Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street anjlok pada penutupan perdagangan hari Jumat dan gagal melanjutkan reli panjang pascapemilu. Selain itu, anjloknya Wall Street ini juga karena kekhawatiran investor akan arah suku bunga.
Mengutip CNBC, Sabtu (16/11/2024), indeks saham acuan Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 305,87 poin atau 0,70% dan ditutup pada 43.444,99. Indeks S&P 500 turun 1,32% dan ditutup pada 5.870,62. Sementara indeks Nasdaq Composite turun 2,24% menjadi 18.680,12.
Advertisement
Penurunan saham farmasi membebani Dow Jones dan &P 500 dengan saham Amgenturun sekitar 4,2% dan Moderna turun 7,3%.
Penurunan saham perusahaan-perusahaan farmasi ini terjadi usai Presiden terpilih Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia berencana untuk mencalonkan sosok yang skeptis terhadap vaksin yaitu Robert F Kennedy Jr untuk memimpin Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.
ETF SPDR S&P Biotech (XBI) juga anjlok lebih dari 5% dan mencatat minggu terburuk sejak 2020.
Saham Teknologi
Sektor teknologi informasi S&P 500 merupakan sektor dengan kinerja terburuk di pasar, turun lebih dari 2%, karena Nvidia, Meta Platforms, Alphabet, dan Microsoft anjlok.
Tesla merupakan pengecualian langka di antara rekan-rekannya di "Magnificent Seven", karena saham raksasa kendaraan listrik dan yang disebut "Trump Trade" naik 3%.
"Meskipun kami pikir latar belakang makro masih menjadi pertanda baik bagi aset berisiko, dalam waktu dekat kita harus mengharapkan beberapa volatilitas mikro, terutama di sekitar potensi pergeseran kebijakan di bawah pemerintahan baru," kata analis BlackRock, Kristy Akullian.
"Kami memperkirakan pasar saham AS akan terus bergerak naik, tetapi jangan berharap kenaikan itu terjadi dalam garis lurus." tambah dia.
Kata Petinggi Fed
Pelaku pasar juga bergulat dengan komentar terbaru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk memangkas suku bunga.
Ia mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat akan memungkinkan para pembuat kebijakan untuk mengambil waktu saat mereka memutuskan sejauh mana mereka menurunkan suku bunga.
Presiden Fed Boston Susan Collins membawa sentimen hati-hati lebih jauh, mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa pemangkasan suku bunga bulan depan bukanlah suatu kepastian.
Data penjualan ritel Oktober pada hari Jumat menunjukkan peningkatan sebesar 0,4%, sedikit lebih baik dari perkiraan 0,3% dari para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Temuan itu mengikuti laporan inflasi konsumen Oktober yang sejalan dengan proyeksi para ekonom.
Advertisement