Trik Menyimpan Makanan Frozen agar Bisa Tahan Lebih Lama

Makanan frozen tidak disarankan dibiarkan di suhu ruang terlalu lama agar bisa dinikmati lebih lama.

oleh Maheza Nurmiagita diperbarui 14 Nov 2024, 11:39 WIB
Junaedi Laudianto, National Sales Manager PT. Eloda Mitra berbagi trik menyimpan makanan frozen agar bisa tahan lebih lama (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Liputan6.com, Jakarta - Menyimpan makanan frozen dengan benar sangat penting untuk menjaga kualitas dan ketahanannya. Dengan mengikuti trik penyimpanan tepat, makanan akan bertahan lebih lama dan dapat dinikmati kapan saja.

Junaedi Laudianto, National Sales Manager PT. Eloda Mitra, menyampaikan bahwa untuk produk beku, proses penyimpanannya cukup sederhana. Yang terpenting adalah menjaga produk pada suhu minimal -18°C. Saat mencairkan produk, waktu pencairan harus diperhatikan.

"Produk sebaiknya tidak dibiarkan mencair terlalu lama. Maksimal empat jam masih aman untuk konsumsi, asalkan produk segera dikembalikan ke dalam freezer setelah pencairan," kata Junaedi dalam jumpa pers di Jakarta, pada Rabu, 13 November 2024.

 "Jika makanan dicairkan lebih dari empat jam, meskipun masih aman, kualitasnya akan menurun, terutama teksturnya yang menjadi lebih kering. Sebaiknya, ambil hanya yang dibutuhkan dan simpan sisanya kembali ke freezer agar kualitasnya tetap terjaga," tambahnya.

Ia menekankan bahwa untuk membuat makanan beku tetap segar dilakukan dengan metode pembekuan yang benar sebagai salah satu cara pengawetan yang efektif. Dengan begitu, produk dapat bertahan lebih lama apabila pengawet yang digunakan sudah sesuai dengan regulasi yang ditetapkan Badan POM RI.

"Jika produk daging olahan dibiarkan terlalu lama di luar freezer namun tidak mengalami kerusakan, itu bisa menjadi tanda adanya masalah. Daging yang mengandung protein sangat rentan terhadap pembusukan, sehingga jika tidak rusak, maka kita perlu hati-hati juga," tambahnya.


Indikator Kerusakan Makanan Frozen

Ilustrasi makanan frozen BERNADI (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Junaedi menyampaikan beberapa indikator kerusakan makanan frozen dengan terus mengecek kelayakan untuk dikonsumsi. Biasanya dapat dilihat dari permukaan produk yang mulai berlendir dan berbau asam.

"Indikator utama yaitu melihat produk berlendir atau tidak. Jika produk beku masih tersimpan dengan baik dan tidak menunjukkan tanda-tanda ini, maka produk tersebut tetap aman untuk digunakan meskipun sudah lebih dari satu hari pencairan," sebut Junaedi.

"Bila produk sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan POM seperti yang ada di Bernardi, setiap bahan tambahan seperti penyedap rasa atau pengawet itu telah disesuaikan bertahan dengan batas aman yang telah ditentukan oleh badan tersebut. Kami selalu mengikuti aturan dan regulasi yang berlaku untuk memastikan produk kami aman untuk dikonsumsi," tambahnya.

Ia menyatakan bahwa sebelum mendapatkan izin edar dari Badan POM, setiap produknya harus melalui proses pengujian. Bahan-bahan dan kandungan produk harus diperiksa untuk memastikan semuanya sesuai dengan yang tertera pada label.


Patahkan Stigma Makanan Frozen Berbahan Daging

Ilustrasi makanan frozen BERNADI (dok Liputan6.com/Maheza Nurmiagita)

Junaedi mengakui bahwa saat ini masih banyak yang menganggap makanan beku olahan daging tidak sehat, terutama karena penambahan zat pengawet di dalamnya. Untuk itu, pihaknya mencari cara lain untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan saat dikonsumsi pelanggan.

Salah satu kuncinya adalah selalu menggunakan bahan baku daging yang segar. Kandungan daging sapi dalam setiap produknya diklaim lebih dari 60 persen untuk mempertahankan kualitas. Daging sapi segar itu dikirim setiap hari dari tempat pemotongan di Jawa Timur.

"Setelah menerima daging sapi segar, kami lanjut dengan menggunakan mesin dengan teknologi terbaru dalam proses produksi, sehingga mulai dari tepung hingga produk selesai dipacking, semua dilakukan oleh mesin tanpa sentuhan tangan manusia," sebut Junaedi.

"Setiap bahan baku yang kami gunakan telah diperiksa dan dipastikan memenuhi standar keamanan yang ketat, jadi konsumen tidak perlu khawatir," kata Junaedi.

Di samping itu, mereka memperhatikan betul-betul teknik pembekuan untuk menjaga kesegaran. "Dengan penyimpanan pada suhu di bawah -18°C, produk dapat bertahan hingga 12 bulan (sosis) dan 6 bulan (burger buns)," imbuhnya lagi.


Semua Tersertifikasi Halal

Tenant BERNADI di SIAL Interfood Jiexpo Kemayoran 2024 (dok AKG Entertaiment)

Junaedi menyampaikan bahwa secara keseluruhan, Bernardi memiliki sekitar 300 produk yang berbeda, mencakup semua merek yang dikelola. Dari jumlah tersebut, beberapa produk unggulan, seperti sosis sapi dan ayam, burger, burger buns, smoked beef, dan bakso (sapi, ayam, dan ikan).

"Namun, untuk produk seperti sosis, meskipun ada proses manual, kebersihan tetap menjadi prioritas utama. Semua karyawan produksi diwajibkan mengenakan pelindung rambut, sarung tangan, dan pakaian khusus," tambahnya.

Harga produk Bernardi berkisar dari Rp50.000 sampai Rp150.000 per paket. Pabrik berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, dan semua produk yang dihasilkan sudah tersertifikasi halal mulai dari bahan baku, tempat penyimpanan, dan pengirimannya. 

"Biar aman dikonsumsi dan masyarakat tidak khawatir untuk membeli," ucapnya soal sertifikat halal tersebut.

Sesuai amanat PP 39 Tahun 2021, kewajiban sertifikasi halal bagi produk yang masuk, beredar dan diperdagangkan di wilayah Indonesia akan diterapkan mulai 17 Oktober 2024 bagi produk makanan, minuman, hasil sembelihan dan jasa penyembelihan, bahan baku, bahan tambahan pangan, dan bahan penolong untuk produk makanan dan minuman. Berdasarkan data SIHALAL, hingga 15 Oktober 2024, jumlah produk bersertifikat halal mencapai 5,38 juta lebih. 

Kekayaan kuliner Indonesia sangat beragam, beberapa kuliner ini semakin langka dijumpai. Apa saja?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya