Tahap pertama atau front end berfokus pada pengetatan penerimaan risiko. Di tahap ini, tim pemasaran BRI ditekankan untuk terus mendorong pertumbuhan kredit, namun dengan seleksi yang lebih ketat. “Kita perketat risk acceptance kriterianya dan juga proses underwriting-nya dengan penerapan prinsip-prinsip corporate governance yang lebih ketat,” ujar Direktur Utama BRI, Sunarso di segmen Money Talks Power Lunch CNBC Indonesia, Selasa (5/11/2024).
Tahap selanjutnya di bagian mid end yang berfokus pada pemantauan dan pengendalian kredit yang sudah ada dalam neraca BRI. Di tahap ini, BRI melakukan monitoring ketat terhadap kualitas kredit, termasuk meningkatkan risk awareness. Selain itu, secara periodik bank yang fokus pada pembiayaan UMKM itu melakukan stress testing guna mengetahui arah gejolak dari portolio kreditnya.
Advertisement
Lalu, di tahap back end menangani kredit yang sudah mengalami masalah dan tidak dapat diselamatkan. Di tahap ini, BRI melakukan restrukturisasi kredit untuk membantu nasabah yang masih memiliki potensi pemulihan.
“Kalau sudah tidak bisa dijaga dan tetap jatuh, harus bagaimana? Hal itu akan ditangani di back end. Kemudian kita lakukan restrukturisasi, bahkan akan dilakukan early restrukturisasi jika diperlukan,” jelasnya.
Apabila kredit yang telah direstrukturisasi tetap tidak menunjukkan perbaikan, BRI akan mengakserasi proses recovery.
"Hal ini sudah menjadi bisnis model di segmen mikro. Jadi di front end memang harus agresif mencari muatan dan kemudian muatan itu dipilah, ada yang bisa ditahan dalam keadaan sehat, dan itu tugasnya mid end," kata Sunarso.
"Tapi kemudian kalau yang nggak sehat dilempar ke belakang, di bagian back end, dan back end itu memang biasa melakukan restrukturisasi, kalau masih bisa punya harapan, dan kalau sudah tidak bisa diapakan-apakan lagi ya di write off,” ungkapnya.
Write off atau hapus buku kredit macet bakal dilakukan, namun penagihan tetap dilakukan. Sunarso mengatakan hasil dari penagihan itu adalah pendapatan dari recovery.
"Karena sebenarnya, itu uang kita yang sudah kita cadangkan dan kita tarik balik. Makanya dalam bentuk pendapatan dari recovery. Jadi bisnis model ini yang perlu dipahami oleh semua stakeholder," tandasnya.
(*)