Liputan6.com, Jakarta - Nama Pangeran Harry baru saja dimasukkan dalam daftar TIME100 Climate 2024 yang disusun majalah TIME. Daftar yang dirilis pada Selasa, 12 November 2024 itu dimaksudkan untuk merayakan 100 pemimpin paling berpengaruh yang mendorong bisnis untuk aksi iklim nyata.
Duke of Sussex disejajarkan dengan pendiri Microsoft Bill Gates dan Raja Bhutan Jigme Khesar Namgyel Wangchuck dalam kategori Titan. Harry dianggap berkontribusi pada pariwisata ramah lingkungan karena mendirikan Travalyst pada 2019.
Advertisement
"Duke of Sussex mendukung kelompok konservasi di Afrika dan mengatakan dia benar-benar menjadi seorang lingkungan selama perjalanan ke Karibia pada 2012 ketika seorang anak laki-laki berusia 7 tahun mengatakan kepadanya bahwa dampak lingkungan Inggris merusak terumbu karang," kata sorotan TIME, dikutip dari People, Kamis (14/11/2024).
"Setelah interaksi itu, dia terinspirasi untuk memulai Travalyst ('perjalanan' dan 'katalis'), sebuah organisasi nirlaba yang menyediakan data emisi dan keberlanjutan lainnya bagi orang-orang yang memesan perjalanan sehingga mereka dapat mempertimbangkan opsi dampak terendah," sambung pernyataan itu.
Penghormatan tersebut terus menyoroti temuan statistik soal pariwisata menyumbang sekitar 11 persen dari emisi gas rumah kaca global, dengan Travalyst berupaya untuk membantu membuat penyok pada jejak karbon industri. Pada 2022, Travalyst dan Google berkolaborasi untuk membuat Model Dampak Perjalanan gratis yang memprediksi emisi karbon dioksida per penumpang untuk penerbangan mendatang sehingga penumpang dapat membuat pilihan yang lebih tepat.
Mitra Travalyst termasuk Booking.com, Expedia Group, Mastercard, Skyscanner, Tripadvisor, dan Visa. TIME menambahkan bahwa Travalyst mencetak sejarah pada September 2022, dengan data emisi penerbangannya muncul di lebih dari 65 miliar pencarian secara global.
Misi Harry Lewat Travalyst
Pangeran Harry memulai Travalyst saat dia masih menjadi bangsawan senior Inggris yang aktif, dan terus memimpin inisiatif tersebut setelah dia dan istrinya, Meghan Markle, pindah ke negara bagian asalnya di California pada 2020. Pada September 2024, Duke of Sussex merayakan ulang tahun kelima Travalyst selama kunjungannya ke New York City.
Dalam kesempatan itu, dia menggambarkan inti dari misinya. "Pariwisata berpotensi untuk membuat perbedaan yang luar biasa, jika kita menyalurkannya dengan niat baik. Dengan industri yang siap untuk pertumbuhan besar-besaran, diperkirakan akan mencapai hampir 11,4 persen dari ekonomi global pada tahun 2033, kita harus berpikiran tunggal dalam bagaimana kita memanfaatkan kekuatan itu," kata Harry.
"Di Travalyst, kami berkomitmen untuk menciptakan industri pariwisata yang bekerja untuk semua orang, bukan hanya mereka yang duduk di ruang rapat atau di pulau-pulau terpencil. Tanggung jawab kolektif kita jelas: untuk memastikan bahwa perjalanan menjadi sektor berdampak positif dan manfaatnya mencapai setiap tingkatan masyarakat," tambahnya.
Penghargaan dari TIME tersebut hanya berselang beberapa hari dari acara Pangeran William yang berfokus pada upaya menjaga lingkungan Earthshot Prize Award di Cape Town, Afrika. Earthshot Prize berencana untuk memberikan hadiah USD1,3 juta dalam lima kategori unggulan setiap tahun hingga 2030 untuk menskalakan solusi untuk membantu memperbaiki planet ini.
Advertisement
Menuai Kontroversi
Penghargaan yang diterima Harry ditanggapi skeptis oleh warganet. Alasannya adalah inisiatif yang diluncurkannya tidak sejalan dengan kebiasannya naik pesawat jet pribadi untuk bepergian.
Duke dan Duchess of Sussex dicap "munafik" setelah dilaporkan terbang ke konser Katy Perry di Las Vegas dengan jet pribadi. Pangeran Harry dan Meghan Markle, yang sama-sama vokal pada isu lingkungan, menaiki jet Gulfstream milik pewaris minyak Michael Herd untuk perjalanan mereka ke Sin City, menurut The Sun, dikutip dari NY Post, Kamis, 9 November 2023.
Keduanya dilaporkan melakukan penerbangan selama 40 menit untuk menyaksikan pertunjukan terakhir pelantun Roar itu di Resorts World Theatre. Langkah kontroversial ini memicu kemarahan massal di media sosial, menyebut pasangan Sussex "terbang dengan jet pribadi sambil mendorong masyarakat berupaya menurunkan emisi karbon."
Pembawa acara Talk TV Kevin O'Sullivan menyindir, "Menyelamatkan planet ini dengan sekaligus menonton satu konser Katy Perry!" Pakar kerajaan, sekaligus penulis biografi Angela Levin menyarankan agar Harry, yang masih jadi pelindung badan amal Travalyst yang mempromosikan pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, harus "dipecat."
Bukan Insiden Pertama
Kontroversi terkait penghargaan itu bukan kali pertama dihadapi Harry. Ia sebelumnya menerima penghargaan Pat Tillman Award dari ESPN. Penghargaan itu sejatinya diberikan untuk veteran yang berdampak melalui olahraga. Banyak pihak mengkritik penghargaan itu dengan alasan ada sosok yang lebih berhak menerimanya dari Harry, termasuk ibunda Tillman, Mary.
"Saya terkejut mengapa mereka memiliki seorang individu yang kontroversial dan pemecah belah untuk menerima penghargaan itu," ujarnya kepada Daily Mail, dikutip dari laman news.com.au, Senin, 22 Juli 2024.
Sebuah petisi di Change.org juga diluncurkan menentang keputusan ESPN seraya meminta 'memikirkan ulang' keputusan untuk memberikannya 'sebuah kehormatan sebesar itu'. Kontroversi itu memicu kemarahan publik AS.
Tak berselang lama dari kontroversi itu, ia ditinggalkan orang kepercayaannya yang selama ini membantu mengurusi Invictus Games, program yang menjadi salah satu aset Harry untuk tetap terhubung dengan Inggris dan publik internasional. Dominic Reid memutuskan mundur dari jabatan sebagai Kepala Eksekutif Invictus Games. Reid sejak awal sudah terlibat dalam pengembangan Invictus Games sehingga perannya tak bisa diremehkan dalam inisiatif yang ditujukan bagi para veteran perang.
Baca Juga
Terungkap Keinginan Pangeran Harry Pergi dari Keluarga Kerajaan Inggris Sebelum Bertemu Meghan Markle
Pangeran Harry dan Meghan Markle Tidak Diundang ke Acara Natal Keluarga Kerajaan Inggris, Terakhir Hadir 6 Tahun Lalu
Pangeran Harry dan Meghan Markle Konfirmasi Agenda Solo Terpisah Jelang Perilisan Serial Dokumenter Baru
Advertisement