Diubah Menjadi Kalimat Pasif

Salah satu ciri khas kalimat transitif adalah kemampuannya untuk diubah menjadi kalimat pasif. Dalam transformasi ini, objek kalimat aktif menjadi subjek kalimat pasif, sementara subjek asli menjadi pelengkap.

Contoh:

- Aktif: Andi membeli sepatu baru.

- Pasif: Sepatu baru dibeli (oleh) Andi.

4. Pola Kalimat S-P-O

Struktur dasar kalimat transitif mengikuti pola Subjek-Predikat-Objek (S-P-O). Pola ini bisa diperluas dengan menambahkan keterangan (K) menjadi S-P-O-K.

Contoh:

- S-P-O: Ayah memperbaiki sepeda.

- S-P-O-K: Ayah memperbaiki sepeda di garasi.

5. Objek Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif

Dalam transformasi ke kalimat pasif, objek kalimat transitif dapat menjadi subjek. Ini merupakan salah satu cara untuk menguji apakah sebuah kalimat termasuk transitif atau bukan.

Contoh:

- Aktif: Petani menanam padi. (padi = objek)

- Pasif: Padi ditanam (oleh) petani. (padi = subjek)

Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat dengan mudah mengidentifikasi kalimat transitif dalam berbagai konteks penggunaan bahasa Indonesia.


Jenis-jenis Kalimat Transitif

Kalimat transitif dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah objek dan struktur kalimatnya. Pemahaman tentang jenis-jenis kalimat transitif ini penting untuk penggunaan bahasa yang lebih tepat dan bervariasi. Berikut adalah penjelasan detail tentang jenis-jenis kalimat transitif:

1. Kalimat Ekatransitif

Kalimat ekatransitif adalah kalimat transitif yang hanya memiliki satu objek. Ini merupakan bentuk paling sederhana dari kalimat transitif. Struktur kalimat ekatransitif biasanya mengikuti pola Subjek-Predikat-Objek (S-P-O).

Contoh kalimat ekatransitif:

- Rina membaca novel.

- Ayah mengecat pagar.

- Kucing mengejar tikus.

Dalam contoh-contoh di atas, kata 'novel', 'pagar', dan 'tikus' berfungsi sebagai objek tunggal dalam kalimat.

2. Kalimat Dwitransitif

Kalimat dwitransitif adalah kalimat transitif yang memiliki dua objek, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek langsung biasanya menerima tindakan langsung dari predikat, sementara objek tak langsung biasanya menerima manfaat atau akibat dari tindakan tersebut.

Contoh kalimat dwitransitif:

- Ibu membelikan adik sepatu baru. (adik = objek tak langsung, sepatu baru = objek langsung)

- Guru mengajarkan murid-murid matematika. (murid-murid = objek tak langsung, matematika = objek langsung)

- Ayah mengirimkan kakak uang bulanan. (kakak = objek tak langsung, uang bulanan = objek langsung)

3. Kalimat Semitransitif

Kalimat semitransitif adalah jenis kalimat yang berada di antara transitif dan intransitif. Dalam kalimat semitransitif, objek bersifat opsional dan dapat dihilangkan tanpa mengubah makna dasar kalimat. Namun, kehadiran objek memberikan informasi tambahan yang memperjelas makna kalimat.

Contoh kalimat semitransitif:

- Adik sedang makan (nasi).

- Ibu sedang memasak (sayur).

- Ayah sedang membaca (koran).

Dalam contoh-contoh di atas, kata dalam kurung merupakan objek yang bersifat opsional. Kalimat tetap bermakna meskipun tanpa objek tersebut, namun dengan adanya objek, informasi menjadi lebih spesifik.

4. Kalimat Transitif Kompleks

Kalimat transitif kompleks adalah kalimat transitif yang memiliki struktur lebih rumit, biasanya melibatkan anak kalimat atau klausa tambahan yang berfungsi sebagai objek.

Contoh kalimat transitif kompleks:

- Saya mendengar bahwa dia akan pindah ke luar negeri.

- Mereka mengumumkan bahwa pertandingan akan ditunda.

- Kami memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut.

Dalam contoh-contoh di atas, bagian yang digarisbawahi berfungsi sebagai objek kalimat dalam bentuk klausa atau frasa.

Memahami berbagai jenis kalimat transitif ini memungkinkan kita untuk menggunakan bahasa dengan lebih kaya dan tepat, sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi yang diinginkan.


Contoh Kalimat Transitif

Untuk lebih memahami konsep kalimat transitif, berikut ini disajikan berbagai contoh kalimat transitif dalam berbagai konteks dan struktur:

1. Kalimat Transitif Sederhana (Ekatransitif)

  • Andi membaca buku.
  • Ibu memasak nasi goreng.
  • Adik menggambar pemandangan.
  • Ayah mencuci mobil.
  • Petani menanam padi.

2. Kalimat Transitif dengan Dua Objek (Dwitransitif)

  • Guru memberikan murid-murid pekerjaan rumah.
  • Ibu membelikan adik sepatu baru.
  • Paman mengirimi kami oleh-oleh.
  • Direktur menugaskan karyawan proyek baru.
  • Kakak mengajarkan adik matematika.

3. Kalimat Transitif dengan Keterangan

  • Mereka menyanyikan lagu kebangsaan dengan penuh semangat.
  • Rina menulis surat untuk neneknya setiap minggu.
  • Pak Tani menanam padi di sawah yang luas.
  • Kami mengunjungi museum sejarah pada hari Minggu lalu.
  • Adik memainkan gitar di teras rumah setiap sore.

4. Kalimat Transitif dalam Bentuk Pasif

  • Buku itu dibaca oleh Andi.
  • Nasi goreng sedang dimasak oleh Ibu.
  • Pemandangan itu digambar oleh adik.
  • Mobil dicuci oleh ayah.
  • Padi ditanam oleh petani.

5. Kalimat Transitif Kompleks

  • Saya mendengar bahwa dia akan pindah ke luar negeri bulan depan.
  • Mereka memutuskan untuk melanjutkan studi di universitas ternama.
  • Kami berharap bahwa situasi akan segera membaik.
  • Pemerintah mengumumkan bahwa kebijakan baru akan segera diterapkan.
  • Para ilmuwan menemukan bahwa perubahan iklim berdampak serius pada ekosistem.

6. Kalimat Transitif dalam Konteks Formal

  • Presiden menandatangani undang-undang baru tentang pendidikan.
  • Perusahaan tersebut meluncurkan produk inovatif ke pasar global.
  • Tim peneliti mengembangkan vaksin baru untuk mengatasi pandemi.
  • Pemerintah daerah menerapkan kebijakan pembatasan sosial untuk mengendalikan penyebaran virus.
  • Dewan direksi menyetujui rencana ekspansi bisnis ke luar negeri.

7. Kalimat Transitif dalam Konteks Sehari-hari

  • Adik membantu ibu mencuci piring setelah makan malam.
  • Kakak mengajari adik cara mengerjakan PR matematika.
  • Ayah memperbaiki sepeda yang rusak di garasi.
  • Ibu menyiapkan bekal untuk piknik keluarga besok.
  • Nenek menceritakan dongeng kepada cucu-cucunya sebelum tidur.

Contoh-contoh di atas menunjukkan variasi penggunaan kalimat transitif dalam berbagai konteks dan struktur. Penting untuk diingat bahwa dalam setiap kalimat transitif, terdapat hubungan langsung antara subjek, predikat, dan objek, di mana tindakan yang dilakukan oleh subjek langsung mempengaruhi atau ditujukan pada objek.


Perbedaan Kalimat Transitif dan Intransitif

Memahami perbedaan antara kalimat transitif dan intransitif sangat penting dalam penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Kedua jenis kalimat ini memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut adalah penjelasan rinci tentang perbedaan antara kalimat transitif dan intransitif:

1. Keberadaan Objek

 

  • Kalimat Transitif: Selalu memiliki objek yang menerima tindakan dari subjek melalui predikat.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Tidak memiliki objek. Tindakan yang dinyatakan oleh predikat tidak memerlukan objek untuk melengkapi maknanya.

Contoh:

- Transitif: Andi membaca buku. (buku = objek)

- Intransitif: Andi berlari. (tidak ada objek)

2. Jenis Kata Kerja

 

  • Kalimat Transitif: Menggunakan kata kerja transitif yang membutuhkan objek.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Menggunakan kata kerja intransitif yang tidak membutuhkan objek.

Contoh:

- Transitif: Ibu memasak nasi. (memasak = kata kerja transitif)

- Intransitif: Bayi menangis. (menangis = kata kerja intransitif)

3. Struktur Kalimat

 

  • Kalimat Transitif: Umumnya memiliki struktur Subjek-Predikat-Objek (S-P-O) atau Subjek-Predikat-Objek-Keterangan (S-P-O-K).

 

 

  • Kalimat Intransitif: Memiliki struktur Subjek-Predikat (S-P) atau Subjek-Predikat-Keterangan (S-P-K).

Contoh:

- Transitif: Ayah memperbaiki sepeda. (S-P-O)

- Intransitif: Burung terbang. (S-P)

4. Transformasi ke Kalimat Pasif

 

  • Kalimat Transitif: Dapat diubah menjadi kalimat pasif, di mana objek menjadi subjek kalimat pasif.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif karena tidak memiliki objek.

Contoh:

- Transitif Aktif: Petani menanam padi.

Transitif Pasif: Padi ditanam oleh petani.

- Intransitif: Anak-anak bermain. (Tidak dapat dipasifkan)

5. Fokus Tindakan

 

  • Kalimat Transitif: Fokus pada tindakan yang dilakukan subjek terhadap objek.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Fokus pada tindakan atau keadaan subjek itu sendiri.

Contoh:

- Transitif: Dia memotong rambut. (Fokus pada tindakan memotong yang dilakukan terhadap rambut)

- Intransitif: Dia tertawa. (Fokus pada tindakan tertawa yang dilakukan subjek)

6. Kelengkapan Makna

 

  • Kalimat Transitif: Membutuhkan objek untuk melengkapi makna kalimat.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Maknanya sudah lengkap tanpa kehadiran objek.

Contoh:

- Transitif: Mereka menyanyikan lagu. (Tanpa "lagu", kalimat terasa tidak lengkap)

- Intransitif: Mereka bernyanyi. (Makna sudah lengkap tanpa objek)

7. Penggunaan Imbuhan

 

  • Kalimat Transitif: Sering menggunakan kata kerja dengan imbuhan me-, me-kan, me-i.

 

 

  • Kalimat Intransitif: Sering menggunakan kata kerja dengan imbuhan ber-, ter-, atau tanpa imbuhan.

Contoh:

- Transitif: Dia mengerjakan tugas. (mengerjakan = me-)

- Intransitif: Dia berjalan. (berjalan = ber-)

Memahami perbedaan ini penting untuk penggunaan bahasa yang tepat dan efektif. Kalimat transitif umumnya digunakan ketika ingin menekankan tindakan yang dilakukan terhadap sesuatu, sementara kalimat intransitif lebih fokus pada tindakan atau keadaan subjek itu sendiri.


Cara Membuat Kalimat Transitif

Membuat kalimat transitif yang baik dan benar memerlukan pemahaman tentang struktur dan komponen-komponennya. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat kalimat transitif yang efektif:

1. Identifikasi Subjek

Langkah pertama adalah menentukan subjek kalimat. Subjek adalah pelaku tindakan dalam kalimat transitif.

Contoh subjek: Andi, Ibu, Mereka, Kucing, Pemerintah

2. Pilih Kata Kerja Transitif

Gunakan kata kerja transitif yang membutuhkan objek. Kata kerja ini biasanya diawali dengan imbuhan me-, me-kan, atau me-i.

Contoh kata kerja transitif: membaca, menulis, melihat, memakan, mempelajari

3. Tentukan Objek

Pilih objek yang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh subjek. Objek adalah penerima tindakan dari kata kerja transitif.

Contoh objek: buku, surat, pemandangan, nasi, pelajaran

4. Susun Kalimat Dasar

Gabungkan subjek, kata kerja transitif, dan objek dalam urutan Subjek-Predikat-Objek (S-P-O).

Contoh:

- Andi membaca buku.

- Ibu menulis surat.

- Mereka melihat pemandangan.

5. Tambahkan Keterangan (Opsional)

Jika diperlukan, tambahkan keterangan untuk memberikan informasi tambahan seperti waktu, tempat, atau cara.

Contoh:

- Andi membaca buku di perpustakaan.

- Ibu menulis surat dengan pena baru.

- Mereka melihat pemandangan dari puncak gunung.

6. Periksa Kejelasan Makna

Pastikan kalimat yang dibuat memiliki makna yang jelas dan logis. Objek harus sesuai dengan tindakan yang dinyatakan oleh kata kerja.

7. Variasikan Struktur Kalimat

Untuk membuat kalimat lebih menarik, coba variasikan strukturnya. Misalnya, dengan menambahkan kata keterangan di awal kalimat atau menggunakan kalimat majemuk.

Contoh:

- Dengan penuh semangat, siswa-siswa mengerjakan tugas matematika.

- Meskipun lelah, para pekerja tetap menyelesaikan proyek pembangunan jembatan.

8. Gunakan Kalimat Transitif dalam Konteks

Praktikkan membuat kalimat transitif dalam berbagai konteks, seperti dalam percakapan sehari-hari, tulisan formal, atau narasi.

Contoh dalam konteks berbeda:

- Percakapan: "Bisakah kamu membelikan aku sebotol air mineral?"

- Tulisan formal: "Pemerintah telah menerapkan kebijakan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan."

- Narasi: "Setiap pagi, Pak Tono menyiram tanaman di halaman rumahnya."

9. Latih Penggunaan Kalimat Transitif

Semakin sering berlatih, semakin mahir Anda dalam membuat kalimat transitif. Cobalah membuat kalimat transitif dari berbagai kata kerja transitif yang berbeda.

Contoh latihan:

- Menggunakan kata "mempelajari": Siswa mempelajari sejarah Indonesia.

- Menggunakan kata "mengirimkan": Dia mengirimkan paket ke alamat temannya.

- Menggunakan kata "mempersiapkan": Tim koki mempersiapkan hidangan istimewa untuk acara pernikahan.

10. Evaluasi dan Perbaiki

Setelah membuat kalimat, evaluasi apakah kalimat tersebut sudah memenuhi kriteria kalimat transitif yang baik. Jika perlu, lakukan perbaikan untuk meningkatkan kejelasan dan efektivitas kalimat.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan berlatih secara konsisten, Anda akan dapat membuat kalimat transitif yang baik dan efektif dalam berbagai konteks penggunaan bahasa Indonesia.


Kesalahan Umum dalam Membuat Kalimat Transitif

Meskipun konsep kalimat transitif terlihat sederhana, masih ada beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam pembuatannya. Mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan ini penting untuk meningkatkan kualitas penggunaan bahasa. Berikut adalah beberapa kesalahan umum dalam membuat kalimat transitif beserta penjelasan dan cara mengatasinya:

1. Menghilangkan Objek

Kesalahan: Membuat kalimat transitif tanpa objek.

Contoh salah: "Ibu sedang memasak."

Perbaikan: "Ibu sedang memasak nasi goreng."

Penjelasan: Kalimat transitif selalu membutuhkan objek. Tanpa objek, kalimat menjadi tidak lengkap atau berubah menjadi kalimat intransitif.

2. Menggunakan Kata Kerja Intransitif

Kesalahan: Menggunakan kata kerja intransitif dalam kalimat transitif.

Contoh salah: "Anak itu tertidur buku."

Perbaikan: "Anak itu membaca buku."

Penjelasan: Kata kerja seperti 'tertidur' adalah intransitif dan tidak memerlukan objek. Untuk kalimat transitif, gunakan kata kerja transitif seperti 'membaca'.

3. Ketidaksesuaian Antara Kata Kerja dan Objek

Kesalahan: Menggunakan objek yang tidak sesuai dengan kata kerja.

Contoh salah: "Dia memakan televisi."

Perbaikan: "Dia menonton televisi."

Penjelasan: Pastikan objek yang dipilih logis dan sesuai dengan tindakan yang dinyatakan oleh kata kerja.

4. Kesalahan Penggunaan Imbuhan

Kesalahan: Menggunakan imbuhan yang salah pada kata kerja transitif.

Contoh salah: "Mereka berkirim surat."

Perbaikan: "Mereka mengirim surat."

Penjelasan: Kata kerja transitif umumnya menggunakan imbuhan me-, me-kan, atau me-i, bukan ber-.

5. Kalimat Ambigu

Kesalahan: Membuat kalimat yang memiliki makna ganda.

Contoh ambigu: "Anak itu memukul dengan tongkat."

Perbaikan: "Anak itu memukul bola dengan tongkat."

Penjelasan: Pastikan objek disebutkan dengan jelas untuk menghindari ambiguitas.

6. Kesalahan Urutan Kata

Kesalahan: Menyusun kata dalam urutan yang salah.

Contoh salah: "Buku membaca Andi."

Perbaikan: "Andi membaca buku."

Penjelasan: Dalam bahasa Indonesia, urutan umum kalimat transitif adalah Subjek-Predikat-Objek (S-P-O).

7. Penggunaan Kata Depan yang Tidak Tepat

Kesalahan: Menambahkan kata depan yang tidak perlu sebelum objek langsung.

Contoh salah: "Dia melihat kepada pemandangan."

Perbaikan: "Dia melihat pemandangan."

Penjelasan: Objek langsung dalam kalimat transitif tidak memerlukan kata depan.

8. Kesalahan dalam Kalimat Pasif

Kesalahan: Membuat kalimat pasif yang tidak sesuai dengan kalimat transitif aslinya.

Contoh salah: "Buku dibaca oleh."

Perbaikan: "Buku dibaca oleh Andi."

Penjelasan: Dalam mengubah kalimat transitif menjadi pasif, pastikan semua elemen kalimat tetap ada dan logis.

9. Penggunaan Objek yang Terlalu Umum

Kesalahan: Menggunakan objek yang terlalu umum sehingga kalimat kurang informatif.

Contoh kurang baik: "Mereka membeli sesuatu."

Perbaikan: "Mereka membeli bahan makanan."

Penjelasan: Gunakan objek yang spesifik untuk membuat kalimat lebih informatif dan jelas.

10. Kesalahan Penggunaan Kata Ganti

Kesalahan: Menggunakan kata ganti yang tidak jelas referensinya.

Contoh ambigu: "Dia memukulnya."

Perbaikan: "Andi memukul bola."

Penjelasan: Pastikan penggunaan kata ganti jelas dan tidak menimbulkan kebingungan.

Dengan menghindari kesalahan-kesalahan ini, kita dapat membuat kalimat transitif yang lebih akurat, jelas, dan efektif dalam berkomunikasi. Penting untuk selalu memperhatikan struktur kalimat, pemilihan kata kerja yang tepat, dan kejelasan objek dalam setiap kalimat transitif yang dibuat.


Kesimpulan

Kalimat transitif merupakan elemen penting dalam tata bahasa Indonesia yang memungkinkan penyampaian informasi secara jelas dan efektif. Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, dan cara membuat kalimat transitif yang benar, kita dapat meningkatkan kualitas komunikasi baik lisan maupun tulisan.

Poin-poin kunci yang perlu diingat tentang kalimat transitif mel

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya