Top 3 Islami: Apakah Baca Qunut Wajib, jika Tidak Hafal Bagaimana? Simak Kata Buya Yahya

Penjelasan Buya Yahya mengenai hukum membaca qunut di sholat subuh dan bagaimana bila tidak hafal menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (13/11/2024)

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 14 Nov 2024, 06:30 WIB
Ilustrasi Membaca Doa Qunut (istockfoto)

Liputan6.com, Jakarta - Saat sholat berjamaah, sebagian umat Islam membaca doa Qunut. Namun, ada pula yang tidak membacanya.

Pertanyaannya kemudian, apakah doa qunut wajib dibaca saat i'tidal rokaat kedua sholat subuh? Apa hukumnya jika seseorang tidak hafal doa qunut?

Penjelasan Buya Yahya mengenai hukum membaca qunut di sholat subuh dan bagaimana bila tidak hafal menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (13/11/2024).

Atikel kedua yang juga menyita perhatian adalah apabila ada seseorang sedang sholat sendirian, lalu ada makmum menyusul, apakah dia harus mengeraskan bacaannya (sarih)?

Artikel ketiga terpopuler yaitu ciri-ciri orang banyak dosa yang bisa tampak dan bisa dirasakan.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Apakah Baca Qunut Subuh Wajib, jika Tidak Hafal Bagaimana? Simak Kata Buya Yahya

Dalam sholat Subuh terdapat kesunahan yang sangat dianjurkan menurut Mazhab Imam Syafi'i. Adalah membaca qunut setelah bangkit dari rukuk (i’tidal) pada rakaat kedua. 

Bahkan, qunut Subuh tergolong sebagai sunnah ab'ad sholat. Artinya, seseorang yang meninggalkan sunnah ab'ad sholat dianjurkan untuk melakukan sujud sahwi sebelum mengakhiri sholatnya dengan salam.

Namun, bagaimana jika seseorang sholat Subuh tapi belum hafal doa qunut? Apakah boleh meninggalkan qunut atau menggantinya dengan doa yang lain? Simak berikut penjelasan KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Buya Yahya menjelaskan, qunut Subuh merupakan sunnah yang dianjurkan bagi Mazhab Syafi’i. Adapun mazhab lainnya seperti Imam Abu Hanifah, tidak menyunnahkan membaca qunut saat melaksanakan sholat Subuh.

Menurut Buya Yahya, seorang muslim boleh tidak membaca doa qunut Subuh karena mengikuti Imam Abu Hanifah. Alasan tersebut boleh dibenarkan dengan cara bertaqlid kepada Imam Abu Hanifah.

"Tapi kalau ada orang tidak qunut, menyalahkan (pendapat) Mazhab Imam Syafi'i, dia telah salah. Imam Syafi'i juga pakai hujah kok," jelas Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (12/11/2024).

Selengkapnya baca di sini


2. Sholat Sendiri lalu Ada Makmum, Haruskah Mengeraskan Bacaan? Buya Yahya Menjawab

Berbeda dari sholat munfarid atau sholat sendirian, dalam sholat berjamaah imam disunnahkan mengeraskan bacaan Al-Fatihah dan bacaan surahnya di dua rakaat awal. Ini berlaku ketika melaksanakan sholat Magrib, Isya, dan Subuh.

Mengeraskan bacaan imam saat sholat berjamaah di tiga waktu sholat tersebut telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai umatnya, sudah sepantasnya untuk meniru bagaimana cara sholatnya nabi.

Anjuran meniru sholatnya Rasulullah SAW tertuang dalam hadis. Rasulullah SAW bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Artinya: "Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat." (H.R. Bukhari).

Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana jika seorang muslim melaksanakan sholat Maghrib, Isya, atau Subuh sendiri kemudian datang orang lain yang bermakmum dan menjadikan muslim munfarid tersebut sebagai imam?

Apakah bacaan muslim munfarid harus dikeraskan karena sudah ada yang bermakmum kepadanya? Simak penjelasan lebih lanjut dari Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.

Selengkapnya baca di sini


3. Ciri-Ciri Orang Banyak Dosa, Bagaimana Kita?

Akibat dari setiap perbuatan buruk atau maksiat adalah dosa. Di mana setiap dosa yang dilakukan memiliki ganjaran masing-masing.

وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ࣖ

Artinya: "Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan". (QS. An-Nisa': 14)

Sebagai hamba yang beriman dan takut akan murka Allah, hendaknya kita senantiasa berusaha untuk menghindari segala perbuatan yang dapat mendatangkan dosa.

Bahkan, jika perlu kita dapat mempelajari ciri-ciri orang yang banyak melakukan dosa, agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah untuk memperbaiki diri.

Mengutip dari dream.co.id, berikut adalah ulasan tentang hakikat dosa dalam Islam serta tanda-tanda orang yang banyak dosa. Semoga bisa menjadi pengingat bagi kita semua.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya