Liputan6.com, Jakarta - Allah menjadikan waktu malam untuk kita beristirahat. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. An-Naba’ ayat 9 dan 10:
“Kami menjadikan tidurmu untuk beristirahat, Kami menjadikan malam sebagai pakaian.”
Akan tetapi, waktu malam tidak serta merta digunakan untuk beristirahat. Pada waktu ini, terdapat keistimewaan ketika seorang muslim beribadah kepada Allah SWT.
Ada beragam amalan yang dapat dilakukan di malan hari sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, salah satunya ibadah sholat malam.
Baca Juga
Advertisement
Sholat malam memiliki banyak jenis seperti sholat tahajud. Selain itu, ibadah sholat sunnah yang juga dapat dilakukan pada malam hari adalah sholat qiyamul lail.
Meskipun sholat qiyamul lail dan sholat tahajud termasuk sholat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari, namun terdapat perbedaan antara keduanya. Berikut perbedaannya dikutip dari hidayatullah.com.
Saksikan Video Pilihan ini:
Sholat Qiyamul Lail dan Sholat Tahajud
Dalam makna bahasa Indonesia, qiyamul lail berarti sholat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari. Sedangkan sholat tahajud adalah sholat sunnah yang dilaksanakan setelah bangun dari tidur pada waktu malam.
Dalam al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, qiyam berasal dari bahasa Arab yang bermakna bangkit dari duduk. Sementara al-Lail berarti malam yang dihitung sejak terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.
Para ulama fiqih mengistilahkan qiyamul lail dengan menghabiskan waktu malam meski satu jam saja dengan melakukan aktivitas ibadah berupa sholat, membaca Al-Qur’an, menyimak hadis, bertasbih hingga bersholawat.
Sholat tahajud dalam tafsir Imam al-Qurthubi, beliau mengatakan bahwa kata tahajud bermula dari kata haajid yang berarti bangun setelah tidur dan akhirnya menjadi nama sholat yang dikerjakan oleh muslim setelah bangun dari tidur.
Tafsir Imam al-Qurthubi merujuk pada hadis dari Rasulullah SAW yang diceritakan oleh sahabat Nabi Muhammad yakni Hajjaj bin Amru RA. Ia berkata:
بحسب أحدكم إذا قام من الليل يصلي حتى يصبح : أنه قد تهجد؟ إنما التهجد المرء يصلي الصلاة بعد رقدة ثم الصلاة بعد رسول الله وتلك كانت تلك صلاة رسول الله
Artinya: “Apakah salah seorang di antara kalian mengira apabila ia mendirikan sholat di malam hari sampai subuh bahwa ia telah bertahajud? Tahajud itu adalah sholat setelah tidur, kemudian sholat setelah tidur. Demikian itulah sholatnya Rasulullah SAW.” (HR. Thabrani no. 8670)
Advertisement
Permulaan Waktu Sholat Qiyamul Lail
Terdapat beberapa pendapat terkait dengan awal mula dilaksanakannya sholat qiyamul lail. Merujuk pada Mazhab Hanafi dan sebagian ulama Syafi’i mengatakan bahwa sholat qiyamul lail adalah sholat sunnah yang dilaksanakan setelah sholat isya.
Ulama lainnya menyatakan bahwa sholat qiyamul lail tidak harus dilaksanakan setelah sholat isya. Dengan kata lain bahwa ketika waktu sholat maghrib telah masuk, maka sholat qiyamul lail sudah dapat dilaksanakan.
Imam Bahuti pernah berkata, “Disunahkan qiyamul lail. Waktunya bermula dari waktu maghrib hingga waktu subuh.”
Permulaan Waktu Sholat Tahajud
Menurut Mazhab Syafi’i, tahajud sebagai sholat sunnah, dapat dilaksanakan setelah sholat isya sekalipun waktu sholat isya belum masuk. Hal ini berlaku jika seseorang melakukannya dengan niat jama’ taqdim dan hendaklah dilakukan setelah tidur.
Menurut Mazhab Hanafi, syarat dihitungnya sholat tahajud adalah dilaksanakan setelah masuk waktu sholat isya dan setelah tidur.
Jika merujuk kepada keseharian sholat malam yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, Aisyah RA pernah bercerita sebagai berikut:
كان ينام أوله ويقوم آخره فيصلي ثم يرجع إلى فراشه فإذا أذن المؤذن وثب فإن كان به حاجة اغتسل وإلا توضأ
Artinya: “Nabi tidur di awal malam kemudian bangun di akhir malam dan melakukan sholat malam. Kemudian beliau akan berjima’ dengan istrinya jika beliau mau sebelum beliau kembali tidur. Ketika adzan berkumandang, beliau akan bangun dan mandi junub jika beliau telah melakukan jima’ dan hanya berwudhu jika dia tidak berjima’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Waktu Berakhirnya Qiyamul Lail dan Sholat Tahajud
Banyak ulama dari empat mazhab mengatakan waktu berakhirnya qiyamul lail dan sholat tahajud adalah ketika masuknya waktu sholat subuh.
Aisyah RA telah berkata: “Rasulullah SAW sholat pada waktu malam yang diakhiri dengan sholat witir.” (HR. Muslim)
Itulah perbedaan antara sholat qiyamul lail dan sholat tahajud. Bagi muslim yang telah rutin dalam menegakkan qiyamul lail pada bulan ramadan, maka hendaknya ibadah tersebut terus dilaksanakan pada bulan-bulan lainnya.
Rasulullah SAW memberi peringatan dalam hadis beliau:
“Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti si Fulan, dahulu dia melakukan qiyamul lail. Kemudian dia meninggalkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Advertisement