Turki Tolak Berikan Akses Udara untuk Presiden Israel Isaac Herzog Hadiri COP29

KTT Iklim COP29 berlangsung pada 11-22 November 2024 di Baku, Azerbaijan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Nov 2024, 10:29 WIB
Ilustrasi Bendera Israel dan Yerusalem (AFP)

Liputan6.com, Ankara - Turki menolak permintaan Presiden Israel Isaac Herzog untuk menggunakan wilayah udaranya dalam penerbangannya menuju KTT Iklim COP29 di Baku, ibu kota Azerbaijan.

Pejabat Turki mengonfirmasi bahwa pihak berwenang Israel mengajukan permohonan agar pesawat Herzog melintasi wilayah udara Turki dalam perjalanan menuju KTT Iklim COP29. Namun, pihak berwenang Turki menolak permintaannya.

Menurut pernyataan dari kantornya, Presiden Herzog pada hari Sabtu (16/11/2024), membatalkan partisipasinya dalam COP29 dengan alasan kekhawatiran keamanan. Demikian seperti dilansir kantor berita Anadolu, Senin (18/11).

Hubungan antara Turki dan Israel memburuk sejak dimulainya serangan menghancurkan Israel terhadap Jalur Gaza pasca serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober 2023.

Serangan Israel yang masih terus berlangsung sejauh ini telah menewaskan nyaris 44.000 orang dan membuat Jalur Gaza hampir tidak dapat dihuni.

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada hari Rabu (13/11), Turki telah memutuskan semua hubungan dengan Israel.

Erdogan menyampaikan komentar tersebut kepada wartawan di dalam pesawatnya setelah kunjungan ke Arab Saudi dan Azerbaijan.

"Pemerintah Republik Turki, di bawah kepemimpinan Tayyip Erdogan, tidak akan melanjutkan atau mengembangkan hubungan dengan Israel," kata Erdogan seperti dilansir Middle East Eye (MEE).

"(Koalisi yang berkuasa) bertekad dalam keputusannya untuk memutuskan hubungan dengan Israel, dan kami akan mempertahankan sikap ini di masa mendatang."

Erdogan menambahkan, "Kami, sebagai Republik Turki dan pemerintahnya, saat ini telah memutuskan semua hubungan dengan Israel."

Meskipun telah memberlakukan embargo perdagangan terhadap Israel pada bulan Mei, Ankara terus menjaga hubungan diplomatik dengan Israel.

Pemerintah Turki secara resmi memanggil duta besarnya tahun lalu untuk konsultasi, namun misi diplomatik Turki di Tel Aviv tetap buka dan beroperasi. Demikian pula, Israel mengevakuasi kedutaan besarnya di Ankara tahun lalu, dengan alasan ancaman keamanan regional.

Pada hari Rabu, Erdogan juga menekankan bahwa Turki akan melakukan segala daya untuk meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas tindakannya di Jalur Gaza, yang digambarkan sebagai genosida.

Awal tahun ini, Turki campur tangan dalam kasus genosida terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) untuk mendukung Palestina dan mengadvokasi embargo senjata terhadap Tel Aviv.

Erdogan mengatakan 52 negara dan dua organisasi internasional telah menyatakan dukungan mereka terhadap inisiatif embargo senjata yang diluncurkan Turki di PBB pada awal November, yang bertujuan mencegah pengiriman senjata dan amunisi ke Israel.

"Kami baru-baru ini menyerahkan surat resmi mengenai inisiatif ini kepada presiden Dewan Keamanan PBB dan sekretaris jenderal PBB," ujar Erdogan.

"Selama pertemuan puncak (KTT Liga Arab dan OKI) di Riyadh, sebuah keputusan dibuat untuk mengundang semua organisasi dan anggota Liga Arab menandatangani surat itu."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya