Liputan6.com, Jakarta - Upacara pemakaman anggota keluarga Kerajaan Inggris, termasuk Raja Charles III, biasanya direncanakan bertahun-tahun sebelumnya, mengingat kerumitan yang menyertai acara kenegaraan yang muram tersebut. Operasi London Bridge adalah nama sandi untuk pemakaman mendiang Ratu Elizabeth II pada 2022, dengan setiap anggota keluarga kerajaan diberi nama sandi bertema jembatan yang berbeda.
Di antara pengungkapan dalam versi terbaru biografi Robert Hardman, "Charles III: New King. New Court. The Inside Story," terdapat pembaruan mengejutkan pada rencana pemakaman keluarga Kerajaan Inggris di masa mendatang, termasuk nama sandi mereka.
Advertisement
Berbicara di episode terbaru Podcast A Right Royal HELLO!, dikutip Minggu (17/11/2024), Hardman berkata, "Faktanya, apapun yang melibatkan ribuan pasukan, sebagian besar polisi dan semua layanan lain, serta banyak penyiar dan media, Anda harus memiliki beberapa rencana."
Ia melanjutkan, "Dengan Ratu Elizabeth II, perencanaan dimulai dengan sungguh-sungguh 20 tahun sebelumnya dengan apa yang dikenal sebagai Operasi London Bridge. Itulah sebutan yang diberikan Duke of Norfolk sebelumnya untuk rencana pemakaman bagi ratu, dengan sebutan berbeda untuk angota keluarga kerajaan lainnya."
"Ibu Suri, misalnya, adalah Operasi Jembatan Tay dan Pangeran Wales (Charles) adalah Operasi Jembatan Menai. Jembatan Menai adalah jembatan antara Anglesey dan Wales. Jadi, proses itu telah dilanjutkan, seperti yang diharapkan."
"Menariknya, sebutan untuk raja sebenarnya tetap Operasi Jembatan London dan Pangeran Wales masih Operasi Jembatan Menai. Namun khusus untuk Pangeran William, itu adalah Operasi Jembatan Clare karena Jembatan Clare adalah jembatan terkenal di Cambridge, dan dia adalah Duke of Cambridge."
Rencana Pemakaman Raja Charles
Hardman juga menjelaskan bahwa untuk setiap anggota keluarga Pangeran William, Menai akan jadi nama sandi yang ditetapkan untuk istrinya, Kate, dan ketiga anak mereka. "Itulah rencananya, dalam setiap keluarga akan ada Menai I, Menai II, Menai III," ungkapnya.
Bulan lalu, keluarga Kerajaan Inggris dilaporkan terpecah belah, termasuk memanasnya tensi di antara Pangeran William dan Ratu Camilla, akibat rencana pemakaman Raja Charles III dan suksesi monarki. Setelah raja didiagnosis menderita kanker, serangkaian rencana disusun untuk "apa yang akan terjadi saat ia meninggal."
Melansir Daily Record, Minggu, 20 Oktober 2024, komentator kerajaan untuk Daily Beast, Tom Sykes, mengatakan bahwa rencana ini telah menyebabkan banyak ketegangan di Istana Buckingham, dengan banyak yang mengkhawatirkan prospek "Raja William."
Sykes menyatakan, dinamika kekuasaan antara Charles dan William telah bergeser sejak diagnosis Raja, dengan laporan yang menunjukkan bahwa kekuasaan dan pengaruh eksekutif mulai berpihak pada Pangeran Wales. Ia juga menyoroti potensi masalah bagi Duke of Sussex.
Advertisement
Jika William Naik Takhta
Harry dikatakan "lebih mungkin membuat kesepakatan" dengan Raja Charles daripada William jika ia memutuskan ingin kembali jadi bangsawan bekerja. Seorang sumber kerajaan diduga memberi tahu Sykes bahwa Harry bisa memperbaiki hubungan yang tegang bila ayahnya berkuasa selama 20 tahun.
Sumber itu menyebut bahwa ia ragu suami Meghan Marke itu akan merilis bukunya yang eksplosif, "Spare," jika William dan Kate naik takhta. Pada April 2024, terungkap bahwa rencana pemakaman Raja Charles, dengan nama sandi Operasi Menai Bridge, telah ditinjau kembali oleh istana karena meningkatnya kekhawatiran tentang kesehatannya.
Kemungkinan Pangeran William dinobatkan sebagai raja lebih cepat dari perkiraan telah membuat semua orang panik. Daily Beast melaporkan bahwa landasan bagi peran masa depan Pangeran William sebagai Raja William V sedang diletakkan dengan rasa urgensi, bahkan saat Raja Charles tampaknya dalam keadaan sehat.
Publikasi tersebut menunjukkan adanya ketegangan yang nyata seputar pemikiran William naik takhta, dengan "momen-momen tahun ini" yang menyebabkan gelombang kecemasan di antara para pejabat istana, keluarga, dan ajudan kerajaan.
Pecat Saudara Ratu Camilla
Itu dilaporkan penuh dengan "kengerian dan keraguan tentang apa yang akan terjadi sekarang," karena kekhawatiran tentang kesejahteraan Charles, lapor Scottish Daily Express. Secara khusus, mereka yang bekerja erat dengan para bangsawan khawatir tentang posisi mereka pasca-suksessi.
Sementara itu, Pangeran Harry tampaknya semakin terisolasi dari keluarga kerajaan, dengan sedikit harapan untuk rekonsiliasi setelah saudaranya naik takhta. Artikel tersebut juga menyinggung posisi Ratu Camilla yang rapuh, yang dikatakan hanya "ditoleransi" Pangeran William dan tidak benar-benar disukai atau dicintai.
Pada Juli 2024, Pangeran Wales "memecat" saudara perempuan Ratu Camilla yang merupakan desainer interior, Annabel Elliot, setelah mengambil alih gelar Duke of Cornwall dari ayahnya, Raja Charles III. Ia menerima gelar baru itu dan mewarisi tanah Duchy of Cornwall senilai lebih dari 1 miliar dolar AS ketika ayahnya naik takhta pada September 2022.
Dalam salah satu tindakan pertamanya sebagai pemilik tanah mewah itu, sang pangeran menyingkirkan Elliot dari daftar gaji, lapor Telegraph, dikutip dari NY Post, Minggu, 28 Juli 2024. Adik perempuan Ratu Camilla telah menerima penghasilan yang stabil selama dua dekade terakhir untuk layanan desain interiornya bagi para bangsawan.
Advertisement