Kembalikan Kejayaan Jeruk Garut, Ini Upaya yang Dilakukan Mahasiswa Uniga

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi petani muda yang inovatif, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 20 Nov 2024, 10:00 WIB
Mahasiswa pertanian Universitas Garut (Uniga) tengah melakukan praktek lapangan transformasi teknologi melalui pola okulasi tanaman bibit unggul jeruk Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Sempat berjaya di era medio 1980 hingga 1990-an, pamor jeruk Garut asal Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah lama menghilang di pasaran. Kini di tangan mahasiswa pertanian Universitas Garut (Uniga) asa itu kembali tumbuh. Menggunakan praktek lapangan sebagai sarana transformasi teknologi, puluhan mahasiswa Uniga berupaya kembali membumikan pamor jeruk Garut dengan pola okulasi tanaman bibit unggul jeruk Garut.

Ketua BEM Fakultas Pertanian (Faperta) Uniga Pandi Irawan, mengatakan, pelaksanaan praktek lapangan teknik okulasi atau tempel mata tunas pada bibit jeruk Garut, dinilai efektif dalam memperbanyak bibit unggul jeruk Garut. “Kegiatan ini dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara teori yang dipelajari di ruang kelas dengan praktik nyata di lapangan,” ujar dia, di UPTD Balai Benih Tanaman Hortikultura Cisurupan, Garut, beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, teknik okulasi merupakan metode perbanyakan tanaman secara vegetatif, dipilih karena menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bibit jeruk unggulan khas Garut. Menurutnya, penerapan teknologi okulasi tanaman di lapangan dinilai cukup efektif memberikan pengalaman baru bagi mahasiswa dalam meningkatkan kompetensi mereka. “Kegiatan ini menjadi salah satu langkah kami untuk mempersiapkan generasi muda yang siap terjun ke dunia pertanian modern,” ujar dia.

Tidak hanya dosen kampus, para anggota BEM Faperta Uniga itu mendapat bimbingan langsung dari para ahli botani Dinas Pertanian Kabupaten Garut, mengenai teknologi okulasi. Mereka memberikan bimbingan teknis okulasi mulai pemilihan mata tunas berkualitas, teknik pemotongan yang tepat, hingga langkah-langkah menempelkan mata tunas pada batang bawah. “Kami ingin bagaimana ilmu yang mereka miliki bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya petani lokal di Garut,” ujar dia.  

Terakhir, kegiatan praktik lapangan itu, merupakan bentuk nyata kolaburasi perguruan tinggi dan pemerintah daerah untuk menciptakan inovasi sektor pertanian. “Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi petani muda yang inovatif, kompeten, dan siap menghadapi tantangan masa depan," ujar dia.

Saat ini Fakultas Pertanian Uniga, memiliki berbagai jurusan mulai Agrobisnis, Agroteknologi, Peternakan, Ilmu dan Teknologi Pangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya