Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi mengungkap, ada banyak masyarakat iseng menggunakan layanan 'Lapor Mas Wapres', termasuk pengaduan melalui nomor WhatsApp. Hasan mengatakan, saat ini sistem pelayanan 'Lapor Mas Wapres' sedang dimatangkan untuk memfilter laporan-laporan iseng dan main-main.
"Ya, karena sistemnya sedang dibuat dan dimatangkan. Karena banyak yang iseng ya. Bahkan dari teman-teman itu banyak yang iseng hanya sekadar untuk mengucapkan, menyampaikan laporan-laporan main-main, ada juga yang iseng," kata Hasan kepada wartawan di Gedung Bina Graha, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Senin (18/11/2024).
Advertisement
"Mereka mengaku sendiri bahwa mereka ngisengin Lapor, yang NGO aja iseng, apalagi masyarakat juga ada. Jadi kita membuatkan formatnya supaya yang iseng-iseng ini bisa terfilter," sambungnya.
Meski begitu, dia menuturkan bahwa layanan 'Lapor Mas Wapres' masih terus berjalan dan diperbaiki. Hasan mengatakan, perbaikan dilakukan agar laporan yang masuk betul-betul valid sehingga dapat ditindaklanjuti pemerintah.
"Kita ingin laporan-laporan masyarakat itu benar-benar laporan yang valid sehingga kita bisa tindaklanjuti," jelasnya.
Menurut dia, layanan 'Lapor Mas Wapres' sudah terintegrasi dengan sistem pelaporan untuk masyarakat milik pemerintah. Namun keberadaan 'Lapor Mas Wapres' ini lebih menguatkan sistem pelaporan pemerintah yang sebelumnya tak diketahui banyak masyarakat.
"Dengan adanya lapor yang dibuka oleh Mas Wapres, Sekarang orang tahu bahwa sebenarnya pemerintah selama ini sudah membuka lapor.co.id. Dan banyak laporan sekali yang masuk selama ini ke sana. Dan lebih dari 90% laporan yang valid, itu sudah diselesaikan oleh pemerintah," tutur Hasan.
Inisiatif Wapres Gibran
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa layanan Lapor Mas Wapres adalah gagasan asli dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau bentuknya ya dari Pak Wapres (idenya)," kata Prasetyo di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024).
Prasetyo menegaskan bahwa program ini tidak didasarkan pada instruksi khusus dari Presiden Prabowo Subianto, namun ia menilai layanan tersebut sebagai inisiatif yang positif.
"Kalau secara langsung (arahan) tidak ya, tapi bagi kami itu semangat yang baik," ujarnya.
Advertisement
Pemerintah Komitmen Dengarkan Aspirasi Warga
Mensesneg menambahkan bahwa sejak awal, pemerintah berkomitmen untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung, dan oleh karena itu, berbagai cara akan dijajaki, termasuk menerima pengaduan langsung dari warga.
"Pemerintahan ini ingin mendengarkan semua membuka sekat-sekat komunikasi pemerintah dengan masyarakat secara langsung, seluruh mekanisme kita coba jajaki melalui struktur kementerian kita mempererat komunikasi sebagaimana beliau sampaikan kita mesti meninggalkan hal-hal yang feodal dan birokratis itu," kata Prasetyo.
"Karena beban masalah masyarakat tidak direspons dengan cepat, saya kira semangatnya bagus sekali," ujarnya menambahkan.