Liputan6.com, Jakarta Menjelang pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), kualitas rumput kembali menjadi sorotan. Komentator sepak bola ternama Valentino Jebret turut mencoba lapangan dan memberikan tanggapannya mengenai kondisi rumput. Dalam unggahan media sosialnya, Valentino menyampaikan apresiasi terhadap pengelola SUGBK, meskipun berbagai tanggapan muncul dari netizen.
“Padahal saya lebih berat dari Thom Haye loh, aman guys. Kita apresiasi, luar biasa apa yang dilakukan pengelola SUGBK. Tugas dari yang menyiapkan sudah selesai, tinggal yang melaksanakan. Pokoknya yang terbaik buat Timnas Indonesia,” ungkap Valentino dikutip dari Instagram @love_gbk.
Advertisement
Sayangnya, pernyataan tersebut memicu beragam reaksi dari netizen yang menyoroti masih adanya kekurangan pada kondisi rumput SUGBK. Beberapa bahkan mengungkapkan kekecewaan terhadap kualitas lapangan yang dianggap tidak memenuhi standar internasional.
Kondisi Rumput SUGBK: Mulus di Mata, Bermasalah di Lapangan
Sejak tidak digunakan sejak Juni 2024, rumput SUGBK baru dioptimalkan menjelang pertandingan ini. Ketika diperlihatkan empat hari sebelum laga, rumput tampak mulus secara visual. Namun, saat diuji langsung oleh pemain Timnas Jepang, muncul berbagai masalah.
Takumi Minamino, penyerang Jepang, mengeluhkan bahwa permukaan rumput tidak rata dan memengaruhi kontrol bola.
“Rumputnya tidak terlalu rata,” ungkap Minamino kepada Geisaka, dikutip dari Liputan6.com.
Hal ini menjadi perhatian khusus karena kualitas lapangan dapat memengaruhi performa kedua tim yang bertanding.
Advertisement
Netizen Soroti Profesionalitas Pengelola SUGBK
Netizen ramai mengomentari unggahan Instagram @love_gbk terkait momen tes rumput yang dilakukan Valentino Jebret. Mereka menyoroti berbagai kekurangan yang masih tampak di lapangan.
“Biasanya rumput di Indonesia babak pertama memang rapi, tapi babak kedua mulai bergelombang. Banyak bekas injakan, kok bisa begitu ya?” tulis pemilik akun Instagram @hamdanii.27.
Sementara itu, akun @maswarl_ mengkritik pengelolaan lapangan dengan membandingkan kondisi saat pertandingan melawan Australia sebelumnya.
“Rumputnya ketebalan, kontur tanah masih bergelombang, dan secara estetika tidak merata. Waktu itu Shin Tae-yong sampai menyuruh memotong rumput karena menyulitkan passing cepat,” tulisnya.
Perdebatan tentang Standar Lapangan Nasional
Apresiasi Valentino Jebret terhadap pengelola SUGBK pun menuai banyak sorotan negatif dari warganet.
Akun @ketawaa.ngakak berkomentar, “Kok hal begini diapresiasi seolah-olah luar biasa? Bukannya lapangan sepak bola modern memang seharusnya tidak bermasalah, apalagi untuk level internasional.”
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh akun @mohnabiel yang menekankan bahwa memiliki lapangan berkualitas adalah kebutuhan dasar, bukan pencapaian.
“Punya lapangan bagus itu bare minimum, bukan sesuatu yang harus dibanggakan,” tulisnya.
Advertisement
Tantangan Baru untuk Timnas
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, terlihat serius memeriksa kualitas rumput SUGBK. Pada sesi latihan resmi, ia tampak menginjak-injak lapangan untuk menguji kestabilan rumput. Hasilnya, banyak bagian rumput yang rusak dan terlepas, membuat permukaan menjadi tidak rata.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Timnas Indonesia, yang akan berhadapan dengan Jepang. Sebagai tim unggulan, Jepang memiliki teknik permainan cepat yang sangat dipengaruhi oleh kualitas lapangan.
Apa masalah utama pada rumput SUGBK jelang laga Indonesia vs Jepang?
Masalah utama adalah permukaan lapangan yang tidak rata dan rumput yang mudah rusak, sehingga memengaruhi kontrol bola selama pertandingan.
Advertisement
Mengapa kualitas rumput SUGBK sering menjadi sorotan?
Sebagai stadion nasional, SUGBK diharapkan memenuhi standar internasional. Namun, pengelolaan rumput sering dianggap tidak profesional dan kurang memenuhi ekspektasi.
Bagaimana dampak kualitas lapangan terhadap pertandingan?
Lapangan yang tidak rata dapat menghambat permainan teknis, seperti passing cepat dan kontrol bola, yang berpotensi memengaruhi hasil pertandingan.
Advertisement
Apakah ini pertama kalinya kualitas rumput SUGBK dikeluhkan?
Bukan. Keluhan serupa juga pernah muncul pada laga-laga sebelumnya, termasuk saat Indonesia menghadapi Australia.