Liputan6.com, Jakarta - Pohon berjalan atau walking tree merupakan fenomena menarik ini telah diteliti sejak 1980-an. Pohon berjalan ini berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Tengah dan Selatan.
Konon, pohon ini "berjalan" dari tempat teduh ke tempat yang terkena sinar matahari dengan menumbuhkan akar ke arah yang diinginkannya, lalu membiarkan akar yang lama terangkat ke udara dan mati. Informasi soal pohon yang disebut palem berjalan telah diketahui antropolog John H. Bodley dan Foley C. Benson.
Mereka merinci perilaku luar biasa dari tanaman ini sejenis palem dalam sebuah makalah ilmiah. Melansir laman Science Alert pada Senin (18/11/2024), pohon berjalan yang dimaksud adalah sejenis palem Socratea exorrhiza.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Bodley dan Benson, ketika tertimpa pohon atau ranting yang tumbang, beberapa pohon palem yang tumbuh di Peru bagian timur ini memperbaiki diri. Pohon-pohon ini dapat "berjalan" keluar dari bawah penghalang untuk menjauh dari titik perkecambahannya.
Pohon-pohon palem ini dikatakan mengikuti sinar matahari melalui hutan dengan menggunakan sekitar selusin akar yang muncul dari batangnya yang tinggi. Terkadang, akar-akar ini berada beberapa meter di atas tanah.
Ketika akar-akar tersebut terlepas atau membusuk, kaki-kaki yang lebih muda bisa berada di bagian tanah yang sedikit lebih jauh. Pemandu wisata di hutan hujan di Amerika Latin umumnya memberi tahu wisatawan bahwa pohon palem ini dapat berjalan hingga 20 meter per tahun.
Namun, penelitian di atas ditentang oleh ahli ekologi tropis dan pakar kelapa sawit Gerardo Avalos pada 2005. Ia mempublikasikan sebuah penelitian yang menemukan bahwa S. exorrhiza tidak benar-benar berjalan dari tempat perkecambahannya.
Tumbuh Akar Baru
Dalam makalah tersebut, Avalos dan rekan-rekannya setuju bahwa ketika palem berjalan terjatuh, ia bisa dengan cepat menumbuhkan akar baru untuk mengatasi hilangnya stabilitas. Namun, sebenarnya pohon ini tidak banyak bergerak apalagi berjalan.
Avalos menjelaskan palem berjalan tetap berada di tempat perkecambahannya. Meskipun, seperti tanaman hutan hujan lainnya, palem berjalan masih bisa meregangkan diri untuk mencari cahaya.
Ilmuwan ini menyebut pohon palem ini tidak benar-benar bisa berjalan. Sebuah penelitian lain mengenai spesies aneh ini sampai pada kesimpulan yang sama dengan Avalos dan rekan-rekannya pada 2007.
Namun, mengapa pohon palem berjalan memiliki kaki yang begitu panjang jika tidak untuk berjalan? para ilmuwan menduga akar ekstrem ini berevolusi untuk mengatasi peristiwa banjir, namun tidak ada banyak bukti yang meyakinkan untuk mendukung teori tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti berpendapat di hutan hujan yang lebat, akar palem berjalan memungkinkan spesies ini untuk lebih mudah meningkatkan tinggi dan stabilitasnya.
Spesies ini memanfaatkan celah cahaya di kanopi di atas kepala tanpa mengeluarkan energi pada batang yang lebih tebal.
Advertisement
Socratea Exorrhiza
Socratea exorrhiza memang dikenal sebagai palm walk atau cashapona. Pohon ini banyak ditemukan di hutan hujan tropis Amerika Tengah dan Selatan, terutama di daerah yang tanahnya lembap dan kaya nutrisi.
Pohon ini bisa tumbuh mencapai tinggi rata-rata 15-20 meter dengan diameter sekitar 12 sentimeter. Di dalam hutan hujan, peneliti juga menemukan pohon ini tinggi mencapai 25 meter serta diameter 17 sentimeter.
Ciri paling menonjol dari pohon palem berjalan adalah akar udaranya yang tumbuh secara horizontal dan menjulur jauh dari batang pohon. Akar-akar ini menyerupai kaki dan memberikan kesan seolah-olah pohon sedang berjalan.
(Tifani)