Daftar KEK Paling Laris di Indonesia, Investasi Capai Rp 242,5 Triliun

Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melaporkan realisasi investasi kumulatif di KEK hingga triwulan III 2024

oleh Tira Santia diperbarui 17 Nov 2024, 12:00 WIB
Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Liputan6.com, Jakarta Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melaporkan realisasi investasi kumulatif di KEK hingga triwulan III 2024 mencapai Rp242,5 triliun.

Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga meningkat signifikan dibandingkan periode sebelumnya. Hingga September 2024, sebanyak 151.260 tenaga kerja telah terserap melalui 394 pelaku usaha di KEK.

Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Rizal Edwin Manansang, mengungkapkan bahwa capaian ini menjadi salah satu fokus dalam Rapat Pendalaman Perkembangan dan Evaluasi Kinerja KEK Triwulan III Tahun 2024, yang berlangsung pada 12–15 November 2024 di Jakarta.

“Kami berharap di sisa tahun 2024, seluruh KEK mampu memenuhi komitmen dan mendorong realisasi investasi serta serapan tenaga kerja sesuai target,” ujar Rizal Edwin pada Minggu (17/11/2024).

KEK Unggulan Catat Realisasi Investasi di Atas 75%

Dari 24 KEK yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, delapan Kawasan Ekonomi Khusus unggulan menunjukkan performa positif, dengan capaian realisasi investasi di atas 75%. KEK unggulan tersebut meliputi:

  • KEK Kendal
  • KEK Sei Mangkei
  • KEK Mandalika
  • KEK Nongsa
  • KEK Sanur
  • KEK Singhasari
  • KEK Kura Kura Bali
  • KEK Lido

Sementara itu, beberapa KEK mencatatkan kinerja penyerapan tenaga kerja yang signifikan, seperti KEK Batam Aero Technic (BAT), KEK Sanur, dan KEK Kura Kura Bali.

 


Upaya Pemerintah dan Kolaborasi dengan LPEM UI

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), bekerja sama dengan PT Pertamina Bina Medika - Indonesia Healthcare Corporation (IHC) tengah membangun Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Kesehatan dan Pariwisata pertama di Indonesia, berlokasi di Sanur, Bali.

Rizal Edwin menegaskan, pemerintah terus mendukung pengembangan KEK melalui berbagai langkah strategis, termasuk debottlenecking bersama para pemangku kepentingan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan KEK.

Sebagai bagian dari evaluasi, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK menggandeng LPEM UI untuk menyusun kajian kinerja KEK dengan indikator yang lebih komprehensif.

“Tahun ini, LPEM UI mengembangkan indikator menjadi tiga pilar, yaitu kinerja layanan, kinerja capaian, dan dampak luas,” jelas Yusuf Reza Kurniawan, Tim Kajian LPEM UI.

Forum Evaluasi dan Isu Strategis

Melalui forum yang mengadopsi pendekatan one-on-one meeting, perwakilan dari 24 KEK, Administrator KEK, dan Dewan Kawasan memaparkan perkembangan terbaru dari masing-masing KEK.

Forum ini bertujuan untuk:

  1. Mengevaluasi kinerja pengembangan KEK.
  2. Menganalisis kontribusi KEK terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional.
  3. Merumuskan solusi atas isu strategis dalam realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja.

“Kami berharap rapat ini memberikan gambaran kinerja yang telah dicapai dari awal tahun hingga saat ini. Selanjutnya, hasil evaluasi dari LPEM UI dapat mempercepat tercapainya tujuan pengembangan KEK di Indonesia,” pungkas Rizal Edwin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya