Kasus Bentrokan Prajurit dan Warga di Deli Serdang, Danpuspom TNI: Sudah Tingkat Penyidikan

Kasus bentrokan antara prajurit Yonarmed 2/Kilap Sumagan dan warga di Sibiru-Biru, Deli Serdang, Sumatera Utara, ke tahap penyidikan.

oleh Tim News diperbarui 15 Nov 2024, 01:02 WIB
Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto di Kantor DJBC, Jakarta, Kamis (14/11/2024). (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pomdam I/Bukit Barisan (BB) memutuskan untuk meningkatkan kasus bentrokan antara prajurit Yonarmed 2/Kilap Sumagan dan warga di Sibiru-Biru, Deli Serdang, Sumatera Utara, ke tahap penyidikan.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto di Kantor DJBC, Jakarta, Kamis (14/11/2024).

“Tingkatannya sudah tingkat penyidikan,” ujar Yusri

Meskipun kasus telah memasuki tahap penyidikan, Yusri menyatakan bahwa belum ada tersangka yang ditetapkan karena pemeriksaan terhadap 45 prajurit Yonarmed 2/Kilap Sumagan masih berlangsung intensif.

“Ini sedang proses pemeriksaan, penyidikan, jadi untuk penetapan tersangkanya masih belum,” jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa dari 45 prajurit yang diduga terlibat, tidak semuanya melakukan tindakan kekerasan, sehingga penyidik Pomdam I/BB sedang memilah tindakan masing-masing.

“Dari 45 orang itu sedang kita pilah-pilah nih dalam artian yang terlibat langsung dalam penganiayaan. Kemudian yang terlibat langsung mungkin ada yang sebagai provokator atau mungkin yang sebagiannya sekedar ikut-ikutan,” tambahnya.

 


Awal Mula Kasus

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. (Foto: Merdeka.com/Rahmat Baihaqi).

Sebelumnya, Panglima Jenderal TNI Agus Subiyanto menjelaskan bahwa insiden penganiayaan ini diduga bermula dari teguran terhadap anggota geng motor di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Menurut Agus, keberadaan geng motor tersebut telah mengganggu masyarakat dengan tindakan yang meresahkan dan mengganggu ketertiban jalan, sehingga mendapat teguran dari prajurit di lokasi.

“Jadi memang diawali anak-anak kuda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota, karena mengganggu masyarakat, meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan,” tutur Agus saat diwawancarai media, Senin (11/11).

 


Adu Mulut

Agus menambahkan bahwa setelah ditegur, terjadi adu mulut antara prajurit dan anggota geng motor tersebut, yang akhirnya memicu perkelahian massal.

“Kita harus sepakat ya geng-geng motor, ya semacam itu harus ditertibkan, karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum. Kebanyakan juga motornya bodong,” ungkap Agus.

“Bukan masyarakat, tetapi geng motor yang kebut-kebutan. Saya rasa mungkin semua orang juga merasa jengah,” tambahnya.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya