Saham Coca-Cola Dkk Ambles Usai Donald Trump Tunjuk Robert F Kennedy Jr Jadi Bos Baru BPOM AS

Saham raksasa minuman bersoda PepsiCo dan Coca-Cola masing-masing turun lebih dari 4% dan 1,3%, dalam perdagangan akhir di hari Jumat 15 November 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Nov 2024, 08:00 WIB
Kemasan edisi kolaborasi Coca-cola x Marvel. (dok. Coca-cola)

Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan makanan dan minuman olahan di Amerika Serikat (AS) anjlok, imbas kekhawatiran investor terkait keputusan Donald Trump menunjuk Robert F. Kennedy Jr sebagai sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Badan tersebut mengawasi Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, di antara puluhan lembaga federal negara itu.

Mengutip CNBC International, Minggu (17/11/2024) saham raksasa minuman bersoda PepsiCo dan Coca-Cola masing-masing turun lebih dari 4% dan 1,3%, dalam perdagangan akhir di hari Jumat (15/11).

Saham pembuat sereal Cheerios dan pembuat adonan kue Betty Crocker General Mills juga turun lebih dari 2%, begitu pula Conagra Brands, perusahaan di balik Reddi-wip.

Saham Campbell Soup, yang membuat kerupuk Goldfish dan kue Pepperidge Farm, turun hampir 3%. Kraft Heinz, yang dikenal dengan makaroni dan kejunya serta hot dog Oscar Mayer, ikut merosot hingga 2%.

Adapun pemasok makanan beku Lamb Weston, yang dikenal dengan produk kentang gorengnya dijual di jaringan restoran termasuk McDonald's dan Chick-fil-A, turun lebih dari 6%.

Kemudian saham produsen sereal Fruit Loops dibuat oleh WK Kellogg Co berakhir turun lebih dari 4% pada pekan ini.Saham tersebut sempat keluar dari tren dengan kenaikan pada hari Jumat.

Jika Kennedy mendapat persetujuan dari Senat, ia juga akan mengawasi Medicare, Medicaid, dan Institut Kesehatan Nasional AS.

Kennedy, yang mencalonkan diri sebagai kandidat presiden independen sebelum memberikan dukungannya kepada Trump, telah mendorong perubahan besar pada FDA, termasuk penghapusan departemen nutrisi.

 


Bursa Saham Global Ambles Imbas The Fed Pelankan Laju Penurunan Suku Bunga

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Indeks saham global mengalami penurunan mingguan terbesar dalam dua bulan, dan komentar dari pejabat Federal Reserve memberi sinyal laju penurunan suku bunga yang lebih lambat.

Seperti diketahui, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru menurunkan suku bunga karena pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pasar kerja yang solid, dan inflasi AS yang tetap di atas target 2 persen.

"Dalam 48 jam terakhir, kami mengalami beberapa perubahan yang cukup besar, tidak hanya dari pemilihan umum tetapi juga dari data ekonomi yang lebih baik dari yang diharapkan, dan Powell mengatakan tidak harus bersikap agresif dalam pemotongan suku bunga," kata Adam Rich, wakil kepala investasi untuk Vaughan Nelson, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (16/11/2024).

"Ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga telah turun secara material dan pasar juga menyesuaikan diri setelah reaksi yang cukup optimis terhadap pemilihan umum AS," jelas dia.

Di Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average turun 305,87 poin, atau 0,70 persen, menjadi 43.444,99, S&P 500 turun 78,55 poin atau 1,32 persen, menjadi 5.870,62 dan Nasdaq Composite turun 427,53 poin, atau 2,24 persen menjadi 18.680,12. 

Untuk pekan ini, S&P 500 sudah turun 2,08 persen, Nasdaq turun 3,15 persen, dan Dow turun 1,24 persen.

Pengukur saham MSCI di seluruh dunia juga merosot 8,53 poin, atau 1,00 persen menjadi 842,67. Indeks ini berada di jalur penurunan keempat berturut-turut dan persentase penurunan mingguan terbesar sejak awal September, sekitar 2,4 persen.

Di Eropa, indeks STOXX 600 juga ditutup turun 0,77 persen tetapi mencatat kenaikan mingguan kecil, yang pertama dalam empat pekan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya