Kapan Peringatan Hari Guru, Berikut Sejarah dan Cara Merayakannya

Hari Guru Nasional akan segera digelar dalam beberapa hari lagi. Berikut ini adalh sejarah hingga cara merayakan Hari Guru Nasional.

oleh Natasa Kumalasah Putri diperbarui 20 Nov 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi kata-kata ucapan, hari guru nasional 2020. (Photo by Stefan Meller on Pixabay)

Liputan6.com, Bandung - Guru merupakan sosok yang penting bagi banyak orang karena memiliki peran yang besar untuk membentuk karakter, memberikan ilmu pengetahuan, hingga memastikan generasi di masa depan tetap cemerlang.

Selain itu, seorang guru tidak hanya mengajarkan pelajaran formal di sebuah kelas tetapi juga memberikan nilai moral hingga etika yang baik untuk kehidupan seseorang. Melalui perannya tersebut seorang guru sering kali disebut sebagai sosok pahlawan tanpa tanda jasa.

Dedikasi guru untuk mencerdaskan bangsa dan masa depan menjadi alasan sosoknya penting untuk sebuah negara. Guru juga sering kali menghadapi banyak tantangan meski fasilitas yang mereka miliki mungkin terbatas.

Adapun di Indonesia peran seorang guru sering kali dihormati dan didedikasikan dengan perayaan Hari Guru. Perayaan tersebut biasanya digelar pada tanggal 25 November yang memiliki asal usul yang cukup bersejarah terkait peran guru.

Pada tahun ini peringatan Hari Guru Nasional (HGN) diperingati dengan tema bertajuk “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema tersebut dipilih berdasarkan Kemendikbud dan tercantum melalui Surat Pedoman Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2024.

Sebagai informasi, peringatan Hari Guru di Indonesia memiliki peran yang penting untuk memberikan apresiasi terhadap peran guru yang telah mendampingi dan membina generasi muda di Indonesia.

Melalui jasanya tersebut banyak generasi muda mendapatkan ilmu dan pengajaran hidup yang baik serta berharga. Sehingga, Indonesia di masa depan diharapkan bisa menjadi bangsa yang lebih kuat.


Sejarah Hari Guru Nasional

Mendikbud Nadiem Makarim mempimpin upacara peringatan HUT PGRI ke-74 dan Hari Guru Nasional 2019, Senin (25/11/2019). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi)

Melansir dari situs resmi Kemdikbudristek Hari Guru Nasional bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) pada tanggal 25 November 1945. Sebelum berubah menjadi PGRI ternyata organisasi ini mempunyai nama lain.

Diketahui saat itu tahun 1912 PGRI mempunyai nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Organisasi tersebut berdiri sebagai tempat untuk semua kepala sekolah, guru desa, guru bantu, dan perangkat sekolah lainnya.

Namun, PGHB dinilai kurang efektif dalam menyetarakan hak para anggotanya dan terbagi menjadi dua. Di antaranya menjadi Persatuan Guru Bantu (PGB) dan Perserikatan Guru Desa (PGD).

Kemudian pada 1932 organisasi PGHB kemudian mengganti namanya menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Awalnya, pergantian nama tersebut mendapatkan kritik dari Belanda karena adanya kata Indonesia dalam nama organisasi tersebut.

Meski mendapatkan kritik nama PGI tetap dipertahankan hingga masa penjajahan Belanda selesai. Namun, ketika masa kedudukan Jepang ternyata PGI dilarang untuk melakukan segala aktivitasnya.

Saat itu, tidak boleh ada aktivitas keogranisasian bahkan tidak boleh adanya aktivitas pendidikan. Sehingga, saat kedudukan Jepang seluruh sekolah tidak diizinkan untuk menjalankan operasi.

Akhirnya, ketika Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 segala larangan tersebut berhenti dan mulai bangkit untuk melakukan aktivitas pendidikan. Adapun pada 24 hingga 25 November 1945 saat itu digelar Kongres Guru Indonesia.

Kongres Guru Indonesia tersebut dipimpin para tokoh pendidik mulai dari Amin Singgih hingga Rh. Koesnan. Acara tersebut juga digelar di Sekolah Guru Puteri di Surakarta, Jawa Tengah.

Melalui pelaksanaan Kongres tersebut menghasilkan keputusan penghapusan segala aspek perbedaan dalam semua organisasi dan kelompok guru. Kemudian dari kongres tersebut lahir Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang dibentuk pada 25 November 1945.

Organisasi ini dibentuk dengan tujuan untuk menyatukan seluruh tenaga pendidik yang ada di Indonesia. Serta sebagai bentuk perjuangan guru terhadap pendidikan serta kemerdekaan di tanah air.


Cara Merayakan Hari Guru

Ilustrasi guru, mengajar, anak sekolah. (Photo by Husniati Salma on Unsplash)

Berikut ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Guru Nasional dengan meriah dan bermakna:

1. Memberikan apresiasi langsung

Cara pertama tentunya dengan memberikan apresiasi secara langsung kepada sosok guru yang telah mendedikasikan hidupnya kepada siswa. Apresiasi tersebut bisa dilakukan dengan mengucapkan terima kasih secara langsung atau memberikan puisi bermakna.

Meskipun sederhana, kata-kata yang diberikan kepada guru bisa menjadi bentuk penghormatan yang menyentuh hati para guru. Bahkan guru juga bisa semakin bersemangat terutama dalam mendidik.

2. Menggelar Acara

Tidak sedikit sejumlah sekolah menggelar acara spesial dalam menyambut Hari Guru. Biasanya acara tersebut bisa berupa pertunjukan seni dari masing-masing siswa atau bahkan kegiatan lomba menyenangkan.

Pihak sekolah juga bisa menggelar bazar kecil-kecilan yang penghasilannya bisa disumbangkan untuk kebutuhan sekolah atau guru. Kemudian untuk acara kecil seperti kelas bisa membuat acara pembacaan puisi bermakna dengan tema guru.


Selanjutnya

kata-kata untuk hari guru ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion

3. Apresiasi Online

Pada era modern seperti saat ini merayakan Hari Guru bisa juga dilakukan dengan melakukan perayaan secara online. Misalnya memanfaatkan media sosial untuk mengunggah kata-kata bermakna atau ucapan terima kasih untuk guru.

Selain itu, Hari Guru juga biasanya memiliki proyek media sosial menarik dengan hastag khusus misalnya #HariGuruNasional atau hastag lainnya untuk mengapresiasi peran guru di Indonesia.

4. Melaksanakan Kegiatan Sosial

Merayakan Hari Guru Nasional juga bisa dilakukan dengan melaksanakan kegiatan sosial yang bermanfaat. Misalnya kegiatan bakti sosial untuk aktivitas yang bermanfaat di lingkungan sekolah seperti membersihkan lingkungan.

Kemudian juga bisa menggelar donasi yang dikumpulkan oleh siswa untuk disumbangkan kepada yayasan pendidikan atau bahkan diberikan kepada guru yang tengah membutuhkan bantuan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya