Bersama Upland Project, Peternak Desa Kasmaran Banjarnegara Sukses Kembangkan Kambing Sapera

Keunggulan kambing Sapera tidak hanya terlihat dari fisiknya, tetapi juga dari produktivitas susunya yang lebih panjang dan banyak, membuatnya sangat cocok dibudidayakan di wilayah Pagentan Banjarnegara.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Nov 2024, 20:31 WIB
Penampilan fisik kambing jantan jenis sapera

Liputan6.com, Banjarnegara - Program Upland atau Upland Project merupakan salah satu inisiatif dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan kegiatan pertanian di dataran tinggi secara komprehensif. Program ini tidak hanya mencakup pengembangan tanaman, tetapi juga sektor ternak, mulai dari hulu hingga hilir, dengan fokus pada komoditas unggulan yang berorientasi ekspor.

Di Kabupaten Banjarnegara, Upland Project fokus pada pengembangan tanaman kopi serta ternak kambing dan domba. Salah satu kelompok yang berhasil melaksanakan program ini adalah Kelompok Tani "Guyup Rukun" yang berlokasi di Desa Kasmaran, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Kelompok ini berhasil mengembangkan kambing jenis Sapera.

Menurut Lintar Rafsanandi, Petugas Penyuluh Pertanian Kecamatan Pagentan sekaligus pendamping Upland, kambing Sapera merupakan kambing perah hasil persilangan antara kambing Saanen jantan dengan kambing Peranakan Etawa (PE) betina.

Inovasi ini berasal dari Balai Penelitian Ternak dan merupakan jenis kambing perah dengan produksi susu yang sangat tinggi.

"Kambing Sapera memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap penyakit scabies (Gudig) yang sering dialami oleh peternak kambing jenis Jawa Randu," kata Lintar.

Keunggulan kambing Sapera tidak hanya terlihat dari fisiknya, tetapi juga dari produktivitas susunya yang lebih panjang dan banyak, membuatnya sangat cocok dibudidayakan di wilayah Pagentan Banjarnegara.

 


Fokus di Program Susus Kambing

Seorang peternak Kambing Sapera saat mengamati perkembangan ternaknya.

Sebagai contoh, di Salatiga, kambing Sapera rata-rata menghasilkan susu sebanyak 2 liter per hari. Namun, di Desa Kasmaran, hasilnya lebih memuaskan dengan rata-rata 3 liter susu per ekor kambing.

"Untuk pakan hijauan, kambing Sapera tidak memerlukan pakan sebanyak kambing biasa, karena mereka didukung dengan konsentrat dan lebih mudah beradaptasi berkat adanya gen lokal seperti PE atau Jawa Randu," tambahnya.

Selain susu, masyarakat sekitar juga mulai mengonsumsi susu kambing yang terkenal memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh. Kelompok peternak di Kasmaran saat ini fokus pada pengembangan populasi kambing Sapera agar dapat meningkatkan hasil susu yang dihasilkan. Susu ini juga bermanfaat untuk pertumbuhan anakan kambing.

Selain susu dan anakan, kotoran kambing juga dimanfaatkan untuk mendukung program Upland lainnya, seperti penyediaan pupuk kandang yang mendukung kegiatan pertanian di desa. Dengan pemanfaatan kotoran kambing, program ini memberikan dampak yang lebih luas bagi keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut.

 


Keunggulan dan Ciri Fisik Kambing Sapera

Penampilan fisik kambing jantan jenis sapera

Keunggulan kambing Sapera terlihat jelas dalam beberapa aspek. Pertama, produktivitas susu kambing ini sangat tinggi, dengan rata-rata hasil 2 hingga 4 liter per hari. Susu kambing Sapera juga mengandung lemak dan protein yang tinggi, menjadikannya pilihan utama untuk konsumsi manusia serta pakan kambing.

Kedua, kambing Sapera memiliki kemampuan adaptasi lingkungan yang sangat baik, bahkan di daerah tropis seperti Banjarnegara. Kambing ini mampu bertahan hidup dengan baik meski berada di lingkungan yang berbeda-beda, menjadikannya ternak yang sangat fleksibel.

Ketiga, pemeliharaan kambing Sapera terbilang mudah. Kambing ini memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit, menjadikannya ternak yang ideal untuk peternak yang ingin memulai usaha peternakan tanpa khawatir dengan perawatan yang rumit.

Kambing Sapera memiliki ciri-ciri fisik yang khas, antara lain warna tubuh putih atau krem polos, muka datar, telinga sedang, dan tanduk kecil. Tinggi badan kambing Sapera bisa mencapai lebih dari 70 cm, membuatnya tampak gagah dan berpotensi menghasilkan susu dalam jumlah banyak.

Keberhasilan pengembangan kambing Sapera di Desa Kasmaran ini bukan hanya memberi manfaat ekonomi bagi peternak, tetapi juga mendukung keberlanjutan program pertanian dan peternakan di daerah tersebut. Peternak dapat merasakan manfaat langsung dari hasil ternak mereka, baik dari susu, anakan kambing, maupun pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk.

Program Upland juga memotivasi masyarakat untuk lebih memahami pentingnya budidaya ternak yang berbasis pada pengelolaan yang berkelanjutan. Dengan hasil yang lebih banyak dan manfaat yang luas, kambing Sapera menjadi simbol keberhasilan dalam pengembangan peternakan di daerah ini.

Bersama Upland Project, Desa Kasmaran kini memiliki peluang besar untuk memperluas usaha ternak kambing, tidak hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga untuk pasar yang lebih luas. Peternak di desa ini berharap, program ini dapat terus berkembang dan membawa perubahan positif bagi perekonomian mereka.

Dengan dukungan pemerintah dan masyarakat setempat, pengembangan kambing Sapera di Desa Kasmaran diharapkan menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain, untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor peternakan.

Penulis: Nugroho Purbo

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya