Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam akhirnya kembali mengijau pada perdagangan Jumat ini. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas Antam terus menerus tertekan sejak awal pekan.
Pada hari ini, Jumat (15/11/2024), harga emas Antam naik Rp 4.000 per gram. Harga emas Antam dipatok Rp 1.470.000 per gram. Pada perdagangan Kamis, 13 November 2024, harga emas Antam dibanderol Rp 1.466.000 per gram.
Advertisement
Demikian juga dengan harga emas Antam pembelian kembali atau buyback juga naik Rp 4.000 ke posisi Rp 1.320.000 per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.320.000 per gram.
Perubahan harga emas Antam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemahaman mengenai faktor-faktor ini sangat penting bagi mereka yang berencana untuk berinvestasi dalam emas Antam.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hingga pukul 08.58 WIB sebagian besar kepingan emas Antam belum tersedia di Gedung Antam.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini di butik emas Gedung Antam, melansir laman logammulia.com:
Harga emas Antam hari ini 0,5 gram: Rp 785.000
Harga emas Antam hari ini 1 gram: Rp 1.470.000
Harga emas Antam hari ini 2 gram: Rp 2.884.000
Harga emas Antam hari ini 3 gram: Rp 4.306.000
Harga emas Antam hari ini 5 gram: Rp 7.154.000
Harga emas Antam hari ini 10 gram: Rp 14.230.000
Harga emas Antam hari ini 25 gram: Rp 35.412.500
Harga emas Antam hari ini 50 gram: Rp 70.705.000
Harga emas Antam hari ini 100 gram: Rp 141.290.000
Harga emas Antam hari ini 250 gram: Rp 352.837.500
Harga emas Antam hari ini 500 gram: Rp 705.375.000
Harga emas Antam hari ini 1000 gram: Rp 1.410.600.000.
Harga Emas Anjlok USD 170 sejak 5 November, Bakal Terus Berlanjut?
Harga emas terus menerus mengalami pelemahan dan mencapai level terendah dalam dua bulan pada perdagangan hari Kamis. Pelemahan harga emas ini tertekan oleh reli dolar Amerika Serikat (AS), meskipun pelaku pasar masih yakin tetap akan ada pemangkasan suku bunga AS pada Desember nanti.
Pada Jumat (15/11/2024), harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 2.570,05 per ons, menyentuh level terendah sejak 12 September. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,5% menjadi USD 2.572,90 per ons.
Indeks dolar AS terus bergerak naik tanpa henti, diperdagangkan pada level tertinggi dalam satu tahun, membuat emas lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
“Saya tidak melihat data inflasi terbaru memiliki dampak langsung yang signifikan terhadap emas,” kata analis logam senior Zaner Metals, Peter Grant.
"Saya pikir The Fed akan merahasiakan rencananya hingga pemerintahan Donald Trump dan Kongres yang baru terbentuk dan benar-benar mencoba memberlakukan beberapa kebijakan yang telah dibicarakan selama kampanye dan pasca-pemilu," tambah dia.
Kondisi pasar tenaga kerja yang membaik diharapkan dapat mendorong Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) untuk memangkas suku bunga ketiga pada bulan depan, meskipun data menunjukkan kemajuan dalam menurunkan inflasi telah terhenti.
Pelaku pasar saat ini melihat kemungkinan 76% dari pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve pada bulan Desember.
Advertisement
Kejatuhan Harga Emas
Setelah kemenangan telak Partai Republik dalam pemilihan umum 5 November, harga emas telah jatuh lebih dari USD 170 karena tarif yang diusulkan Presiden terpilih Trump dipandang sebagai pendorong potensial inflasi, yang dapat mendorong The Fed untuk memperlambat laju pemangkasan suku bunganya.
Pelaku pasar mengabaikan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun kebijakan Trump berpotensi meningkatkan inflasi AS, kata Kepala Analis Pasar Exinity Group Han Tan.
Investor tengah menunggu pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell di kemudian hari bersama dengan data penjualan ritel hari Jumat.
"Emas bisa diuntungkan jika Powell menghindari secara langsung menghubungkan potensi perubahan kebijakan dengan keputusan Fed, karena hal ini bisa meredam ekspektasi suku bunga AS," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada dalam sebuah catatan.