Lagi, Wisatawan Cerita Digigit Tomcat di Bali sampai Kulit Pahanya Melepuh

Selain Bali belly, gigitan tomcat sudah beberapa kali dilaporkan dialami sejumlah wisatawan.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Nov 2024, 10:10 WIB
Ilustrasi turis digigit tomcat di Bali. (Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, seorang turis Australia mengaku digigit tomcat saat liburan di Bali. Serangan serangga itu meninggalkannya dengan "bekas luka" dan "koreng" di sekujur tubuh, terutama di bagian paha.

Melansir Yahoo News Australia, Jumat, 15 November 2024, Natalie Carroll (24) sedang menjalani setengah perjalanan 10 harinya di Uluwatu ketika ia melihat "tanda merah kecil" di kakinya minggu lalu. “Pada Kamis pagi (7 November 2024), saya melihat ada bentol merah kecil yang sangat, sangat samar di kaki saya. Saya terus memantaunya sepanjang hari dan tanda itu mulai membandel," wanita asal Gold Coast itu mengatakan pada Yahoo News.

"Baru pada Jumat pagi ketika saya bangun, tanda itu sudah cukup merah, dan membentuk banyak lepuh kecil. Kondisinya memburuk dari sana," ia menyambung. Setelah menemui dokter, Natalie diberi tahu bahwa iritasi kulitnya yang parah disebabkan kumbang tomcat.

Itu adalah sesuatu yang "belum pernah ia dengar sebelumnya.” “Mereka hinggap di tubuh Anda dan jika Anda menyingkirkannya, mereka akan melepaskan racun. Saya pikir apa yang terjadi adalah, saat saya tidur, saya menyingkirkannya dan sekarang saya menghadapi dampaknya, sungguh gila... dan menyakitkan," katanya, mengacu pada lepuh besar di kakinya.

Kumbang itu tidak dapat menyuntikkan racunnya melalui gigitan atau sengatan, melainkan menimbulkan luka melalui kontak kulit. "Gejala awal termasuk kulit memerah, dan sensasi 'terbakar,'" kata Dr. Swaid Abdullah, seorang ahli parasitologi hewan, pada outlet tersebut. "Ini diikuti iritasi dan rasa gatal yang menyakitkan, dan jika tidak diobati, (itu) dapat menyebabkan pustula yang luas dan kulit melepuh setelah empat hari."

 


Penanganan Dini

Ilustrasi turis digigit tomcat di Bali. (Liputan 6 TV)

Natalie diberi krim topikal dan antibiotik oral oleh dokter, dan mengatakan bahwa dia bersyukur telah mengatasi iritasi kulit sejak dini daripada gejalanya berkembang lebih lanjut. Natalie telah mendesak warga Australia mengambil tindakan pencegahan sederhana guna membantu mereka menghindari apa yang dialaminya.

"Saya akan katakan, jika Anda menginap di vila dalam-luar ruangan atau tempat lain yang bukan akomodasi tertutup, belilah obat nyamuk,” sebut dia. "Nyalakan obat nyamuk bakar dan letakkan di setiap pintu masuk. Jika Anda melihat ada bentol kecil, segera pergi ke dokter, karena kondisinya akan memburuk dengan sangat cepat."

Juga wisatawan asal Australia, Stephanie Moody menceritakan pengalaman kurang mengenakkan saat liburan di Pulau Dewata, tahun lalu. Perempuan yang berprofesi sebagai perawat ini mendapati ruam merah di kulitnya, yang awalnya ia anggap sebagai tanda terbakar sinar matahari.

Melansir New York Post, Selasa, 21 Februari 2023, perempuan asal Kanada yang sekarang tinggal di Mudgee, New South Wales, Australia ini bercerita menghabiskan waktu di Ubud ketika ia melihat ruam merah di kulitnya. Awalnya, ia tidak terlalu memikirkannya.


Insiden Serupa

Tomcat (Image by Hans Braxmeier from Pixabay)

Sekitar empat hari kemudian, ketika ia pindah berlibur di Kuta dan bersiap terbang pulang, lepuh kecil mulai muncul di kulitnya. "Itu terlihat sangat menjijikkan dan menyakitkan," kata Moody pada news.com.au.

Ia menginap di Hotel Hard Rock, yang "untungnya" memiliki klinik kesehatan, sebutnya. "Perawat (di klinik kesehatan) itu mengatakan, 'Saya pikir Anda perlu antibiotik. Apakah Anda ingin saya memanggil dokter?' Saat itu, saya berpikir saya hanya akan menunggu (tanpa diperiksa dokter) karena saya akan kembali ke Australia malam ini," katanya.

Ia menyambung, "Dalam satu jam (setelah diperiksa perawat), warnanya jadi kuning dan melepuh seperti balon, satu kuning besar. Saya akhirnya mulai merasa sakit. Saya mengalami gejala demam dan merasa sangat mual."

Moody mengatakan, ia awalnya mengira itu semata "Bali belly," tapi merasa "sangat sakit" sehingga klinik hotel akhirnya memanggil seorang dokter, yang mengatakan bahwa ia telah berkontak dengan serangga berbisa yang disebut kumbang tomcat. Ia akhirnya diberi antibiotik dan krim IV untuk merawat area tersengat.


Tidak Kapok Liburan ke Bali

Ilustrasi turis diserang tomcat di Bali. (dok. Ist)

Moody menjelaskan, "Saya tidak bisa cukup berterima kasih pada mereka. Ia (dokter) memang mengatakan pada saya bahwa saya sangat beruntung karena diobati segera setelah mulai melepuh. Jika saya membiarkannya tidak diobati dan naik pesawat, saya akan kesusahan selama penerbangan."

"Ia (dokter) mengatakan ia punya pasien seorang gadis kecil yang memilikinya (reaksi digigit tomcat) di satu sisi dan karena ia menyentuhnya, racunnya berpindah ke kaki yang lain, dan kakinya ditutupi ruam-ruam. Racunnya bisa berpindah jika Anda menyentuhnya," imbuhnya

Moody berkata bahwa ia telah melihat kumbang "di mana-mana" di Ubud, tapi tidak merasakan satu sentuhan pun padanya. Meski pengalaman tersebut tidak membuatnya takut pergi ke Bali dan keluarganya akan kembali lagi ke Pulau Dewata akhir tahun ini, Moody ingin wisatawan lain mengetahui tentang kumbang tersebut, sehingga mereka menahan diri untuk tidak menyentuh ruam dan segera mencari pengobatan.

Ketika berbicara pada news.com.au Jumat, 17 Februari 2023, lima hari sejak ia mendarat kembali di Australia, Moody mengatakan, ia masih mendapati lepuh baru yang muncul lagi hari itu. Ia berharap itu tidak meninggalkan bekas luka.

 

Infografis Ragam Tanggapan Larangan Turis Asing Pakai Sepeda Motor Sewaan di Bali. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya