5 Fakta Pertemuan Bilateral Prabowo dengan Presiden AS Joe Biden, Bahas soal Gaza hingga Kerjasama

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memenuhi undangan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat atau Presiden AS Joe Biden pada Selasa 12 November 2024 waktu setempat.

oleh Devira PrastiwiKhofifah Azzahro diperbarui 13 Nov 2024, 19:30 WIB
Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. (Foto: Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto memenuhi undangan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat atau Presiden AS Joe Biden pada Selasa 12 November 2024 waktu setempat.

Dalam momen tersebut, Prabowo tampak mengenakan setelan jas dengan peci hitam dan dasi biru. Mengutip siaran pers dari Sekretariat Presiden, pertemuan bilateral Prabowo dengan Joe Biden berlangsung di Gedung Putih, Washington DC, AS.

Dari foto tampak keduanya bersalaman erat dan saling menatap dengan hormat. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja resmi Presiden Prabowo di Amerika Serikat guna memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.

Lantas, apa yang dibahas keduanya? Mengutip siaran pers, Prabowo tiba di White House pada pukul 14:09 sore waktu setempat atau Rabu (13/11/2024) dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB). Pertemuan keduanya berlangsung dengan hangat.

Keduanya juga melangsungkan pembicaraan empat mata selama kurang lebih satu jam dengan membahas sejumlah hal. Selain soal penguatan hubungan kerjasama antara Indonesia dan AS dan tantangan yang ada di dunia saat ini, Prabowo juga mengangkat pembicaraan mengenai situasi di Gaza, Palestina dan Laut China Selatan.

"Kami juga membahas tantangan global termasuk situasi di Gaza dan Laut China Selatan," ujar Biden saat jumpa pers kepada awak media setempat, Rabu (13/11/2024) dini hari WIB.

Kemudian, Prabowo menyampaikan, AS adalah teman yang sangat baik bagi Indonesia. Dia mencatat, AS sangat banyak membantu Indonesia di segala posisi. Mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga saat ini.

"Amerika Serikat bagi kami adalah teman yang sangat baik. Amerika Serikat mendukung kami dalam perjuangan kemerdekaan dan membantu kami berkali-kali saat kami membutuhkannya. Oleh karena itu, saya akan bekerja keras untuk memperkuat hubungan Indonesia-Amerika Serikat," kata Presiden Prabowo.

Berikut sederet fakta terkait pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Joe Biden dihimpun Tim News Liputan6.com:

 


1. Bahas Gaza hingga Laut China Selatan

Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. (Foto: Sekretariat Presiden)

Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Gedung Putih atau The White House, Pennyslyvania, Washington DC, AS pada Selasa 12 November 2024.

Mengutip siaran pers, Prabowo tiba di White House pada pukul 14:09 sore waktu setempat atau Rabu (13/11/2024) dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB). Pertemuan keduanya berlangsung dengan hangat.

Keduanya juga melangsungkan pembicaraan empat mata selama kurang lebih satu jam dengan membahas sejumlah hal. Selain soal penguatan hubungan kerjasama antara Indonesia dan AS dan tantangan yang ada di dunia saat ini, Prabowo juga mengangkat pembicaraan mengenai situasi di Gaza, Palestina dan Laut China Selatan.

"Kami juga membahas tantangan global termasuk situasi di Gaza dan Laut China Selatan," ujar Biden saat jumpa pers kepada awak media setempat.

Terdapat sejumlah poin penting yang disampaikan Biden dalam pertemuannya dengan Prabowo sore ini di White House, di antaranya perihal komitmen memajukan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Kemudian, memerangi krisis iklim di mana Indonesia menjadi pemain penting dalam transisi energi ramah lingkungan, membangun rantai pasokan yang aman dan tangguh serta menjaga kemitraan strategis komprehensif mencakup kerja sama keamanan.

Untuk itu, Prabowo berkomitmen untuk semakin mempererat hubungan baik antara Indonesia dan AS guna mencapai tujuan kerja sama kedua negara yang semakin kuat.

"Oleh karena itu saya akan bekerja untuk memperkuat hubungan Indonesia dengan AS dan saya ingin berupaya mencapai tujuan ini. Kami memiliki kerja sama yang kuat," ucap Prabowo.

 


2. Prabowo Sebut AS Adalah Teman yang Sangat Baik

Pertemuan kedua kepala negara tersebut berlangsung di Ruang Oval Gedung Putih, Washington DC, pada Selasa 12 November 2024 waktu setempat. (Brendan SMIALOWSKI/AFP)

Mengutip siaran pers, pertemuan Prabowo dan Joe Biden menandai tonggak penting hubungan diplomatik antara dua negara yang telah berjalan selama 75 tahun.

Prabowo menyampaikan, Amerika Serikat (AS) adalah teman yang sangat baik bagi Indonesia. Dia mencatat, AS sangat banyak membantu Indonesia di segala posisi. Mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga saat ini.

"Amerika Serikat bagi kami adalah teman yang sangat baik. Amerika Serikat mendukung kami dalam perjuangan kemerdekaan dan membantu kami berkali-kali saat kami membutuhkannya. Oleh karena itu, saya akan bekerja keras untuk memperkuat hubungan Indonesia-Amerika Serikat," kata Presiden Prabowo.

Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Biden atas undangannya untuk berkunjung dan melakukan pertemuan di Amerika Serikat.

"Terima kasih, Presiden Biden. Terima kasih telah menerima saya. Saya juga ingin berterima kasih, Anda secara pribadi menelepon saya untuk memberi selamat atas pemilihan saya," ucap Prabowo.

Sementara itu, Presiden Biden menekankan pentingnya peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Indonesia. Ia juga menegaskan bahwa kemitraan kedua negara saat ini lebih kuat dari sebelumnya.

"Saya bangga bahwa kemitraan antara negara kita adalah yang terkuat yang pernah ada, dan hari ini kita akan membahas bagaimana melanjutkan kemitraan ini," kata Biden.

 


3. Jajaki Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi Tahun 2025

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden di Ruang Oval Gedung Putih, Washington DC, pada 12 November 2024. (Brendan SMIALOWSKI/AFP)

Amerika Serikat dan Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di masa mendatang dalam pedagangan dan pertanian, dan akan menjajaki Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi pada tahun 2025.

Dalam keterangan pers dari situs resmi White House, Amerika Serikat berharap dapat memperluas hubungan yang kuat dalam perdagangan dan pertanian yang mencapai USD 7 miliar dalam perdagangan tahunan dua arah di tahun 2023.

Dalam Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF): Amerika Serikat, Indonesia, dan 12 mitra IPEF lainnya telah merintis jalan baru dengan kerangka kerja ini yang akan memberikan manfaat ekonomi dan berfungsi sebagai platform regional untuk kerja sama ekonomi jangka panjang.

Para mitra IPEF telah merundingkan tiga perjanjian kerja sama ekonomi yang bertujuan untuk mempromosikan rantai pasokan yang kompetitif, mempercepat transisi ke ekonomi yang lebih bersih, dan menciptakan lapangan bermain yang lebih dapat diprediksi bagi para pekerja dan bisnis.

Pemerintahan Joe Biden dan Kamala Harris juga menegaskan kembali komitmennya untuk bermitra dengan Indonesia dalam mengatasi krisis iklim dan memastikan Amerika Serikat dan RI berada di garis depan dalam memanfaatkan transisi energi bersih, serta mengurangi deforestasi.

Sebagai pemimpin bersama Jepang dari International Partners Group (IPG), Amerika Serikat telah bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu mengimplementasikan tujuannya dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP).

"Kami membantu mengkatalisasi USD 21,6 miliar dalam bentuk publik (USD 11,6 miliar) dan pembiayaan sektor swasta (USD 10 miliar). Hingga saat ini, kami memiliki 32 program bantuan teknis yang sedang berlangsung yang didanai oleh negara-negara dalam IPG yang totalnya USD 202,7 juta dengan tambahan USD 831,42 juta yang disetujui dalam tujuh pinjaman dan investasi ekuitas," demikian ditulis dalam keterangan pers Gedung Putih.

AS juga mendukung Perencanaan Transisi Energi Bersih: Departemen Energi AS (DOE) dan mendukung studi Batubara Captive JETP untuk dekarbonisasi spesifik lokasi dari industri baja, semen, kertas, dan aluminium, yang dapat menghasilkan investasi USD 2 miliar untuk penerapan energi bersih.

Lebih jauh, USAID telah membantu Indonesia untuk mempercepat target emisi nol bersih di sektor listrik dan menentukan reformasi kebijakan untuk mencapai tujuan JETP-nya.

Mobilisasi Keuangan untuk Energi Bersih: USAID dan US Development Finance Corporation membantu satu pembangkit listrik tenaga panas bumi dan dua pembangkit listrik tenaga air kecil memperoleh investasi swasta senilai USD 239,5 juta untuk mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih di sektor energi pada tahun 2060 atau lebih awal.

Amerika Serikat bermitra dengan Indonesia untuk mengembangkan metodologi pengumpulan data pekerjaan guna menangani transisi tenaga kerja Indonesia menuju energi bersih.

Indonesia dan Amerika Serikat juga menandatangani perjanjian tukar utang bilateral terbesar dengan alam sebagai bagian dari Undang-Undang Konservasi Hutan Tropis dan Terumbu Karang.

Perjanjian senilai sekitar USD 34 juta tersebut menyediakan dana untuk melestarikan terumbu karang di sebagian besar wilayah Indonesia Tengah dan Timur.

Badan Tanggap Bencana Amerika Serikat dan Indonesia menandatangani Nota Kesepahaman lima tahun yang akan berfungsi sebagai kerangka kerja untuk kerja sama di masa mendatang dalam kesiapsiagaan bencana.

 


4. Sepakat Perkuat Keamanan Kesehatan, Cegah Wabah Penyakit Menular

Joe Biden juga menegaskan bahwa kemitraan kedua negara saat ini lebih kuat dari sebelumnya. (Brendan SMIALOWSKI/AFP)

Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sepakat untuk perkuat keamanan kesehatan dalam upaya mencegah penyakit menular dan zoonosis.

Dalam keterangan pers dari situs resmi White House, Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) membantu memperluas sistem peringatan dini dan respons Indonesia di sektor kesehatan hewan dan manusia untuk penyakit menular dari dua menjadi 38 provinsi.

Deteksi Tuberkulosis (TB) di lebih dari 250 rumah sakit di Indonesia menjadi upaya skrining yang didukung USAID menjangkau lebih dari empat juta orang, yang menghasilkan identifikasi dan pengobatan 40.000 pasien TB.

Selain itu, USAID mendukung pendirian 12 klinik tuberkulosis yang resistan terhadap obat, yang memberikan perawatan yang menyelamatkan nyawa kepada 321 pasien.

USAID juga membantu menghubungkan lebih dari 23.500 fasilitas kesehatan di 38 provinsi ke platform informasi kesehatan elektronik nasional, meningkatkan akses data dan meningkatkan layanan kesehatan bagi pasien.

 


5. Komitmen Atasi Krisis Iklim

Presiden RI Prabowo Subianto bertemu Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat. (Foto: Sekretariat Presiden)

Amerika Serikat dan Indonesia juga berkomitmen untuk memperkuat kerja sama di masa mendatang dalam pedagangan dan pertanian, dan akan menjajaki Perjanjian Kerangka Kerja Perdagangan dan Investasi pada tahun 2025.

Amerika Serikat berharap dapat memperluas hubungan yang kuat dalam perdagangan dan pertanian yang mencapai USD 7 miliar dalam perdagangan tahunan dua arah di tahun 2023.

Dalam Kerangka Kerja Ekonomi Indo-Pasifik (IPEF): Amerika Serikat, Indonesia, dan 12 mitra IPEF lainnya telah merintis jalan baru dengan kerangka kerja ini yang akan memberikan manfaat ekonomi dan berfungsi sebagai platform regional untuk kerja sama ekonomi jangka panjang.

Para mitra IPEF telah merundingkan tiga perjanjian kerja sama ekonomi yang bertujuan untuk mempromosikan rantai pasokan yang kompetitif, mempercepat transisi ke ekonomi yang lebih bersih, dan menciptakan lapangan bermain yang lebih dapat diprediksi bagi para pekerja dan bisnis.

Infografis Prabowo Ingatkan Ketum Parpol Tak Suruh Menteri Cari Uang dari APBN-APBD. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya