Diam-Diam Mencintai Seseorang, Bolehkah Berdoa supaya Berjodoh? Simak Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan bahwa mencintai dalam diam dan menyebutkannya dalam doa memang diperbolehkan. Namun, ia juga menjelaskan perbedaan antara doa hajat dan doa istikharah yang sering kali disalahpahami oleh banyak orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2024, 07:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)

Liputan6.com, Jakarta - Perasaan cinta merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan manusia. Namun, saat cinta tumbuh tanpa disampaikan, terutama dalam konteks perasaan seorang perempuan terhadap laki-laki yang dicintainya, berbagai pertanyaan muncul tentang bagaimana menyalurkan perasaan ini dengan benar dan sesuai ajaran agama.

Salah satunya, apakah mencintai dalam diam dan menyebutnya dalam doa adalah sesuatu yang diperbolehkan?

Dalam sebuah kajian yang diunggah di kanal YouTube @albahjah-tv, seorang jemaah bertanya kepada Buya Yahya, pengasuh LPD Al Bahjah, mengenai hal ini. Orang tersebut mengungkapkan keinginannya untuk berdoa agar seseorang yang ia cintai bisa menjadi pendamping hidupnya serta memohon doa dari Buya Yahya agar dapat dipertemukan dengan sosok yang shalehah.

Menanggapi hal tersebut, Buya Yahya menjelaskan bahwa mencintai dalam diam dan menyebutkannya dalam doa memang diperbolehkan. Namun, ia juga menjelaskan perbedaan antara doa hajat dan doa istikharah yang sering kali disalahpahami oleh banyak orang.

Menurutnya, doa hajat bisa mencakup permohonan khusus, misalnya meminta pasangan yang diinginkan. Sedangkan istikharah lebih menekankan pada kepasrahan kepada Allah, tanpa menentukan permintaan secara spesifik.

Dalam pandangannya, saat seseorang memiliki keinginan untuk menikah dengan seseorang, mereka bisa menyampaikan doa hajat, seperti, "Ya Allah, berikan saya pasangan yang baik."

Namun, jika sudah dalam proses menuju pernikahan, istikharah sebaiknya dilakukan untuk meminta petunjuk apakah hubungan tersebut memang yang terbaik atau tidak.

"Doa istikharah itu berbeda dengan hajat. Istikharah lebih pada meminta petunjuk dan pasrah kepada Allah," jelasnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Begini soal Istikharah

ilustrasi sholat ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

Buya Yahya juga mengingatkan agar dalam berdoa, terutama istikharah, seseorang tidak menentukan hasil yang diinginkan. Istikharah seharusnya diiringi kepasrahan penuh kepada Allah, tanpa mengatur apa yang akan terjadi. "Doa istikharah itu misalnya berbunyi, ‘Ya Allah, jika ini baik untukku, maka jadikanlah, dan jika tidak, maka jauhkanlah,’" tambahnya.

Lebih lanjut, Buya Yahya menceritakan bahwa cinta memang bisa muncul tanpa direncanakan. Perasaan itu adalah bagian dari fitrah manusia dan tidak bisa dihindari. Namun, ia juga mengingatkan agar cinta ini tidak sampai menjerumuskan seseorang dalam dosa, seperti berfantasi yang tidak pantas atau terjerumus dalam perbuatan haram.

Mengenai orang yang mencintai dalam diam, Buya Yahya menyebut bahwa perasaan ini harus diarahkan dengan benar. Jika perasaan cinta tidak membawa kepada ketaatan kepada Allah, lebih baik untuk menjaga jarak.

“Cinta adalah fitrah, namun jika menjerumuskan, maka kita harus menghentikannya dan mengembalikan semua kepada Allah,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika cinta hanya sebatas perasaan dalam hati tanpa tindakan yang melanggar syariat, maka hal itu sah-sah saja. Bahkan, orang yang mencintai seseorang dengan menjaga kesucian hati dan menjaga perasaan tersebut tanpa melanggar batas-batas agama bisa dianggap memiliki cinta yang mulia.

Dalam pandangannya, jika seseorang benar-benar serius ingin membawa perasaan cinta ke jenjang pernikahan, langkah terbaik adalah melibatkan orang ketiga sebagai perantara, atau secara langsung mengutarakan keinginan dengan cara yang halal. "Jika memang sudah siap, langsung saja kirim wakil atau sampaikan keinginan dengan cara yang baik," sarannya.

 


Jangan Pendam Cinta Terlalu Lama

Ilustrasi memendam rasa cinta. (pexels/enginakyurt).

Buya Yahya juga menyebutkan bahwa jika perasaan cinta yang dipendam terlalu kuat hingga membuat seseorang tersiksa, maka sebaiknya dilanjutkan ke arah yang lebih serius atau dihentikan sepenuhnya. Langkah ini diperlukan untuk menghindari harapan palsu yang dapat menjerumuskan pada kesedihan.

Ketika ditanya mengenai doa untuk meminta seseorang secara spesifik menjadi pasangan hidup, Buya Yahya menegaskan bahwa doa semacam ini boleh dilakukan, namun tetap dalam kerangka tawakal dan berserah diri. Menurutnya, doa untuk mendapatkan pasangan ideal boleh diucapkan setiap hari dengan menyebutkan kriteria yang diinginkan, tetapi tetap diiringi kesadaran bahwa Allah yang menentukan.

Dalam proses pencarian jodoh, Buya Yahya mengingatkan bahwa mencintai seseorang bukan alasan untuk melakukan hal-hal yang melanggar syariat. Ia menekankan pentingnya menjaga batasan, terutama dalam berinteraksi dengan orang yang dicintai. Misalnya, ia melarang telepon atau pertemuan intens sebelum adanya ikatan yang sah.

Sebagai penutup, Buya Yahya menyampaikan bahwa perasaan cinta yang muncul tiba-tiba adalah sesuatu yang wajar. Namun, ia menekankan agar cinta ini tidak diarahkan pada hal-hal yang bertentangan dengan agama. "Jika sudah muncul perasaan itu, maka arahkan dengan doa, dan jangan biarkan perasaan itu menjurus pada kemaksiatan," ungkapnya.

Ia juga berpesan agar umat Islam senantiasa takut kepada Allah dalam menyalurkan perasaan cinta, sehingga cinta itu tidak menjadi sumber dosa. Jika seseorang serius ingin menikah, maka langkah terbaik adalah memohon kepada Allah dengan hati yang bersih, tanpa memaksakan kehendak.

Sebagai bentuk akhir dari doa, Buya Yahya menganjurkan agar setiap orang yang merasakan cinta dalam diam menguatkan rasa percaya kepada Allah. Baginya, manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, sementara hasil akhirnya ada di tangan Allah. "Serahkan semuanya kepada Allah dan tetaplah berprasangka baik kepada-Nya," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya