Strategi Serikat Pekerja Pelabuhan Menghadapi Penggabungan BUMN Kepelabuhanan

Tak selamanya serikat pekerja atau buruh harus berhadap-hadapan dengan manajemen. Serikat Pekerja Pelabuhan bisa menjadi contoh sinergi pekerja dan manajemen.

oleh Felek WahyuEdhie Prayitno Ige diperbarui 18 Nov 2024, 16:00 WIB
Munas SPPI I menguatkan penggabungan BUMN kepelabuhanan di sektor tenaga kerjanya. Foto: liputan6.com/felek wahyu 

Liputan6.com, Semarang - Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia Bersatu (SPPI Bersatu) adalah serikat pekerja yang berdirinya sebagai respons penggabungan BUMN Kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Integrasi Pelabuhan ini diharapkan meningkatkan pelayanan di seluruh wilayah kerja.

Penggabungan itu memudahkan transformasi layanan operasi end-to-end. Lalu bagaimana dengan sektor pekerjanya?

Para pekerja dari berbagai sektor itu memilih berkonsolidasi dan mendeklarasikan serikat pekerja yang lebih besar. Dalam deklarasi iy, selain diikuti pekerja pelabuhan dari seluruh Indonesia, juga diikuti manajemen Pelindo, Kemenaker, Kementrian BUMN sebagai dukungan.

Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono menyampaikan saat pembukaan Munas I SPPI Bersatu, bahwa pekerja pelabuhan menjadi stakeholder pencapaian Pelindo saat ini.

Ketua Umum SPPI Bersatu terpilih, Dodi Nurdiana menyebut bahwa para pekerja tetap akan menjadi mitra strategis Pelindo.

“Tetap menjadi mitra strategis Pelindo, kolaboratif dan responsif dengan tujuan memajukan perusahaan. Tentunya juga melindungi pekerja dan perusahaan, dan terhadap perubahan zaman," katanya.

Ditambahkan bahwa SPPI Bersatu tetap berjuang mengawal manajemen menyusun dan membuat kebijakan terkait kesejahteraan dan rasa aman pekerja.

"Bagi perusahaan dan para pekerja Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dapat memberikan kepastian hukum mengenai hak dan kewajiban masing-masing," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya