Tinjau Posko Pengungsian Erupsi Lewotobi, Kapolri Pastikan Pelayanan dan Kebutuhan Warga

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau posko pengungsian bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (18/11/2024).

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 18 Nov 2024, 23:00 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau posko pengungsian bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (18/11/2024). (Foto: Humas Polri)

Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meninjau posko pengungsian bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (18/11/2024).

Dalam kunjungannya ke posko pengungsian, Listyo memastikan bahwa masyarakat telah mendapatkan pelayanan dan kebutuhan yang disalurkan oleh pemerintah terkait dengan penanganan bencana alam tersebut.

"Hari ini kami datang mengunjungi beberapa pos untuk memastikan terkait dengan kepastian pelayanan dari pemerintah khususnya terkait dengan masalah makanan, terkait dengan masalah kebutuhan air, dan kebutuhan kesehatan," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam keterangan tertulis, Senin (18/11/2024).

"Jadi kita cek, makan di beberapa tempat sehari tiga kali, kemudian mandi juga sudah bisa dua kali. Kemudian untuk layanan kesehatan di masing-masing pos sudah ada," sambungnya.

Adapun kebutuhan lainnya, kata Listyo, Polri bersinergi dengan seluruh stakeholder terkait telah menyiapkan program trauma healing untuk para masyarakat yang terkena dampak bencana alam.

"Kemudian juga ada kegiatan trauma healing, dan juga sementara pembelajaran walaupun sifatnya belum normal seperti biasa. Namun, rata-rata semua itu bisa dilaksanakan," ujar Sigit.

Selain itu, Listyo mengaku sudah menampung aspirasi masyarakat terkait program relokasi. Menurut dia, para warga setuju untuk dipindahkan karena faktor keselamatan.

"Sebagian besar menginginkan relokasi. Namun demikian juga menginginkan agar tempat relokasinya tidak jauh dari kebun, tempat ternak, atau tempat biasa mereka menanam," ungkap Sigit.

"Sehingga kemudian semuanya bisa berjalan dengan baik. Tentunya ini menjadi tugas kita, Bu Bupati, untuk membantu mempercepat proses pencarian tanah," imbuh dia.

Demi masyarakat bisa kembali beraktivitas normal, Listyo juga memastikan pemerintah akan segera melakukan pembangunan. Terkait hal ini, Sigit menyebut, pihak terkait akan terus melakukan evaluasi guna meningkatkan persiapan ketika menghadapi bencana alam.

"Tentunya setiap saat akan dilaksanakan evaluasi, pengecekan, kemudian seluruh rangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk menghadapi rangkaian tanggap darurat sampai dengan di lokasi," tandas Listyo.

 


Mensos: Jumlah Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Dinamis

Satu posko tambahan yang dibangun pemerintah daerah pasca membeludaknya warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Liputan6.com/Ola Keda) 

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menyebut, jumlah pengungsi akibat bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) dinamis. Kata dia, jumlahnya kerap berubah.

"Kemarin 13.000, sekarang 12 ribu sekian, masih dinamis. Ketika kedaruratan selesai, banyak di antara mereka yang pulang ke rumah dan menginap di rumah kerabat,” ujar Saifullah Yusuf saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (16/11/2024).

Pria yang kerap disapa Gus Ipul ini menyebut, kondisi dan situasi pengungsi juga mulai membaik. "Ya sudah membaik, Wapres juga sudah berkunjung ke sana," ucap Gus Ipul.

Dia memastikan, Kementerian Sosial (Kemensos) terus membantu penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, mulai dari penyediaan bantuan logistik hingga rehabilitasi pascabencana.

“Membantu pengadaan shelter dan logistik. Shelter itu tempat pengungsian serta segenap sarana dan prasarananya seperti toilet portabel dan tandon air, dapur umum, selimut, makanan siap saji, pakaian untuk anak, hingga kebutuhan ibu," ucap Gus Ipul.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur ini menambahkan, Kemensos memiliki lumbung-lumbung sosial yang ditempatkan di titik titik wilayah rawan bencana. Sehinggga, ketika ada bencana maka bisa cepat diterima warga yang terkena dampaknya.

"Bisa antara setengah jam hingga 2 jam. Tergantung medan. Yang sulit sampai 5 jam," kata Gus Ipul.

Infografis Korban dan Dampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya