Luncurkan GLHS, Prof Deby Vinski Kenalkan Teknologi Digital Twins yang Bantu Perawatan Medis Lebih Personal

Teknologi memungkinkan dokter dan pasien terhubung kapan pun meski terpisah jarak dan waktu serta perawatan medis yang lebih personal.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 19 Nov 2024, 07:00 WIB
Peluncuran platform Global Leader Health Summit (GLHS) pada Rabu (13/11) di Vinski Tower, Jakarta. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Usai menggelar kongres pengobatan preventif, regeneratif, dan anti-aging bersama para dokter dunia yang tergabung dalam Dewan Dunia untuk Pengobatan Preventif, Regeneratif, dan Anti-Penuaan (WOCPM) di Bali pada awal November 2024, Presiden WOCPM Prof dr Deby Vinski kembali meluncurkan kolaborasi internasional. 

Dihadiri para pakar kesehatan internasional, Prof Deby Vinski dan rekan sejawatnya meluncurkan platform inovatif Global Leader Health Summit (GLHS) pada Rabu (13/11). Platform inovatif itu disebut merevolusi pendekatan terhadap penuaan sehat dan vitalitas. 

Dalam kesempatan tersebut, Prof Deby bersama Dr Matt Riemann dari Precision Health Alliance memperkenalkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang berkonsep Digital Twins yang mendukung platform GLHS.

Digital Twin merupakan replika virtual atau "versi digital" dari individu yang dilengkapi dengan pengetahuan sesuai yang dimiliki oleh individu yang asli. Teknologi ini memungkinkan dokter dan pasien terhubung kapan pun meski terpisah jarak dan waktu.

Di Indonesia, Prof Deby Vinski menjadi tenaga medis pertama yang memiliki kembaran digital. Versi digital ahli anti-aging itu diberi nama Digital Deby. Tak hanya memiliki penampilan serupa, Digital Deby pun memiliki wawasan dan pengetahuan yang sama dengan Prof Deby Vinski sehingga mampu menjawab pertanyaan atau berdiskusi dengan pasien.

"Tadi saya kaget juga, ketika ditanya dia bisa menjawab semua pertanyaan tentang enzim-enzim dengan detail lebih baik," ujar Prof Deby usai peluncuran GLHS di Ivek Vinksi Ballroom--Vinski Tower, Jakarta, 

 

 


Tidak Menggantikan Peran Dokter

Meski demikian, Prof Deby memastikan bahwa Digital Twin bukanlah pengganti peran dokter, melainkan alat pendukung yang memperkuat hubungan antara pasien dan tenaga medis. Prof. Deby menekankan pentingnya peran dokter dalam pengambilan keputusan akhir.

"AI ini membantu kami menghemat waktu untuk analisis awal, sehingga dokter bisa lebih fokus pada konsultasi mendalam. Namun, keputusan akhir tetap ada di tangan kami, para dokter," ujar Prof. Deby.

Ia menambahkan bahwa teknologi ini juga mampu melakukan anamnesis awal melalui telemedicine, memungkinkan pasien untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka kapan saja.

 


Memonitor Kesehatan Pasien dengan Lebih Personal

Lebih jauh, dr Matt Riemann dari Precision Health Alliance yang merancang teknologi tersebut mengatakan, Digital Twin tak hanya meniru keahlian dan pengalaman tenaga medis, melainkan juga membuka peluang untuk memonitor kesehatan pasien melalui perangkat sederhana seperti ponsel.

"Pemindaian ini memahami apa yang terjadi di dalam tubuh tanpa perlu tes darah atau genetik. Data ini kemudian dianalisis untuk menghasilkan diagnosis awal atau bahkan simulasi pengobatan terbaik bagi pasien," Matt Riemann menjelaskan.

Teknologi Digital Twin membawa konsep hyper-personalized medicine ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan data unik setiap individu, seperti usia, jenis kelamin, BMI, hingga kondisi kesehatan spesifik, teknologi ini memberikan rekomendasi yang sangat personal.

"Bahkan jika tiga pasien memiliki kondisi yang sama seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, rekomendasi pengobatan mereka tetap berbeda. Sistem AI kami mempertimbangkan kebutuhan unik setiap individu," ungkap Dr. Riemann.

Teknologi Digital Twin didukung oleh riset selama 20 tahun dan mencakup pemanfaatan bukti ilmiah terkini.

Oleh karena itu, teknologi ini juga mendukung simulasi terapi dalam lingkungan yang aman, membuka peluang baru untuk pengembangan uji klinis yang lebih efisien.

 


Komitmen Bersama Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Dalam acara yang dihadiri oleh tokoh-tokoh bidang kesehatan seperti Dr. Eugene Durenard dari Swiss Stem Cell Biotech dan Prof. Carlos Galante dari EFHRE International University, peluncuran ini juga menandai dimulainya kolaborasi global melalui Global Health Leaders Summit (GHLS). GHLS berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup melalui layanan konsultasi medis, kelas master, dan sertifikasi internasional yang melibatkan universitas-universitas global.

Dengan adanya GHLS Royal Club yang dipimpin Prof. Deby, komunitas ini menghubungkan dokter, akademisi, dan tokoh internasional untuk berbagi pengetahuan dan inovasi.

Acara puncak ini ditutup dengan penganugerahan Ambassador GHLS kepada Dr. Natasha Vinski oleh Prof. Jaime Rodriguez, menandai dimulainya era baru dalam pengobatan preventif dan regeneratif.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya