Liputan6.com, Jakarta - Penyelidikan kematian Liam Payne membuat polisi Argentina kembali ke kamar hotel untuk mencari jam tangan Rolex senilai 30 ribu pound sterling (sekitar Rp603 juta) yang dilaporkan hilang. Pada Selasa, 12 November 2024, dua petugas tiba di Hotel CasurSur Palermo, Buenos Aires, lokasi Payne jatuh hingga tewas hampir empat minggu lalu.
Melansir Daily Mail, Rabu (13/11/2024), petugas tersebut menuju ke kamar lantai tiga tempat mantan personel One Direction itu jatuh. Sementara hotel mewah itu tetap buka dengan keamanan yang ditingkatkan, bekas kamar penyanyi itu tetap ditutup dan para tamu dijauhkan dari unit tersebut.
Advertisement
Payne terlihat mengenakan jam tangan mahal itu dalam rekaman CCTV pada hari kematiannya, Rabu, 16 Oktober 2024. Tapi, jam tangan itu tidak ada di tubuhnya dan segala upaya menemukan barang tersebut sejauh ini gagal, yang menimbulkan kecurigaan bahwa jam tangan itu telah dicuri.
Jam tangan Rolex itu juga tidak ditemukan dalam penggerebekan minggu lalu di rumah tiga pria yang telah dijadikan tersangka dalam penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung. Aksesori yang dimaksud pun tidak ditemukan di rumah dua "perempuan pendamping," yang dinyatakan sebagai saksi setelah Payne menghabiskan jam-jam terakhirnya bersama mereka.
Para tersangka dikatakan sedang diselidiki atas dugaan menelantarkan seseorang yang kemudian meninggal dunia. Mereka juga diduga memasok dan memfasilitasi penggunaan narkoba. Sumber dari pihak pengadilan mengatakan pada media lokal, La Nacion, "Kami tahu dari gambar yang telah dianalisis bahwa Liam memakai jam tangan tersebut pada hari kematiannya."
Kamar Hotel Disegel
Sumber itu menyambung, "Dia memakainya di salah satu tangannya dan dia tetap memakainya, setidaknya dua hingga tiga jam sebelum jatuh fatal di hotel. Kami mencarinya di kamar hotelnya dan tidak dapat menemukannya."
"Kamar tersebut masih disegel perintah pengadilan dan tidak seorang pun dapat masuk. Mencari jam tangan tersebut di rumah orang-orang yang pernah berhubungan dengan Liam sebelum kematiannya adalah prioritas awal, tapi sekarang pemeriksaan lain akan dilakukan untuk melihat apakah jam tangan tersebut masih ada di suatu tempat di kamarnya."
Salah satu dari tiga tersangka yang diselidiki atas kematian Payne bersikeras bahwa dia tidak menjual narkoba atau menerima uang darinya. Braian Nahuel Paiz, seorang pelayan asal Argentina, membantah jadi penyedia narkoba Payne, namun mengakui mengonsumsi narkoba bersama mendiang penyanyi itu dalam sebuah wawancara di TV lokal, Sabtu 9 November 2024.
Paiz mengaku bertemu dengan penyanyi "Strip That Down" itu di restoran tempatnya bekerja. Mereka kemudian bertukar detail kontak saat bintang pop itu makan malam dengan teman-temannya.
Advertisement
Mengonsumi Narkoba
Berbicara pada jurnalis Guillermo Panizza untuk Telefe Noticias, Paiz menyebut bahwa rumahnya telah digeledah, tapi mengaku belum diperiksa penyidik. "Kami bertukar informasi dan bertemu malam itu juga. Semuanya normal. Dia turun dari kamar hotelnya untuk menjemput saya karena saya tersesat," akunya.
Ia melanjutkan, "Kami bertemu di sana, dan ia menunjukkan beberapa musik yang akan dibawakannya. Saya mendengar orang mengatakan ia mengonsumsi narkoba, tapi sebenarnya saat ia tiba di restoran tempat saya bekerja, ia sudah berada di bawah pengaruh narkoba dan ia tidak makan apa pun."
Pria berusia 24 tahun titu mengklaim bahwa ia menghisap mariyuana, sementara Payne mengonsumsi kokain selama malam mereka bersama di kamar hotelnya. Ia menambahkan, "Kami mengonsumsi narkoba bersama, tapi saya tidak pernah memberinya narkoba atau menerima uang."
Jaksa Andres Madrea mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Kami menemukan tindakan terlarang yang menyebabkan tiga orang didakwa atas kejahatan menelantarkan seseorang yang diikuti kematian, penyediaan, dan fasilitasi narkotika." Wawancara Paiz dilakukan setelah "teman dekat" Payne, pengusaha Argentina Rogelio "Roger" Nores, membantah klaim bahwa ia adalah salah satu dari tiga tersangka.
Kesaksian Teman Dekat Liam Payne
Berbicara pada Mail Online, minggu lalu, Nores mengaku meninggalkan Hotel CasaSur 40 menit sebelum kematian Panye. Ia membantah terlibat dalam tragedi tersebut. "Saya tidak pernah meninggalkan Liam, saya pergi ke hotelnya tiga kali hari itu dan meninggalkannya 40 menit sebelum kejadian," ujar dia.
"Ada lebih dari 15 orang di lobi hotel yang mengobrol dan bercanda dengannya ketika saya meninggalkannya. Saya tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi," ia menambahkan. Nores mengatakan bahwa ia telah memberi kesaksian terhadap jaksa pada Kamis, 17 Oktober 2024, sebagai saksi dan tidak berbicara dengan "polisi atau jaksa mana pun sejak saat itu."
Ia bersikeras bahwa ia bukan manajer Panye, dan menggambarkannya sebagai "hanya teman baik saya." "Saya benar-benar patah hati dengan tragedi ini dan saya merindukan teman saya itu setiap hari," ucap Nores.
Laporan toksikologi awal menemukan "beberapa zat," termasuk kokain dan alkohol, serta jejak antidepresan dalam sistem tubuh Payne saat ia meninggal. Jaksa tampaknya telah mengesampingkan keterlibatan pihak ketiga dan "melukai diri sendiri," menurut pernyataan panjang yang dirilis Kamis lalu, setelah spekulasi mengenai apakah ia telah bunuh diri.
Mereka mengklaim bahwa penyanyi itu berada dalam kondisi "setengah atau tidak sadarkan diri total" saat jatuh hingga tewas. Ayah Payne, Geoff, terbang ke Argentina dua hari setelah putranya meninggal dan kembali ke Inggris dengan membawa jenazahnya untuk menyelesaikan pengaturan pemakaman yang diperkirakan akan berlangsung di kota asal Payne, Wolverhampton.
Baca Juga
Makna Tersembunyi Tribute di Pemakaman Liam Payne, Jadi Reuni Emosional Personel One Direction
5 Potret Member One Direction di Pemakaman Liam Payne, Reuni yang Penuh Tangisan dan Momen Menyedihkan
Potret Reuni Pilu One Direction di Pemakaman Liam Payne, Louis Tomlinson Tertunduk dan Zayn Ikut Hadir
Advertisement