Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penerbit kripto stablecoin yang berkantor pusat di Belanda, Quantoz Payments mengumumkan bahwa pihaknya akan mulai menerbitkan stablecoin USDQ dan EURQ, yang dirancang sesuai dengan kebijakan Uni Eropa (UE).
Mengutip News.bitcoin.com, Selasa (19/11/2024) Stablecoin tersebut akan digunakan untuk memfasilitasi transfer dan pembayaran Dolar AS dan Euro di pasar sekunder serta transfer lintas aset digital dan bursa kripto.
Advertisement
USDQ dan EURQ akan resmi dibuka untuk perdagangan di Eropa pada hari Kamis, 21 November mendatang di bursa Bitfinex dan Kraken.
“Peraturan MiCA membawa tingkat kepercayaan baru ke pasar aset digital, tidak terkecuali melalui persyaratan kehati-hatiannya pada penerbit Stablecoin,” kata Arnoud Star Busmann, CEO Quantoz Payments.
Sebagai informasi, Peraturan Pasar Aset Kripto (MiCA) adalah bagian dari undang-undang di Uni Eropa (UE) yang bertujuan untuk membangun kerangka regulasi yang komprehensif untuk pasar kripto.
Peraturan ini bertujuan untuk memastikan perlindungan konsumen, integritas pasar, dan stabilitas keuangan dalam sektor kripto.
Quantoz sendiri memegang lisensi Lembaga Uang Elektronik (EMI) yang didukung oleh Bank Sentral Belanda dengan USDQ dan EURQ yang diterbitkan sebagai Token Uang Elektronik (EMT) di Ethereum.
Seiring dunia pembayaran menjadi lebih digital, memiliki stablecoin yang teregulasi dengan baik, transparan, dan didukung penuh sangat penting untuk memungkinkan transsi yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih aman.
Quantoz menerima investasi dari sekelompok investor termasuk Fabric Ventures, Kraken, dan Tether, dengan Tether kemungkinan melihat ini sebagai langkah strategis, jika tidak menerima lisensi MiCA untuk USDT.
“Dukungan kami untuk Quantoz menyoroti komitmen Tether untuk mengembangkan solusi inovatif dan teregulasi dalam lanskap aset digital,” ujar CEO Tether, Paolo Ardoino.
Seluruh jumlah EURQ dan USDQ yang beredar didukung 1 banding 1 oleh instrumen keuangan yang sangat likuid seperti obligasi pemerintah dan cadangan fiat.
Berdasarkan regulasi MiCA, Quantoz akan menyimpan 2% stablecoin di neracanya selain menyimpan 100% cadangan untuk sepenuhnya mendukung semua aset yang beredar.
Pasokan Stablecoin Meningkat Berkat Momentum Pilpres AS 2024
Uang mengalir deras ke pasar kripto sejak pemilihan umum Amerika Serikat (AS), salah satunya pada pasokan kripto Stablecoin.
Melansir Coindesk, Kamis (14/11/2024) data dari TradingView menunjukkan, dua stablecoin teratas, USDT (USDT) milik Tether dan USDC (USDC) milik Circle, bersama-sama tumbuh lebih dari USD 5 miliar (Rp.78,7 triliun) selama sepekan sejak 5 November 2024.
Token USDT yang beredar meningkat sebesar USD 3,8 miliar (Rp.59,8 triliun) selama sepekan terakhir ke rekor baru senilai USD 124 miliar (Rp 1,9 kuadriliun), menurut TradingView. Sementara itu, pasokan USDC tumbuh USD 1,6 miliar menjadi hampir USD 37 miliar (Rp 582,7 triliun).
Perluasan pasokan stablecoin merupakan hal yang menguntungkan bagi aset digital, yang menunjukkan arus masuk modal ke ekosistem kripto.Stablecoin memiliki harga yang terikat pada aset eksternal, terutama pada dolar AS.
Stablecoin juga merupakan sumber likuiditas yang populer untuk perdagangan kripto, yang berfungsi sebagai "bubuk kering" untuk membeli aset di bursa.
"Ada banyak minat yang terpinggirkan dari ritel dan institusi menjelang pemilihan," kata David Shuttleworth, mitra di Anagram, dalam sebuah pesan di platform Telegram.
"Begitu hasilnya keluar, likuiditas dan tekanan sisi beli mulai menumpuk,” bebernya.
Satu metrik yang menggarisbawahi perilaku ini adalah saldo Stablecoin berbasis Ethereum di bursa. Dilaporkan, jumlah Stablecoin di bursa terus menurun menjelang Pilpres AS. Hal ini karena investor mengambil pendekatan tunggu dan lihat", menurut Shuttleworth.
Advertisement
Lonjakan Stablecoin
Kemudian, setelah Pilpres AS, saldo Stablecoin melonjak ke level tertinggi tahunan sebesar USD 41 miliar (Rp.645,7 triliun) dari sekitar USD 36 miliar pada awal November, menurut data on-chain Nansen, karena investor menyetorkan Stablecoin untuk memenuhi permintaan yang terpendam.
Pasokan USDC di jaringan Solana (SOL) tumbuh 14% selama sepekan terakhir menjadi hampir USD 2,9 miliar (Rp.45,6 triliun), menurut data DefiLlama.
Adapun pasokan USDT di blockchain TON (TON) yang juga mencapai rekor baru sebesar USD 1,1 miliar (Rp.17,3 triliun), naik 10% selama periode yang sama saat pengguna terus bereksperimen dengan ekosistem yang sedang berkembang yang berpusat di sekitar aplikasi perpesanan Telegram.