Liputan6.com, Jakarta - Kisah-kisah kecerdikan Abu Nawas selalu menarik perhatian masyarakat. Kali ini, kisah tersebut melibatkan Khalifah Harun Al-Rasyid, yang secara langsung menjadi target trik licik dari Abu Nawas. Pada suatu hari, sang khalifah ingin menikmati ikan mas segar, namun ia ingin Abu Nawas sendiri yang menangkap ikan tersebut.
Harun Al-Rasyid memanggil Abu Nawas ke istana dan menyampaikan keinginannya. “Abu Nawas, aku ingin kau menangkapkan ikan mas segar untukku. Besar dan segar,” pinta khalifah.
Abu Nawas yang terkenal dengan kecerdikannya tentu memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikan permintaan ini tanpa banyak tenaga.
Momen ini diceritakan kembali dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @aslobjrchanel6314, yang mengisahkan bagaimana Abu Nawas berupaya memenuhi perintah sang khalifah dengan cara yang unik. Mengetahui bahwa menangkap ikan mas di sungai memerlukan waktu dan tenaga yang tak sedikit, Abu Nawas memutuskan untuk mencari jalan pintas.
Alih-alih pergi ke sungai dan benar-benar menangkap ikan, Abu Nawas justru pergi ke pasar untuk membeli ikan mas segar dari seorang nelayan. Dengan membeli ikan langsung dari pasar, ia tidak perlu bersusah payah menangkap ikan dan bisa menyelesaikan permintaan sang khalifah dengan cepat.
Keesokan harinya, Abu Nawas menuju sungai bersama seorang pembantu istana yang diutus khalifah untuk mendampinginya. Dengan cerdik, ia membawa ikan mas yang sudah dibeli sebelumnya dan menyembunyikannya.
Sesampainya di pinggir sungai, Abu Nawas mulai menjalankan rencananya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pura-Pura Tangkap Ikan
Ia pura-pura masuk ke dalam air dan berpura-pura sibuk menangkap ikan mas. Setelah beberapa saat berakting, ia dengan bangga menunjukkan ikan mas yang sudah dipegangnya kepada pembantu khalifah. Sang pembantu, yang melihat langsung aksi Abu Nawas di sungai, langsung percaya bahwa ikan itu hasil tangkapannya.
Pembantu khalifah kembali ke istana dengan senang hati dan melaporkan keberhasilan Abu Nawas kepada Harun Al-Rasyid. “Tuanku, Abu Nawas berhasil menangkap ikan mas segar di sungai,” ucapnya kepada khalifah. Mendengar berita ini, khalifah merasa puas dan memuji Abu Nawas atas keahliannya menangkap ikan.
Namun, saat Abu Nawas tiba di istana untuk menyerahkan ikan tersebut, khalifah justru memasang senyum penuh arti. Harun Al-Rasyid ternyata memperhatikan dengan seksama gerak-gerik Abu Nawas selama di istana.
“Abu Nawas, aku tahu apa yang kau lakukan,” ucap sang khalifah, membuat Abu Nawas terkejut.
“Kau mengira aku tidak tahu bahwa ikan mas itu tidak bergerak ketika kau ‘menangkapnya’ di sungai?” tambah Harun Al-Rasyid sambil menatap Abu Nawas. Ia menyadari bahwa ikan tersebut bukan hasil tangkapan sungai yang segar, melainkan ikan yang sudah mati atau setidaknya dibeli dari pasar.
Ternyata, Harun Al-Rasyid sudah menyadari keanehan pada ikan mas yang diserahkan Abu Nawas. Tidak seperti ikan yang baru ditangkap dari air, ikan mas itu terlihat kaku dan tidak menunjukkan tanda-tanda segar yang alami. Namun, alih-alih marah, sang khalifah hanya tersenyum karena mengerti trik yang digunakan Abu Nawas.
Advertisement
Sang Raja Tahu Ditipu, tapi Tidak Marah
“Namun ingat, Abu Nawas, jangan pernah mencoba menipu aku lagi,” ucap sang khalifah dengan nada tegas namun penuh tawa. Abu Nawas yang mendengar hal tersebut hanya bisa tersenyum dan menundukkan kepala sebagai tanda hormat pada sang khalifah, lalu segera berpamitan.
Meskipun gagal menipu khalifah, Abu Nawas merasa lega karena setidaknya ia berhasil menyelesaikan tugas dengan caranya sendiri. Baginya, pengalaman ini menjadi pengingat bahwa tidak semua rencananya selalu berjalan lancar, terutama jika berhadapan dengan sosok sepandai Harun Al-Rasyid.
Kisah ini kemudian menyebar di kalangan rakyat Baghdad dan menjadi perbincangan hangat. Masyarakat kagum akan kecerdikan Abu Nawas, namun juga tertawa melihat usahanya yang gagal memperdaya sang khalifah. Nama Abu Nawas semakin dikenal sebagai orang yang kreatif dan pandai, meski kali ini triknya terungkap.
Bagi Harun Al-Rasyid, kejadian ini adalah hiburan tersendiri yang menghibur hati dan pikirannya. Ia menghargai kecerdikan Abu Nawas, meskipun ada sisi licik di baliknya. Di mata sang khalifah, Abu Nawas adalah sosok yang berani mencoba meski kadang berisiko terbongkar.
Kisah ini menunjukkan bahwa kecerdasan Abu Nawas terkadang harus diuji dengan pengalaman yang tidak selalu mulus. Ia harus menerima kenyataan bahwa tipu muslihatnya kali ini gagal, namun ia tetap dihargai karena berusaha memenuhi perintah dengan caranya sendiri.
Dengan senyuman lebar, Abu Nawas meninggalkan istana. Meski gagal, ia tetap merasa puas karena telah membuat sang khalifah terhibur. Baginya, pengalaman ini adalah pelajaran berharga tentang risiko dan batasan dalam menjalankan trik.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul