Viral Video Penumpang Pesawat Menghisap Vape di Area Apron Bandara Diduga di Indonesia

Bagaimana sebenarnya aturan membawa vape ke kabin pesawat?

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Nov 2024, 13:00 WIB
ilustrasi penumpang pesawat menghisap vape di apron bandara. (Image by Lindsay Fox from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Publik dibuat geram mendapati seorang penumpang pesawat menghisap vape di apron bandara, yang diduga berlokasi di Indonesia. Setidaknya itu menurut sebuah video viral di media sosial yang dibagikan baru-baru ini.

Rekaman yang dimaksud salah satunya diunggah kembali oleh akun X, dulunya Twitter, @B3doel___, Kamis, 14 November 2024. Di klip, pria berkemeja denim itu terlihat dengan santap mengisap rokok elektrik yang dikalungkannya ketika berjalan di area apron bandara.

Video itu mengundang berbagai komentar, termasuk dari call center Angkasa Pura Indonesia yang menulis, "Halo Sobat API. Mohon diinformasikan untuk kejadian tersebut di Bandara mana Bapak/Ibu? Terima kasih." Sebagian lain menanyakan bagaimana benda itu bisa lolos dibawa ke kabin pesawat.

Menanggapi itu, seorang pengguna menjelaskan, "Kalo cuma bawa vape kan emang boleh ke pesawat. Yang ga boleh ya dipake. Jadi ini murni emg manusianya aja. Macem kalo ga ngevape sedetik tu mati." "Dia pikir karena wangi jadi nggak bahaya itu? Orang ngerokok sama ngevape sama aja ignorancenya," sahut yang lain.

Yang lain berkomentar, "Boarding mah boarding aja, gw jg biasa bawa vape gapapa." "Pod/vape itu boleh dibawa tapi tidak boleh digunakan. Lolos x-ray juga, tapi komponennya dilepas bagian liquid/catridge-nya. Sama kayak power bank, boleh dibawa tapi jangan dipakai. Kedua benda tersebut wajib dibawa ke kabin, tidak boleh masuk bagasi," timpal warganet lain.


Aturan Bawa Vape ke Pesawat

Ilustrasi bawa vape ke kabin pesawat. (dok. Pexels)

Melalui unggahan di Instagram, 31 Desember 2024, Contact Center Angkasa Pura sempat menjelaskan syarat dan ketentuan dalam membawa rokok elektrik ke kabin pesawat. Pertama, penumpang wajib memisahkan semua perangkat, termasuk tabung cairan dan baterai, pada pod system demi keselamatan perjalanan.

Kemudian, rokok elektrik yang komponennya sudah dipisahkan wajib dikemas rapi dan aman agar tidak terjadi kebocoran. "Vape dan perangkat lain tidak diizinkan untuk masuk ke dalam bagasi tercatat," mereka menyambung. Penumpang juga disarankan berkoordinasi dengan maskapai yang akan digunakan untuk memastikan ketentuan membawa rokok elektrik ke dalam kabin pesawat.

Bukan tanpa alasan aturan ini ditetapkan. Salah satunya dicontohkan insiden di pesawat EasyJet, yang membuat penumpangnya panik hingga berteriak "bom" saat dievakuasi dari penerbangan yang terjadwal berangkat ke London, Inggris, setelah terjadi kebakaran dari dalam tas pada September lalu.

Kanal Global Liputan6.com merangkum dari Mirror, Senin, 23 September 2024, bahwa pesawat yang membawa 236 orang itu bersiap lepas landas dari Bandara Heraklion di Kreta Yunani menuju Gatwick, Inggris ketika sebuah tas yang dikatakan berisi vape dan power bank tiba-tiba meledak. Asap pekat memenuhi kabin saat semua penumpang dievakuasi dari penerbangan EZY8216.


Kepanikan Penumpang Pesawat

Ilustrasi membawa vape ke pesawat. Credit: pexels.com/Chiara

Seorang penumpang yang panik mengatakan pada Mail Online bahwa mereka mendengar orang-orang berteriak "bom" saat bergegas turun dari pesawat, dengan parasut darurat diluncurkan dari pintu masuk. Yang lain mengatakan mereka mendengar seseorang bertanya, "Apa itu, apa itu?" Beberapa detik kemudian, ledakan terjadi.

Seorang sumber mengatakan pada The Sun, "Itu adalah pemandangan yang dramatis, tapi staf tetap tenang dan semua orang sangat bersyukur kebakaran tidak terjadi di ketinggian 30 ribu kaki. Itu tidak perlu dipikirkan."

Dalam surat pada staf, Direktur Operasi Penerbangan EasyJet Bart Prudon mengatakan bahwa kebakaran itu disebabkan benda di tas penumpang. Ia menulis, "Awak pesawat kami segera mengikuti prosedur, yang meliputi evakuasi pesawat, penggunaan alat pemadam kebakaran, dan menghubungi layanan pemadam kebakaran bandara. Layanan medis disediakan untuk pelanggan dan awak pesawat kami."

"Saya ingin mengucapkan terima kasih pada awak pesawat kami yang merespons dengan cepat dan semua orang yang mendukung operasi selama insiden ini. Kami memahami bahwa kejadian seperti ini dapat berdampak pada rekan kerja kami dan kami di sini untuk mendukung Anda juga jika Anda membutuhkannya."


Insiden Serupa

Ilustrasi pesawat terbang. (Pixabay/qimono)

Tidak sekali itu saja. Pesawat Air China yang terbang dari Hong Kong ke Dalian pada Selasa, 10 Juli 2018, dilaporkan mendadak anjlok lebih dari 6.500 meter dari ketinggian sebelumnya. Masker oksigen dilepaskan, para penumpang diperintahkan mengenakan sabuk pengaman.

Penyebabnya adalah ulah kopilot. Ia mengisap rokok elektrik di dalam kokpit dan berupaya menghilangkan jejaknya. Namun, ia menekan tombol yang salah.

Hasil penyelidikan awal yang dilakukan otoritas penerbangan sipil China saat itu menunjukkan bahwa tanpa sepengetahuan kapten penerbang, kopilot mencoba mematikan sebuah kipas angin agar asap dari rokok elektrik tidak mencapai kabin penumpang.

Namun, alih-alih kipas angin, ia justru mematikan unit pendingin udara. Tindakannya itu menyebabkan kadar oksigen turun, dan pesawat sempat terjun bebas.

Melansir BBC News, Sabtu, 14 Juli 2018, petugas keamanan penerbangan sipil, Qiao Yibin, mengatakan, awak pesawat menerapkan tindakan darurat, dengan menjatuhkan masker oksigen dari atas tempat duduk penumpang, hingga mereka mengatasi masalah tersebut.

Infografis Sederet Aturan Koper Pintar Masuk Kabin Pesawat. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya