Mengintip Kampung Wisata Giwangan, Transformasi dari Tempat Prostitusi

Menariknya, kampung wisata Yogyakarta ini juga memiliki fungsi penting dalam pengelolaan lingkungan. Sebuah fasilitas pengolahan sampah modern mampu menampung hingga 10 ton sampah per hari.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 15 Nov 2024, 00:00 WIB
Kondisi di Terminal Giwangan Yogyakarta sepi, hanya sedikit bus yang beroperasi (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah hiruk-pikuk Kota Yogyakarta, Kampung Wisata Giwangan muncul sebagai bukti nyata bahwa perubahan positif selalu mungkin terjadi. Berlokasi di kawasan Bendhung Lepen Giwangan, area yang dulunya identik dengan kegiatan negatif kini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata edukatif yang ramah keluarga.

Perubahan ini tidak terjadi begitu saja. Berkat tekad kuat masyarakat setempat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk BUMN melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), kawasan ini berhasil mengubah wajahnya, seperti dikutip dari postingan Instagram @pariwisata.jogjakota.

Kini, Kampung Wisata Giwangan hadir dengan berbagai fasilitas menarik yang bisa dinikmati pengunjung dari segala usia. Salah satu daya tarik utama kampung wisata ini adalah aktivitas air yang menyenangkan.

Pengunjung, terutama anak-anak, bisa merasakan pengalaman memberi makan ikan atau mencoba keseruan memancing. Kegiatan ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk lebih dekat dengan alam.

Bicara soal kuliner, Kampung Wisata Giwangan memiliki kekhasan tersendiri. Pengunjung bisa mencicipi hidangan ikan nila yang segar, hasil budidaya lokal. Tak hanya itu, kawasan ini juga dikenal dengan buah kelengkengnya yang manis, menjadi buah tangan khas yang bisa dibawa pulang.

Menariknya, kampung wisata Yogyakarta ini juga memiliki fungsi penting dalam pengelolaan lingkungan. Sebuah fasilitas pengolahan sampah modern mampu menampung hingga 10 ton sampah per hari.

Fasilitas ini dilengkapi dengan alat pembakaran khusus yang mengolah sampah secara efisien. Lebih dari sekadar tempat pembuangan, area ini dikemas sebagai sarana wisata edukasi yang mengajarkan pengunjung tentang pentingnya pengelolaan sampah.

Untuk kenyamanan pengunjung, tersedia berbagai fasilitas pendukung seperti pendopo yang bisa digunakan untuk beristirahat atau bersantai. Deretan gerai makanan menawarkan berbagai pilihan kuliner yang bisa dinikmati setelah lelah beraktivitas.

Keberhasilan transformasi Kampung Wisata Giwangan menjadi contoh nyata bagaimana sebuah kawasan bisa berubah menjadi lebih baik melalui kolaborasi antara masyarakat dan pemangku kepentingan. Pengembangan wisata yang melibatkan partisipasi aktif warga setempat tidak hanya mengubah wajah kawasan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat.

Kini, Kampung Wisata Giwangan berdiri tegak sebagai destinasi wisata keluarga yang mengedepankan edukasi dan pelestarian lingkungan. Sebuah bukti bahwa dengan tekad dan kerja sama yang baik, perubahan positif bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan yang membawa manfaat bagi banyak pihak.

 

Penulis: Ade Yofi Faidzun

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya