Liputan6.com, Jakarta - Media sosial tengah ramai dengan aturan bagasi baru yang telah ditetapkan Lion Group. Bagi penumpang yang biasa membawa bagasi berupa kardus akan ada biaya tambahan atau diharuskan memakai jasa Lion Parcel dengan alasan keamanan dan kenyamanan.
"Buat yang mau flight sama Lion Group hati-hati sama bagasi, karena per 1 Desember 2024 akan ada peraturan baru. Bagasi kardus dan karung bisa kena biaya tambahan atau pakai jasa Lion Parcel," tulis akun Instagram Evan Travel Guide @evantravelguide.id pada 17 November 2024.
Advertisement
Tim Lifestyle Liputan6.com menghubungi Coorporate Communication Lion Group, Danang Mandala Prihantoro yang membenarkan aturan baru tersebut. Ia mengungkapkan pihaknya telah merilis kebijakan baru mengenai ketentuan ukuran dan jenis bagasi yang dapat dibawa secara gratis atau Free Baggage Allowance (FBA).
Dalam aturan tertulis bahwa penumpang harus memperhatikan ukuran, bentuk, dan berat bagasi agar tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, yaitu maksimal dimensi 35 x 35 x 30 cm. Maskapai tersebut menyebutkan beberapa kategori bagasi yang tidak termasuk dalam FBA, jika melebihi ukuran. Antara lain bagasi berbentuk kardus, styrofoam, palet kayu, dan berbentuk karung dengan berat lebih dari 10 kg.
Apabila bagasi penumpang masuk dalam salah satu kategori di atas dan melebihi ukuran atau berat ketentuan, mulai 1 Desember 2024 diberlakukan tarif bagasi tambahan atau Excess Baggage Ticket (EBT) saat melapor ke petugas check in. "Dengan minimal pembayaran 5 kg atau dapat memilih opsi pengiriman barang melalui jasa kargo sebelum hari H jadwal keberangkatan penerbangan," terang Danang dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/11/2024).
Alasan Terkait Keselamatan Bagasi
Dalam keterangannya, Lion Group ingin menjaga stabilitas barang di ruang bagasi pesawat. Disebutkan bahwa jenis bagasi seperti kardus, styrofoam, palet kayu, dan karung berpotensi lebih tinggi untuk rusak atau bocor selama penanganan, sehingga berpotensi risiko kerusakan pada barang bawaan lain atau kebersihan ruang bagasi.
Dengan aturan ini, diharapkan setiap barang diatur secara lebih aman dan rapi, meminimalkan risiko kerusakan dan memastikan keselamatan semua barang penumpang. Ukuran dan jenis bagasi yang seragam akan membantu memudahkan penumpang dan staf dalam proses pengecekan dan pengaturan bagasi.
Ketentuan ini juga menghindarkan penumpang dari ketidaknyamanan akibat penanganan bagasi yang lebih lama dan memastikan jadwal penerbangan tetap tepat waktu. Dengan begitu, penumpang bisa menikmati perjalanan yang lancar tanpa kendala terkait bagasi.
Lebih lanjut, Danang menyebut bahwa setiap pesawat memiliki kapasitas bagasi yang terbatas. "Ketentuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua penumpang mendapatkan hak yang sama dalam membawa barang mereka," katanya.
Advertisement
Alternatif Pengiriman Barang
Dengan aturan baru, penumpang akan mengirimkan barang melalui kargo yang memungkinkan penumpang membawa barang dengan dimensi atau berat yang lebih besar tanpa batasan seperti pada bagasi biasa. Barang tersebut juga ditangani dengan prosedur khusus dari segi keamanannya.
Penumpang bahkan dapat mengirim barang lebih awal tanpa perlu membawa dan mengatur barang berat atau besar selama proses check-in, sehingga perjalanan lebih ringan dan nyaman. Selain itu, jasa kargo menawarkan fleksibilitas lebih, termasuk layanan pengantaran sampai tujuan tertentu, yang dapat memudahkan penerimaan barang sesuai kebutuhan.
Namun tanggapan yang muncul setelah kabar tersebut tentu sangat beragam. Ada yang protes dan merasa bahwa aturan dimaksudkan agar penumpang memakai jasa kirim dari perusahaan maskapai.
"Setelah kmrn kardus dipaksa harus di wrapping, skrg dipaksa kirim melalui lionparcel, memang excellent service nya luar biasa si Lie On Air ini. Gak usahkan kardus, koper saja bisa kebobolan. Kardus mah isinya gak berharga. Males petugas ground bongkarin kardus 🤣," tulis seorang warganet.
Pro Kontra Bagi Penumpang
Warganet lain ada pula yang setuju bahwa aturan baru juga menguntungkan kedua belah pihak baik maskapai dan penumpang pesawat. "Bagus , semoga diikuti aemua maskapai lain. biar penumpang makin civilized ga terlalu kampung2 amat seperti di bus AKAP. Kalau di luar negeri penumpang bandara dan barang bawaan lebih civilized, kalau utk barang besar ya kirim aja, krn pesawat penumpang komersial harus dibedakan dgn ekspedisi kargo," tulis yang lain.
"Ntar kalo banyak yg komplain paling ga jadi diterapkan apa lagi flight dari daerah 😂😂 bisa gelut di counter check in 🥲😅," komentar warganet lain. "Kalo isinya pempek kardus bole gak ya," tanya warganet.
"Sisi positifnya kalo bener, pake lion parcel lebih murah drpd kena charge bandara," sambung warganet. "Hmm ada 2 opini, mungkin ya: 1. Untuk menekan biaya avtur, 2. Mungkin bisa share quota penerbangan sipil dengan lion parcel (cargo) sekalian terbang. Intinya dibuat kebijakan ngirit cost. *IMHO," tukas yang lain.
Advertisement