Anak Disabilitas yang Tak Sekolah Formal Juga Perlu Dapat Manfaat Program Makan Bergizi Gratis

Di tengah momen gencarnya simulasi MBG, Dinas Sosial Kabupaten Bogor mengingatkan agar anak-anak dengan disabilitas tak luput dari perhatian.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Nov 2024, 11:12 WIB
Pembiasaan Makan Bergizi Gratis di SD Negeri Parung Serab, Kecamatan Ciledug, Senin, (09/9/2024).

Liputan6.com, Jakarta Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tengah memasuki masa simulasi di berbagai wilayah dengan sasaran anak-anak sekolah.

Di tengah momen gencarnya simulasi MBG, Dinas Sosial Kabupaten Bogor mengingatkan agar anak-anak dengan disabilitas tak luput dari perhatian.

Pasalnya, menurut pantauan Dinsos Kabupaten Bogor, sebagian besar anak dengan disabilitas kerap terlupakan oleh negara. Tak hanya ketidaksetaraan dalam mencapai hak pendidikan maupun hak sosial, tapi juga pemenuhan makanan bergizi.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor, Farid Maruf menyampaikan, sejauh ini pemerintah melalui institusi maupun lembaga sibuk simulasi membagikan makan bergizi gratis kepada anak-anak jenjang SD-SMA. Namun, mereka melupakan bahwa ada anak berkebutuhan khusus yang juga harus mendapat perhatian yang sama.

Untuk itu, Farid meminta agar anak berkebutuhan khusus (ABK) yang tidak masuk sekolah formal juga mendapat program makan bergizi gratis yang diusung Presiden Prabowo Subianto.

"Pemerintah yang saat ini sedang bersiap-siap meluncurkan Makan Bergizi Gratis, kami ingatkan jangan di sekolah formal (saja), tapi juga menyasar ABK, seperti di panti asuhan, SLB dan lainnya," kata Farid saat Coaching Clinic Taman Asa-Sinergi Penanganan ABK Terintegrasi di Cibinong, Bogor, Kamis (14/11/2024) mengutip News Liputan6.com.


1.960 ABK di Kabupaten Bogor Butuh MBG

Jumlah anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Bogor mencapai 1.960 menurut menurut data Dinas Sosial, dengan rentang usia 0 hingga 17 tahun.

Mayoritas adalah warga tidak mampu sehingga butuh intervensi pemerintah, khususnya Makan Bergizi Gratis.

"Jika Makan Bergizi Gratis hanya menyasar sekolah formal, kami khawatir tidak ada yang memerhatikan gizi anak ABK," ucap Farid.

Farid berharap usulan pemberian makan bergizi gratis untuk sekolah non formal ini diterima oleh pemerintah pusat.

"Ya mudah-mudahan mendapat respons sehingga anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapat perlakuan yang sama seperti anak-anak di sekolah formal," harapnya.


Harapan Orangtua ABK

Salah satu orangtua anak disabilitas, Rinda Handayani, menyatakan, anak-anak berkebutuhan khusus juga perlu mendapatkan asupan gizi yang seimbang guna mendukung pertumbuhan mereka.

"Jadi harusnya juga program makan bergizi gratis menyasar ABK. Semoga saja tidak dilupakan," ungkapnya.

Sementara itu, acara Coaching Clinic Taman Asa-Sinergi Penanganan ABK Terintegrasi diusung Dinas Sosial Kabupaten Bogor bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan International Networking for Humanitarian (INH).

Coaching Clinic Taman Asa adalah sebuah wadah untuk pelayanan dan penanganan ABK secara terintegrasi, mulai dari aspek anak, orangtua, lingkungan, sekolah, dan kesehatan.

Dengan harapan ABK bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dari di lingkup keluarga, sekolah maupun lingkungannya.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya