Liputan6.com, Jakarta - Bisa dikatakan, eksim menjadi kondisi kulit kronis yang dapat mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Meskipun prevalensinya bisa dibilang tinggi, tapi banyak mitos seputar eksim yang masih beredar dan belum terbukti kebenarannya.
Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan penderitanya tidak mendapatkan informasi yang tepat maupun mencari pengobatan yang efektif. Oleh karenanya, jika Anda termasuk salah satu penderita eksim mungkin mendengar beberapa mitos yang akan kami sebutkan nanti.
Advertisement
Mengutip dari Glamour Magazine, Senin (18/11/2024), Dr. Donald Grant, GP and Senior Clinical Advisor di The Independent Pharmacy, akan menjelaskan seputar apa sebenarnya eksim itu, dan mitos-mitos yang perlu dikoreksi.
Apa Itu Eksim?
Eksim, yang juga dikenal sebagai "dermatitis atopik" adalah kondisi kulit umum yang tidak menular yang dapat menyebabkan kulit kering, gatal dan nyeri. Meskipun belum ada obat yang diketahui untuk eksim, kondisi ini dapat diobati agar terasa lebih nyaman. Hal ini tentunya demi kesehatan kulit yang lebih baik.
Maka dari itu, menurut Dr. Grant, penting bagi para penderita untuk memahami kebenaran di balik kondisi ini guna memastikan mereka mendapatkan bantuan, perawatan, dan saran yang tepat. Jadi di bawah ini ia menguraikan beberapa kesalahpahaman umum seputar eksim.
Mitos-mitos Seputar Eksim yang Beredar
1. Eksim hanya menyerang anak-anak
“Seperti yang disebutkan sebelumnya, eksim adalah kondisi kronis yang menyerang anak-anak dan orang dewasa," jelas Dr. Grant.
“Meskipun kondisi ini biasanya didiagnosis pada masa kanak-kanak, eksim dapat terjadi pada usia berapa pun. Eksim yang muncul pada orang dewasa cukup umum dan dapat disebabkan oleh paparan berbagai iritan atau perubahan hormon,” imbuhnya.
2. Eksim disebabkan oleh kebersihan yang buruk
“Berlawanan dengan kepercayaan umum, eksim tidak disebabkan oleh kebersihan yang buruk. Sebaliknya, berbagai faktor lain dapat memicu kondisi ini, termasuk stres, genetika, atau iritan (zat yang langsung merusak lapisan luar kulit) apa pun yang dapat bereaksi buruk pada kulit. Kurangnya mencuci dapat meningkatkan risiko tertular penyakit atau infeksi, tetapi tidak akan meningkatkan kemungkinan berkembangnya kondisi kronis, seperti eksim," kata Dr. Grant.
Faktanya, kebersihan yang berlebihan menyebabkan lonjakan kasus eksim selama karantina wilayah, saat mencuci tangan dan menggunakan antiseptik menjadi jauh lebih sering.
Menurut Skin Life Sciences Foundation, hampir empat dari lima (78%) orang dewasa melaporkan kambuhnya atau memburuknya kondisi kulit mereka akibat peningkatan kebersihan tangan.
Meski begitu, secara umum, sangat penting untuk menjaga tingkat kebersihan yang sehat guna menghindari memburuknya kondisi.
"Mencuci tangan secara teratur dapat menjaga kulit tetap terhidrasi, melindungi dari kulit kering dan gejala eksim lainnya," sambungnya.
Advertisement
3. Eksim akan hilang dengan sendirinya
“Seperti masalah kesehatan lainnya, eksim tidak boleh diabaikan begitu saja. Kondisi ini dapat menjadi jauh lebih buruk tanpa pengobatan atau perubahan gaya hidup," Dr. Grant memperingatkan.
“Pertama, dengan rusaknya lapisan pelindung alami kulit, bakteri dapat dengan cepat menyebabkan infeksi. Selain itu, mengabaikan eksim dapat berdampak drastis pada kualitas hidup seseorang – rasa gatal dapat memengaruhi kualitas tidur, yang menyebabkan kelelahan dan peningkatan tingkat stres,” katanya.
“Daripada mengabaikan kondisi kronis ini, saya sarankan untuk mencari pengobatan terbaik bagi Anda. Ada banyak produk yang tersedia, yang dirancang untuk meredakan rasa gatal dan memberikan sedikit kelegaan dari gejala yang sangat dibutuhkan," kata Dr. Grant.
4. Eksim hanyalah ‘kulit kering
“Meskipun eksim dapat menyebabkan kulit kering, tidaklah tepat untuk mencap kondisi tersebut sebagai ‘kulit kering’. Secara keseluruhan, eksim memiliki berbagai gejala seperti gatal, ruam, lepuh, dan perdarahan. Meskipun eksim dan kulit kering dapat kambuh karena pemicu yang berbeda, keduanya merupakan masalah yang berbeda," jelas Dr. Grant.
“Namun, kulit kering dapat memperburuk eksim, membuat kulit semakin gatal dan memperparah gejala lebih lanjut. Jika Anda tidak yakin apakah Anda mungkin menderita eksim atau kulit kering, sebaiknya Anda mencari saran lebih lanjut dari profesional medis yang berkualifikasi, seperti dokter umum Anda," sarannya.
5. Anda hanya boleh mengobati eksim saat kambuh
“Seperti halnya kondisi kronis lainnya, eksim harus terus diobati, tidak hanya saat kambuh, untuk menghindari gejala menjadi lebih parah. Meskipun kondisi kulit dapat menyebabkan ruam dan rasa gatal yang datang dan pergi, perawatan berkelanjutan dapat membantu meniadakan kekambuhan yang tidak diinginkan ini," kata Dr. Grant.
“Untuk melakukannya, mengidentifikasi dan menghindari pemicu potensial dapat bermanfaat. Baik itu sabun atau wewangian tertentu, membangun rutinitas perawatan kulit yang sehat dapat membantu mengatasi kondisi tersebut secara berkelanjutan. Dengan mengendalikan peradangan, orang dapat mengurangi kerusakan yang terjadi pada penghalang alami kulit mereka, menghindari kemungkinan jaringan parut atau penebalan kulit," tambahnya.
“Secara keseluruhan, menjaga rutinitas perawatan kulit yang sehat saat menderita eksim sangatlah penting. Selain itu, memahami kondisi tersebut secara menyeluruh adalah kunci untuk menemukan pemicu potensial dan mampu mengidentifikasi pilihan perawatan terbaik,” simpulnya.
Advertisement