Wali Allah Adalah: Pengertian, Ciri-ciri dan Kedudukan dalam Islam

Wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Pelajari pengertian, ciri-ciri dan kedudukan wali Allah dalam Islam.

oleh Liputan6 diperbarui 14 Nov 2024, 15:00 WIB
wali allah adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Liputan6.com, Jakarta Dalam ajaran Islam, wali Allah memiliki kedudukan yang istimewa di sisi Allah SWT. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah karena keimanan dan ketakwaan mereka. Namun seringkali terjadi kesalahpahaman di masyarakat tentang siapa sebenarnya wali Allah itu. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang pengertian, ciri-ciri, kedudukan, dan hal-hal penting lainnya seputar wali Allah dalam Islam.


Pengertian Wali Allah

Secara bahasa, kata "wali" berasal dari bahasa Arab yang berarti dekat, teman, pelindung atau penolong. Sedangkan secara istilah, wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Pengertian wali Allah dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Yunus ayat 62-63:

.

Artinya: "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa."

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa wali Allah adalah:

  • Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT
  • Selalu bertakwa dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
  • Tidak memiliki rasa takut dan sedih dalam menjalani kehidupan

Jadi, wali Allah bukanlah gelar atau jabatan yang diberikan oleh manusia. Wali Allah adalah kedudukan spiritual yang diberikan langsung oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa.

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa wali Allah adalah mereka yang beriman dan bertakwa. Setiap orang yang beriman dan bertakwa adalah wali Allah, sesuai dengan tingkat keimanan dan ketakwaannya masing-masing.


Ciri-ciri Wali Allah

Untuk mengenali siapa saja yang termasuk wali Allah, berikut adalah beberapa ciri-ciri wali Allah berdasarkan Al-Qur'an dan hadits:

1. Beriman dan Bertakwa

Ciri utama wali Allah adalah keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan ketakwaan dalam menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Mereka senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan.

2. Istiqomah dalam Beribadah

Wali Allah konsisten dan istiqomah dalam menjalankan ibadah wajib maupun sunnah. Mereka tidak hanya melaksanakan ibadah wajib, tapi juga rajin menjalankan amalan-amalan sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah.

3. Akhlak yang Mulia

Para wali Allah memiliki akhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari. Mereka lemah lembut terhadap sesama mukmin, namun tegas terhadap orang-orang kafir. Akhlak mereka mencerminkan ajaran Islam.

4. Zuhud terhadap Dunia

Wali Allah tidak terlena dengan gemerlap kehidupan dunia. Mereka zuhud dan sederhana dalam menjalani hidup, tidak berlebih-lebihan dalam urusan duniawi.

5. Tidak Takut dan Tidak Bersedih

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an, wali Allah tidak memiliki rasa takut dan sedih dalam menjalani kehidupan. Mereka yakin dengan pertolongan Allah.

6. Berjihad di Jalan Allah

Para wali Allah senantiasa berjuang dan berjihad di jalan Allah untuk menegakkan agama-Nya. Mereka tidak takut celaan orang yang mencela dalam memperjuangkan kebenaran.

7. Memiliki Ilmu Agama yang Mendalam

Wali Allah memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam. Mereka mengamalkan ilmunya dan mengajarkannya kepada orang lain.

8. Tawadhu dan Rendah Hati

Meski memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, wali Allah tetap rendah hati dan tidak sombong. Mereka tidak mengaku-ngaku sebagai wali.

9. Sabar Menghadapi Ujian

Wali Allah memiliki kesabaran yang tinggi dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan hidup. Mereka yakin bahwa semua ujian adalah bentuk kasih sayang Allah.

10. Mencintai dan Dicintai Allah

Ciri utama wali Allah adalah kecintaan mereka kepada Allah SWT. Mereka mencintai Allah melebihi cintanya kepada makhluk. Dan Allah pun mencintai mereka sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi.


Kedudukan Wali Allah dalam Islam

Wali Allah memiliki kedudukan yang mulia dan istimewa dalam ajaran Islam. Beberapa hal yang menunjukkan kedudukan tinggi wali Allah antara lain:

1. Kekasih Allah SWT

Wali Allah adalah kekasih Allah yang dicintai-Nya. Allah mencintai mereka karena ketaatan dan kedekatan mereka kepada-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi disebutkan bahwa Allah akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki bagi wali-Nya.

2. Mendapat Perlindungan Allah

Allah SWT memberikan perlindungan khusus kepada para wali-Nya. Dalam hadits disebutkan bahwa Allah mengumumkan perang terhadap siapa saja yang memusuhi wali-Nya.

3. Doanya Dikabulkan

Doa-doa wali Allah memiliki kemungkinan besar untuk dikabulkan oleh Allah SWT. Mereka termasuk orang-orang yang doanya mustajab.

4. Diberi Karomah

Sebagian wali Allah dianugerahi karomah atau keistimewaan di luar kebiasaan manusia pada umumnya. Namun karomah bukanlah tujuan utama, melainkan bentuk penghormatan dari Allah.

5. Menjadi Teladan Umat

Para wali Allah menjadi teladan dan panutan bagi umat Islam dalam menjalankan ajaran agama. Mereka adalah pewaris para nabi dalam menyebarkan Islam.

6. Mendapat Berita Gembira

Allah SWT memberikan kabar gembira kepada para wali-Nya, baik di dunia maupun di akhirat. Mereka akan mendapat kebahagiaan dan kenikmatan surga.

7. Derajat Tinggi di Sisi Allah

Wali Allah memiliki derajat dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Mereka termasuk golongan orang-orang yang dekat dengan Allah.

Meski memiliki kedudukan istimewa, wali Allah tetaplah manusia biasa yang tidak maksum (terjaga dari dosa). Mereka tetap diwajibkan menjalankan syariat Islam sebagaimana muslim lainnya.


Karomah Wali Allah

Karomah adalah keistimewaan atau kejadian luar biasa yang diberikan Allah kepada sebagian wali-Nya. Berikut penjelasan tentang karomah wali Allah:

Pengertian Karomah

Secara bahasa, karomah berarti kemuliaan atau kehormatan. Sedangkan secara istilah, karomah adalah kejadian luar biasa yang terjadi pada diri seorang wali Allah sebagai bentuk penghormatan dari Allah SWT.

Perbedaan Karomah dengan Mukjizat

Karomah berbeda dengan mukjizat para nabi. Perbedaannya antara lain:

  • Mukjizat diberikan kepada para nabi, sedangkan karomah diberikan kepada wali Allah
  • Mukjizat bertujuan membuktikan kebenaran kenabian, sedangkan karomah sebagai penghormatan
  • Mukjizat bersifat menantang, sedangkan karomah tidak
  • Mukjizat wajib disampaikan, sedangkan karomah sebaiknya disembunyikan

Jenis-jenis Karomah

Karomah wali Allah terbagi menjadi dua jenis:

  1. Karomah hissiyah: karomah yang bersifat inderawi/fisik, seperti bisa berjalan di atas air
  2. Karomah ma'nawiyah: karomah yang bersifat non-fisik, seperti keistiqomahan dalam beribadah

Contoh Karomah Wali Allah

Beberapa contoh karomah yang pernah terjadi pada wali Allah antara lain:

  • Maryam yang diberi rezeki dari Allah tanpa sebab
  • Ashabul Kahfi yang tidur selama 309 tahun
  • Uwais Al-Qarni yang doanya selalu dikabulkan
  • Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang konon bisa menghidupkan orang mati

Sikap terhadap Karomah

Sikap yang benar terhadap karomah wali Allah adalah:

  • Meyakini kebenaran karomah yang sesuai syariat
  • Tidak berlebihan dalam mengagungkan karomah
  • Tidak menjadikan karomah sebagai tujuan utama
  • Lebih fokus pada ketaatan dan amal shalih

Tingkatan Wali Allah

Para ulama membagi tingkatan wali Allah menjadi beberapa tingkatan, antara lain:

1. Wali Quthub

Wali Quthub adalah tingkatan tertinggi para wali. Mereka adalah pemimpin spiritual para wali pada zamannya. Jumlahnya hanya satu orang dalam satu masa.

2. Wali Awtad

Wali Awtad berada di bawah Wali Quthub. Jumlahnya empat orang yang bertugas menjaga empat penjuru bumi.

3. Wali Abdal

Wali Abdal berjumlah 40 orang. Mereka bertugas menggantikan tugas wali yang telah wafat.

4. Wali Nujaba

Wali Nujaba berjumlah 300 orang. Mereka adalah orang-orang pilihan di antara para wali.

5. Wali Akhyar

Wali Akhyar adalah tingkatan wali biasa yang jumlahnya sangat banyak. Mereka adalah orang-orang shalih pilihan Allah.

Pembagian tingkatan wali ini tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an dan hadits. Ini merupakan ijtihad sebagian ulama berdasarkan pengalaman spiritual. Yang terpenting adalah berusaha menjadi wali Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.


Perbedaan Wali Allah dengan Nabi

Meski sama-sama memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah, wali Allah berbeda dengan nabi dan rasul. Beberapa perbedaan antara wali Allah dengan nabi antara lain:

1. Kenabian adalah Pilihan Allah

Kenabian merupakan pilihan langsung dari Allah yang tidak bisa diusahakan. Sedangkan kewalian bisa diusahakan dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

2. Nabi Mendapat Wahyu

Para nabi dan rasul menerima wahyu langsung dari Allah. Sedangkan wali Allah tidak menerima wahyu.

3. Nabi Maksum dari Dosa

Para nabi terjaga (maksum) dari perbuatan dosa. Sedangkan wali Allah tidak maksum, mereka bisa saja berbuat salah dan dosa.

4. Kewajiban Menyampaikan Risalah

Para nabi dan rasul wajib menyampaikan risalah dari Allah. Sedangkan wali Allah tidak memiliki kewajiban tersebut.

5. Mukjizat vs Karomah

Nabi diberi mukjizat sebagai bukti kenabian. Sedangkan wali Allah diberi karomah sebagai penghormatan.

6. Kewajiban Beriman

Umat Islam wajib beriman kepada para nabi dan rasul. Sedangkan tidak ada kewajiban beriman kepada wali Allah.

7. Derajat Keutamaan

Derajat para nabi dan rasul lebih tinggi dibandingkan wali Allah. Seorang wali tidak akan mencapai derajat kenabian.


Cara Menjadi Wali Allah

Menjadi wali Allah bukanlah hal yang mustahil. Setiap muslim memiliki kesempatan untuk menjadi wali Allah dengan cara:

1. Meningkatkan Keimanan

Memperkuat keimanan kepada Allah SWT dengan mempelajari dan menghayati rukun iman.

2. Meningkatkan Ketakwaan

Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya secara konsisten.

3. Memperbanyak Ibadah Wajib dan Sunnah

Rajin melaksanakan ibadah wajib dan menambahnya dengan ibadah-ibadah sunnah.

4. Memperbaiki Akhlak

Berusaha memiliki akhlak yang mulia dalam pergaulan sehari-hari.

5. Menuntut Ilmu Agama

Terus memperdalam ilmu agama dan mengamalkannya dalam kehidupan.

6. Bersikap Zuhud

Tidak terlena dengan gemerlap dunia dan hidup sederhana.

7. Istiqomah dalam Kebaikan

Konsisten dalam menjalankan kebaikan dan tidak mudah goyah.

8. Sabar dan Tawakal

Bersabar menghadapi ujian dan bertawakal kepada Allah.

9. Ikhlas Beramal

Melakukan segala amal ibadah dengan ikhlas hanya karena Allah.

10. Berdoa kepada Allah

Memohon kepada Allah agar dijadikan sebagai wali-Nya yang dicintai.


Kesalahpahaman tentang Wali Allah

Seringkali terjadi kesalahpahaman di masyarakat tentang wali Allah. Beberapa kesalahpahaman yang perlu diluruskan antara lain:

1. Wali Allah Pasti Memiliki Karomah

Tidak semua wali Allah memiliki karomah yang bersifat supranatural. Yang terpenting adalah ketakwaan dan amal shalih.

2. Wali Allah Tidak Bisa Berbuat Salah

Wali Allah tetaplah manusia biasa yang bisa saja berbuat salah dan dosa. Mereka tidak maksum seperti para nabi.

3. Wali Allah Bisa Dimintai Pertolongan

Meminta pertolongan kepada wali Allah yang sudah meninggal adalah perbuatan syirik. Pertolongan hanya dimintakan kepada Allah SWT.

4. Wali Allah Bisa Mengetahui Hal Ghaib

Wali Allah tidak memiliki kemampuan mengetahui hal-hal ghaib. Hanya Allah yang Maha Mengetahui perkara ghaib.

5. Wali Allah Pasti Berpenampilan Tertentu

Tidak ada ketentuan khusus tentang penampilan wali Allah. Yang terpenting adalah ketakwaan di hati.

6. Wali Allah Bisa Mewariskan Kewalian

Kewalian tidak bisa diwariskan. Setiap orang harus berusaha sendiri untuk menjadi wali Allah.

7. Wali Allah Tidak Perlu Bekerja

Wali Allah tetap diwajibkan berusaha dan bekerja mencari nafkah yang halal.

8. Wali Allah Pasti Terkenal

Banyak wali Allah yang tidak dikenal dan hidup sebagai orang biasa di tengah masyarakat.


FAQ Seputar Wali Allah

1. Apakah wali Allah harus laki-laki?

Tidak, wali Allah bisa laki-laki maupun perempuan. Yang terpenting adalah keimanan dan ketakwaan.

2. Apakah wali Allah harus berasal dari keturunan tertentu?

Tidak ada syarat keturunan untuk menjadi wali Allah. Siapapun bisa menjadi wali Allah jika beriman dan bertakwa.

3. Apakah boleh mengkultuskan wali Allah?

Tidak boleh mengkultuskan atau menyembah wali Allah. Mereka hanyalah hamba Allah yang memiliki kedudukan mulia.

4. Apakah wali Allah bisa menikah?

Ya, wali Allah bisa menikah dan memiliki keluarga. Tidak ada larangan bagi wali Allah untuk menikah.

5. Bagaimana cara mengenali wali Allah?

Cara terbaik mengenali wali Allah adalah dari ketakwaan dan akhlak mulianya, bukan dari hal-hal yang bersifat supranatural.


Kesimpulan

Wali Allah adalah orang-orang beriman dan bertakwa yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Mereka adalah kekasih Allah yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Meski memiliki kedudukan mulia, wali Allah tetaplah manusia biasa yang tidak maksum dari dosa.

Setiap muslim memiliki kesempatan untuk menjadi wali Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Yang terpenting bukanlah gelar atau pengakuan sebagai wali, melainkan kualitas keimanan dan amal shalih. Semoga kita semua termasuk dalam golongan wali Allah yang dicintai-Nya. Wallahu a'lam bishawab.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya