Bolehkah Makan Sugar Cube dan Minum Minuman Manis untuk Menambah Tenaga Selama Lari?

ITO EN mengampanyekan pentingnya membatasi asupan gula harian di momen Hari Diabetes Sedunia.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Nov 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi olahraga lari. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Minuman maupun camilan manis, seperti sugar cube, acap kali dikonsumsi untuk menambah tenaga selama lari, terutama bila olahraga tersebut dilakukan dalam jarak cukup jauh. Apakah sebenarnya boleh demikian?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Cindya Klarisa, Sp. P. D., menjelaskan bahwa saat berlari, gula diperlukan, supaya otot bisa bekerja. "Ketika cadangan gula turun, (tubuh) akan memecah (gula dalam) lemak sampai otot. Pemberian gula (saat berlari) jadi semacam bensin bagi tubuh," katanya pada Lifestyle Liputan6.com usai jumpa pers acara ITO EN di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu, 13 November 2024.

Di samping, dr. Cindya menambahkan, menambah gula darah ke aliran otak juga perlu. Maka itu, mengonsumsi camilan dan minuman manis saat berlari sebenarnya boleh-boleh saja asal "secukupnya." "Maksudnya selama lari itu saja," ia menegaskan. 

Lebih lanjut, Dokter Cindya menggarisbawahi pentingnya mengontrol total asupan gula dan karbohidrat harian. "Seseorang kan tidak mungkin lari seharian, minum dan makan gula terus, jadi memang harus dihitung asupan per hari," ujar dia. "Bagi orang dewasa sehat, dalam artian tidak diabetes, bila lari dalam jarak pendek, satu cube (gula) saja sudah cukup."

Soal takaran pasti seberapa jauh lari dan kebutuhan gula untuk menambah energi, dr. Cindya mengatakan bahwa itu sebenarnya tergantung cadangan gula di dalam tubuh seseorang, yang kemungkinan berbeda dengan satu sama lain. "Ketika lari, tubuh seseorang akan memasuki fase anaerob, terus gula darahnya dihabiskan, sampai mulai hipo," ia menjelaskan.


Gula Darah Turun

Ilustrasi gula batu sebagai penambah energi saat lari. (Photo by pasja1000 on Pixabay)

Mulai terasa lapar jadi salah satu tanda paling mudah mengidentifikasi gula darah turun, sebut dr. Cindya. "Terus mulai pusing, karena turun gula di kepala," ia menambahkan. "Kemudian, mulai keringat dingin, tubuh lemas. Jadi, penting banget memang sadar diri selama olahraga."

Bila merasakan tanda-tanda tersebut selama berolahraga, termasuk lari, dr. Cindya menyarankan untuk mengurangi intensitas latihan, segera berhenti, atau memberi asupan gula pada tubuh. "Kenapa makan atau minum gula tidak boleh sering, soalnya itu sebenarnya meningkatkan gula darah dengan cepat, kemudian akan turun lagi dengan cepat dan menimbulkan lapar," ungkap dia.

"Maka itu, bila dalam fase tidak sedang melakukan aktivitas berat, konsumsi gula tidak boleh berlebihan," tegasnya. Dorongan mengendalikan asupan gula harian pun dikampanyekan ITO EN, merek minuman teh hijau kemasan tanpa tambahan gula asal Jepang.

Ini disuarakan di momen peringatan Hari Diabetes Internasional 2024 yang jatuh pada Kamis, 14 November 2024. Produk mereka mengacu pada tradisi orang Jepang yang selama berabad-abad menggemari teh hijau tanpa penambahan gula untuk menjaga kesehatan.


Membatasi Asupan Gula

Jumpa pers ITO EN jelang peringatan Hari Diabetes Sedunia di Sarinah, Jakarta Pusat, 13 November 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Saat jumpa pers, Head of Administration Division ITO EN Indonesia, Kusumo Sutowo, berkata, "Di Jepang, teh hijau merupakan salah satu minuman utama yang dikonsumsi secara teratur, seperti air mineral, dan dikenal luas akan dampak positifnya bagi kesehatan."

"Sejak 2013, ITO EN telah hadir di Indonesia, menawarkan pilihan minuman teh hijau tanpa tambahan gula bagi mereka yang ingin menjalankan gaya hidup seimbang dengan produk yang tepat," imbuhnya. Awalnya, ia bercerita, produk ITO EN menyasar ekspatriat, terutama dari Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, yang terbiasa minum teh tanpa tambahan gula.

Namun, produk mereka kini banyak dilirik warga lokal. "Kami sebenarnya tidak menduga produk kami akan disambut antusias pasar lokal," kata dia, seraya menambahkan bahwa ITO EN kini punya lima varian minuman teh tanpa gula dalam kemasan.

Selain menerapkan gaya hidup sehat dengan mengatur pola makan dan membatasi asupan gula, aktivitas fisik juga membantu menghindari risiko diabetes. Veby Senopati Silam, seorang pelari profesional, berbagi, "Bagi saya, lari bukan sekadar olahraga, itu adalah gaya hidup."

"Ya, saya mungkin sudah meraih kesuksesan di beberapa ajang lari, tapi hubungan saya dengan lari jauh melampaui semata catatan waktu lomba atau finis di podium. Lari adalah aktivitas harian yang telah membentuk kesehatan fisik dan mental saya secara mendalam." 


Cek Gula Darah Gratis

Jumpa pers ITO EN jelang peringatan Hari Diabetes Sedunia di Sarinah, Jakarta Pusat, 13 November 2024. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Veby menyambung, "Awalnya, saya lari sebagai hobi, sebagai cara yang sederhana dan dapat dilakukan kapan saja untuk tetap aktif dan meningkatkan kebugaran tubuh saya. Lari membantu saya mengurangi faktor risiko terkena permasalahan kesehatan dan menjaga tingkat energi saya dengan cara yang tidak pernah saya duga sebelumnya."

"Selain manfaat fisik, lari menawarkan stress release. Ini adalah waktu ketika saya dapat menjernihkan pikiran. Butuh proses yang panjang untuk sampai di titik saat ini, butuh konsistensi dan dedikasi hingga saya semakin aware akan pentingnya olahraga rutin, jaga pola makan, serta memilih produk yang benar-benar berkomitmen mendukunggaya hidup sehat saya," bebernya.

Menyadari tantangan yang terjadi di masyarakat Indonesia, ITO EN berkomitmen terus mendukung gaya hidup lebih sehat, salah satunya melalui kampanye "Life is Sweeter without Sugar." Salah satu aktivasinya, ITO EN membuka booth di Sarinah pada 15--17 November 2024 yang memfasilitasi cek gula darah gratis. Juga, ada acara "Berdendang Sehat" dengan penampilan spesial Perunggu Band saat Car Free Day hari ini, Minggu (17/11/2024).

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya