Liputan6.com, Cilacap - Syafaat Rasulullah SAW ialah pertolongan atau bantuan dari Rasulullah SAW kepada seseorang muslim yang memerlukan pertolongan. Di hari kiamat, semua umat Rasulullah SAW sangat membutuhkan pertolongannya.
Syafaat Rasulullah SAW sangat dibutuhkan tatkala manusia mengalami kondisi yang sangat mencekam di hari akhir itu. Sungguh sangat beruntung bagi yang mendapatkannya.
Namun sungguh sangat merugi orang yang tidak mendapatkan syafaat Rasulullah SAW. Sebab salah satu tiket menuju surga ialah mendapatkan syafaatnya.
Baca Juga
Advertisement
Setidaknya ada 3 penyebab seorang muslim nanti tidak akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari kiamat. Berikut ini ulasannya.
Simak Video Pilihan Ini:
Syirik Penyebab Muslim Tak Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat
Mengutip Republika, seorang Muslim pada dasarnya bisa memperoleh syafaat pada hari kiamat nanti. Namun, sedikitnya ada tiga faktor yang membuatnya terhalang dalam mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Faktor pertama adalah ketika seorang Muslim terjebak pada kesyirikan atau melakukan perbuatan yang menyekutukan Allah SWT. Perbuatan ini menjadi halangan untuk memperoleh syafaat.
Dalam Alquran, Allah SWT menegaskan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni. Sedangkan salah satu syarat mendapatkan syafaat adalah diampuni dosa-dosanya. Allah SWT berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." (QS An-Nisa: 48).
Advertisement
Pemimpin Tak Adil dan Menyangkal Adanya Syafaat
Faktor kedua terhalangnya syafaat kepada seorang hamba pada hari kiamat, yaitu karena saat menjadi pemimpin tidak bersikap adil kepada rakyatnya, dan bersikap berlebih-lebihan dalam beragama.
Dalam hadits Abu Umamah disebutkan, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa ada dua macam umatnya yang tidak akan mendapatkan syafaat darinya.
عن أبي أمامة رضي الله عنه قال: قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم-: صنفان من أمتي لن تنالهما شفاعتي: إمام ظلوم، وكل غالٍ مارق
"(Yaitu) pemimpin yang zalim, dan orang yang bersikap berlebih-lebihan (dalam beragama)." (HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir. Al-Haitsami menyebut perawinya tsiqah)
Prinsip dasar seorang pemimpin adalah menjaga hak-hak rakyatnya. Sebab pemimpin merupakan penerus untuk menegakkan hukum Allah SWT dalam berbagai bentuk misalnya melalui peraturan perundang-undangan.
Hadits Abu Hurairah menyebutkan, bahwa pemimpin yang adil itu termasuk tujuh orang yang akan diberikan keteduhan pada Hari Kiamat kelak. Rasulullah SAW bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه، أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: سبعة يظلهم الله يوم القيامة في ظلّه، يوم لا ظلّ إلا ظله: إمام عادل
"Tujuh orang akan dinaungi Allah SWT pada Hari Kiamat di bawah bayang-bayang-Nya, (sebab) pada hari itu tidak ada bayangan kecuali bayangan-Nya, yaitu (pertama) pemimpin yang adil.." (HR Bukhari)
Faktor ketiga adalah menyangkal kebenaran syafaat. Hadits riwayat Anas bin Malik menyebutkan, siapa yang menyangkal syafaat maka dia tidak mendapatkan bagian dari syafaat.
عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال: من كذّب بالشفاعة فليس له فيها نصيب
Sanad hadits ini disahihkan al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Fath Baari.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul