Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir tengah mendorong konsolidasi BUMN Karya menjadi tiga perusahaan saja, menyusul proses restrukturisasi yang dijalankan.
Lantas, apakah kondolidasi ini bisa membebani perusahaan yang sehat?
Advertisement
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko menerangkan, proses konsolidasi ini tidak akan membebani BUMN Karya yang sehat. Sebagai contoh, PT Hutama Karya (Persero) akan dikonsolidasikan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
“Karena supaya nanti ini menjaga, karena HK kan sehat sekali. Dengan HK yang sehat dan tol Trans Sumatera berjalan baik, kan Waskita ini setelah restrukturisasi, harapannya nanti bisa di-support oleh HK supaya sustainable ke depan,” tutur Tiko, dikutip Sabtu (16/11/2024).
Ketika Waskita menjadi anak usaha HK, kata dia, Waskita tidak akan membebani keuangan HK, mengingat sudah ada skema restrukturisasi utang antara Waskita dengan beberapa perbankan.
“Ya tadi contohnya deh, misalnya Waskita kan memang setelah restrukturisasi itu sekarang sudah ada skema restrukturisasi dengan perbankan. Nah dengan HK di atas (induk usaha), yang sehat, otomatis HK bisa men-support dari sisi cash flow-nya,” kata Tiko.
Selain itu, Waskita akan terjamin mendapatkan proyek untuk penguatan kinerjanya. Misalnya, Waskita berperan sebagai subkontraktor HK dalam menggarap Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
“Terus, misalnya ada proyek-proyek di Trans Sumatera, dia bisa menjadi subkontraktor HK. Sehingga nanti harapannya Waskita lebih bisa mendapatkan cash flow dan proyek secara lebih berkesinambungan dari proyek-proyek yang ada di Hutama Karya juga,” pungkasnya.
Konsolidasi BUMN Karya
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas jumlah BUMN Karya menjadi tiga induk usaha saja. Nantinya, masing-masing usaha akan memiliki fokus tersendiri.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menerangkan, perusahaan pelat merah konstruksi tetap bisa menggarap proyek pemerintah, baik bendungan maupun proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Jadi untuk proyek pemerintah, kita tetap, kalau proyek pemerintah, semuanya bisa bekerja karena proyek pemerintah kan banyak ya. Termasuk nanti untuk bendungan, jalan, IKN itu bisa bebas,” ujar Tiko, sapaan akrabnya, dikutip Sabtu (16/11/2024).
Namun, ke depannya, tiga BUMN Karya yang dikonsolidasikan akan fokus pada keahlian masing-masing, seperti membangun jalan tol, akses transportasi, gedung, hingga aspek Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
“Tapi untuk yang spesialisasi, untuk fokusnya mereka, kita akan bagi beberapa. Ada yang fokus di sektor tol, ada yang fokus di sektor pembangunan real estate, gedung dan EPC, dan ada yang fokus di sektor bendungan dan transportasi. Jadi nanti ada beberapa pembagian,” jelasnya.
Advertisement
Kompetensi BUMN
Dia menerangkan, pembagian ini akan mengacu pada kompetensi masing-masing perusahaan. Misalnya, Hutama Karya dan Waskita Karya yang punya fokus serupa juga direncanakan untuk digabung
“Kompetensi, kompetensi. Jadi contohnya kayak Adhi, Brantas kan. Adhi kan yang bangun LRT, Brantas kan bangun bendungan, dan itu kan mereka fokus di situ, kan lebih advance. Kalau PP kan gedung-gedungnya bagus, gitu contohnya. Jadi based on kompetensi mereka,” tuturnya.
“Tapi nanti untuk proyek pemerintah bebas karena kan proyek pemerintah kan lain ya modelnya,” pungkas Tiko.